Kapitel 015 ᪣ Message

82 5 0
                                    

Pagi-pagi sekali Nicholas bikin gaduh, bikin bising di ruang tamu semenjak Sunghoon mengambil beberapa atribut sekolahnya tanpa bilang. "Nek, nanti aku kena poin!" dia ngadu ke neneknya, Sunghoon sudah berangkat sebelum Nicholas keluar kamar mandi, tuh anak nebeng mobil ibunda si Jake sembari memberikan alasan ada jadwal piket.

Jay yang baru bangun sambil kucek mata, menatap Nicholas bingung. "Kau kenapa?" tanya Jay, sesekali anak itu menguap lebar, serta menggaruk-garuk area pipi lalu duduk di salah satu kursi kayu. "Tuh si Sunghoon ngambil atribut sekolah gua, mana berangkat duluan lagi!" si Jay diem dulu, terus ngelirik si Nicholas sambil agak mikir. "LOH DIA BERANGKAT DULUAN?"

Jay panik, dia langsung mandi buat nyusul berangkat, si Nicholas yang kepalang kesal justru memilih bolos sekolah dan berujung rebahan sambil mainin ponsel. Mengabaikan sosok Jay Padmarini yang berlari kencang sambil teriak memanggil salah satu sepupunya, "BANG HEESEUNG GUA NEBENG!" tuh anak sempet tersandung karpet, jatuh tak elit tapi kembali bangun dan masuk ke mobil Heeseung yang kebetulan ada jadwal kelas pagi di kampusnya.

"Dih, kayak gembel kau!" sindir Heeseung ngeliat tampilan Jay yang lupa tak menyisir rambut. Tuh anak juga baru memasang dasi, sabuk, serta menyisir rambutnya menggunakan tangan. "Makhlum bang, keburu banget takut di depak sama guru killer!" Jay lupa, selain jadwal piket, dia ada jadwal pelajaran tambahan pagi untuk persiapan ujian nasional.

Jay agak lega, waktu sampai di kelas tuh guru belum dateng. Sorot matanya langsung bersitatap dengan Sunghoon, "Heh kunyuk, tega lo gak bangunin gua!"

"Lo tidur apa cosplay mati? Gua bangunin lo dari jam lima subuh!" si Sunghoon mendengus kesal, tapi tuh kelas tiba-tiba agak sepi, terus satu murid cewek bernama Han-Yi bersuara buat menghentikan perdebatan Sunghoon dan Jay. "Hoon, dicariin anak IPA tuh!" kata Han-Yi sambil nunjuk seseorang di depan pintu.

Mereka kira itu Jake, tetapi malah mendapati sosok cewek dengan tas selempang berwarna kecoklatan. "Weh diapelin cewek lo, Hoon!" goda si Jay, malah dapet tatapan benci dari Sunghoon. "Kak, aku cuma mau ngembaliin jaket kakak kemarin!" dia nyerain jaket agak tebal bewarna ungu yang kemarin Sunghoon pinjamkan.

Jadi ceritanya tuh, Sunghoon mau pulang bareng si Jake, karena tinggal Jake saudara seangkatannya yang ga ada jadwal. Nicholas sama Juju masih ada jadwal pelajaran tambahan buat persiapan ujian nasional, Jay juga belum pulang ke rumah utama yang bilang baru sampai pas malem hari.

Waktu nungguin Jake buat pulang, tuh anak om Vernon tiba-tiba nunjukin raut agak panik, 'Hoon gua pinjem jaket lo buat dia boleh?' awalnya Sunghoon nolak, tau sendiri gimana bencinya Sunghoon pada kaum hawa. 'Gak, pinjemin jaket lo aja, kan lo selalu sedia jaket tuh!' mukanya lempeng banget, gak ada senyum-senyumnya.

Jake menggeleng, 'Gua lupa bawa jaket, Hoon. Please pinjemin dia!' dwinetra setajam elang milik Sunghoon natap cewek yang tadi di tarik si Jake dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tuh cewek basah kuyup, wajahnya pucat diiringi keringat yang bercucuran. Sunghoonpun luluh, dia mendesah pasrah lalu ngasih jaketnya ke tuh cewek.

Back to the present, Sunghoon ngambil jaket miliknya sambil ngangguk singkat, buru-buru balik ke tempat duduknya yang malah urung karena lengannya di cekal. "Kak, sebentar!" Sunghoon balik natep tuh cewek, dia mandang tajam ke arah tangan cewek itu yang masih megangin lengan Sunghoon. Rasa risih menyeruak di hati Sunghoon, tapi dia juga gak bisa bicara terlalu kasar di depan teman-temannya.

