Ventilasi udara bahkan masih bersih tanpa noda debu dan juga tidak tersumbat, udara lancar masuk memberi hawa segar dan aroma tanah yang baru saja menyambut hujan. Sayangnya, lima pemuda dengan baju agak compang-camping sedang panas-panasnya, menepis hawa segar hingga menjadi mendung menghantar kemarahan atas hadirnya petir menggelegar.
"Cah edan, lah kok enak banget tiba-tiba ngaku jadi keluarga kita!" si cucu sulung keluarga Padmarini ngamuk di pagi hari, ya salahkan hadirnya sosok anak perempuan berkulit putih yang menyanggul tas selempang miring di depan pelataran rumah utama. "Emak kau sudah putus hubungan dengan keluarga Padmarini, dan kami gak menerima pengemis modelan kau ini"
Padahal baru kemarin rumah utama itu ramai atas tingkah anak perempuan satu-satunya di keluarga Padmarini (Dahee) sekarang muncul lagi spesies barunya yang sama bebal. "Ya gak mau tau, pokoknya aku bagian dari keluarga ini kok" tangan si Heeseung gatel mau tampar, tapi kan gak lucu kalau dia main kekerasan ke cewek, sebagai peralihan dia jadi garuk-garuk telapak tangannya atau kalau gak gitu malah meremat daun-daun dari tanaman hias neneknya.
"Heeseung, lo jangan cari mati lah setan. Itu bunga nenek yang paling mahal" Heeseung liat ke arah tangannya, lalu nyengir aja ke Beomgyu, "Lupa Gyu, emang ini berapa harganya?" nadanya agak lemah sih ya, mungkin Heeseung mau minta maaf dengan membelikan tanaman hias sama yang baru buat neneknya. "Itu nenek belinya waktu harga 40 jutaan cuy!" muka cengar-cengir Heeseung menghilang, alah mana ada tabungannya nyampai segitu, dia cuma di jatah satu juta perbulan sama ayahnya.
"Anj… mana ada taneman bolong-bolong gini harganya mahal!" masih gak percaya dia, bibirnya manyun nuduh si Beomgyu cuma nakutin aja. "PERGI GAK LO!" baru aja Beomgyu mau nunjukin harga tuh taneman dari hp nya ke Heeseung, malah kaget sama teriakan si Yuma yang entah sejak kapan ikut nimbruk ngusir tuh anak cewek. "Yuma nih, kalau tereak bilang dulu napa!" Heeseung ngelus pelan dadanya, dadanya sendiri loh ya, bukan dada Beomgyu apalagi dada si Koga, bisa kena bogem dia.
"Kenapa pula kita suruh jaga rumah utama tanpa tetua sama sekali sih, kalo kayak gini kan repot jadinya!" Heeseung ngeluh, tuh gadis yang tadi maksa masuk gerbang dan ingin dianggep cucu Padmarini malah nangis sesenggukan. "Ini kesannya kek keluarga kita serba salah lah, seolah kita nyiksa tuh anak!" Beomgyu juga kesel sih, dia ngambil ponselnya yang masih tak berdaya di atas pelataran, lalu nyari nomor ayahnya buat bicara masalah ini.
"Mending dia seret keluar aja dah bang Koga, terus kunciin nunggu ayah ke sini!" kata si Beomgyu. Yuma gak nunggu pergerakan Koga, malah udah nyeret tuh gadis agak kesusahan soalnya kakinya nahan tarikan si Yuma. "Cuy bantuin lah, ini gede juga tenaganya!" Yuma teriak-teriak. Juju yang tadi cuman liatin dari pinggiran kolam pun berdiri, ikut nyeret tuh orang keluar dari gerbang rumah utama mereka.
Lumayan lama akhirnya mereka bisa ngunci tuh anak di luar gerbang, keringat Juju sama Yuma deras sampai usap pada baju Nicholas beralasan capek pengen nyender, "Lah monyet~ kalian usap keringet!" muka Nicho langsung memerah, jiwa ingin membanting manusia menguar sampai si Juju sama Yuma kabur.
"BUKAIN GERBANGNYA!" beralih pada seonggok manusia di depan gerbang, tuh gadis masih kekeuh pengen masuk sambil nendang-nendang gerbang, sungguh gak tahu malu, bahkan beberapa tetangga udah ngintip dari pintu-pintu rumah karena penasaran. "Ini papih gua ke mana lah, dari tadi panggilan gua gak diangkat!" Beomgyu menggerutu, 19 panggilan gak di jawab sama sang ayah, 20 pesan juga belum di baca.
"Seung dari pada lo ngelamun gitu mending telpon papih lo dah biar cepet kelar ini!" Heeseung yang masih nyabutin rumput ngelirik, terus dia menampilkan wajah mengejek ke arah Beomgyu, "Seorang Jungkook Padmarini menjawab telpon dan pesan adalah suatu keajaiban, Gyu hahaha!" kata si Heeseung yang pindah tempat duduk ke sebelah Nicholas cuman buat nyomot pisang goreng pake taburan keju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy [ENHYPEN x Hybe Idol]
HumorLu pernah gak sih punya sahabat, temen, dan bahkan saudara yang konyolnya luar biasa di luar nalar? mungkin dengan kekonyolan itu dapat membuat hubungan semakin erat, tetapi tak menjamin juga untuk terhindar dari pertengkaran, karena semua itu adala...