"Eh maaf kak" untungnya tuh cewek segera sadar, dia buru-buru melepas tangannya dan merogoh tas miliknya. "Kak tolong diterima ya, sebagai ucapan terima kasih aku!" Sunghoon cuma natap sebuah kotak buram itu, tanpa sedikitpun minat untuk beralih menatap mata gadis di hadapannya. "Gak perlu" kata Sunghoon, tetapi tangannya kembali dicekal. "Please!"

Oh ayolah, mereka sedang menjadi tontonan untuk kelas IPS 7, Sunghoon menarik pemberian itu, "Thanks, I'll take it, but...." Sunghoon mendekatkan wajahnya sampai tepat di samping telinga tuh cewek. "Jangan pernah mencoba lakuin ini lagi, gua gak suka sama orang asing yang sok akrab, Miesiac!" Sunghoon tersenyum, namun terlihat mengerikan dari pada terlihat manis. "Aku tidak peduli apapun alasannya, aku juga tak peduli walau Jake mengatakan kau sahabatnya!"

Tentu saja itu dikatakan dengan suara yang pelan, hanya dia dan sosok bernama Miesiac yang dapat mendengarnya. Lalu kembali ke tempat duduknya mengabaikan Miesiac yang terdiam sebentar di ambang pintu, dan gadis itu pergi ketika mendapati sang guru terlihat berjalan tegas di koridor sekolah.

"Siapa tuh cewek, Hoon?" Jay penasaran, dia merangkul pundak Sunghoon namun tangan kanannya mengambil kotak buram yang di berikan kepada Sunghoon tadi. "Wehh anjir, dibuatin kue lagi!" si Jay menggoda. Makhlum jika Jay tak tahu, dia memang tidak mengikuti acara bakar-bakar jagung selama tiga hari di rumah utama, tepat saat Jake membawa gadis itu yang diperkenalkan sebagai sosok sahabat.

"Tanya Jake sana. Sariawan gua!" Sunghoon langsung buka bukunya, ngeliat si guru yang udah duduk manis di tempatnya sambil ngasih salam sapaan. "Kaku banget lo, kayak kanebo kering!" Jay tak ambil pusing, tuh anak nyomot satu kue kering pemberian gadis tadi sebelum di sembunyikan di loker meja.

"Silahkan membuat kelompok, maksimal berisi lima orang" tuh guru menginterupsi dengan tegas, semua murid berhamburan buat cari kelompok sesuka hati. Sunghoon jelas milih satu kelompok sama Jay, ditambah Han-Yi, Yoona, dan Seungmin yang duduk paling belakang. Meja-meja udah di satukan agar kelompok bisa duduk melingkar dan enak dalam mengerjakan tugas.

Belum juga tugas di baca, Jay sudah menguap dan menelungkupkan wajah di atas meja, Sunghoon mana peduli, dia membaca satu kertas yang dibagikan oleh guru bahasa Indonesia mereka. Seperti biasa, analisis cerita. "Ah bosen gua, soalnya gini mulu!" kata si Han-Yi yang ngintip dari samping Sunghoon. "Ih, apaan kita di suruh mencari penjelasan bagian-bagiannya juga!" sahut si Seungmin.

Sunghoon bosan, tapi tangannya langsung menyambar ponsel buat mencari penjelasan pengenai struktur cerpen. "Bagi tugas gih!" jujur Sunghoon sebenernya lagi gak bisa konsentrasi, entah kenapa pikirannya terus saja terasa kosong sejak tadi pagi ia membuka sebuah pesan masuk dari ponselnya, sebuah pesan dari nomor luar negri.

Dia hanya bisa mengusak rambutnya dengan kasar, lalu kembali mencoba mengerjakan tugas kelompok dengan serius, Jay yang berulang kali mendengar Sunghoon mengusak kasar rambutnya pun terbangun, memerhatikan raut muka saudaranya itu lalu bertanya, "Lo kenapa sih Hoon?"

Sunghoon menggulir-gulir layar ponselnya, lalu menyodorkannya pada Jay. Jay turut terkejut, ia menatap Sunghoon prihatin, "Udah bilang nenek sama kakek?" Sunghoon menggeleng, dia memfokuskan diri untuk membaca soal dihadapannya. "Gua gak pengen rumah utama kacau, Jay!"

Kini Jay yang ikutan kesal, "Justru kalau lo gak bilang ke keluarga besar, bakal lebih kacau lagi Hoon!"

Kini Jay yang ikutan kesal, "Justru kalau lo gak bilang ke keluarga besar, bakal lebih kacau lagi Hoon!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

December, 25-2023

⛔ WARNING
NOT ALLOWED TO COPY THIS STORY
This story is the author's own imagination.

Like Crazy [ENHYPEN x Hybe Idol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang