Hari-hari berjalan seperti biasanya, mengalir layaknya air. Tak ada perubahan yang berarti akan tindakan-tindakan kecil yang menjadi kebiasaan para cucu Padmarini, bahkan hari lebih tenang tanpa kemunculan gadis yang Jake ungkap sebagai sahabatnya, entah gadis itu kemana, Jake telah lama bertanya-tanya kenapa sebulan ini bangku si gadis kosong begitu saja.
Pada ruangan lain, Jay terus saja melirik Sunghoon, sudah dua hari ini anak itu lebih pendiam dari biasanya, bahkan dia tak menunjukkan suara kala para bungsu mengusiknya. Karena tak sedikitpun mendapatkan atensi Sunghoon, Jay pun mendengus, memutuskan ke arah pojok baca kelas dan mengambil asal buku dari sana.
Jay membaca buku? Itu mustahil sebenarnya, tapi... Anggap saja dia sedang kesurupan. Tak lama Jake muncul menampakkan diri di kelas IPS, menghampiri Sunghoon dan duduk di bangku kosong depan si pucat itu. "Aku capek, pulang lah ayok!" Jake agak merengek, dwinetranya memandang pertengahan dinding yang terdapat sebuah jam. Sudah lebih setengah jam mereka tak kunjung pulang dari jadwal kepulangan sekolah.
Sunghoon agak mendengus, lalu mengemasi barang dan melangkah keluar tanpa kalimat ajakan pada dua saudaranya itu. Jake membuntuti, sedangkan Jay agak berlari untuk menyusul mereka. "Hoon, kita mampir ke rumahku dulu lah ayok, mau ngambil baju buat acara di rumah utama besok!" tuh anak tak kunjung mengeluarkan suaranya, cuma mengangguk sambil melangkah lebih cepat.
Sekitar tiga puluh empat menit mereka sampai di depan kediaman Vernon Padmarini, bahkan pria paruh baya itu menyesap kopinya di teras rumah. "Loh pah, gak ke kantor?" tanya Jake yang agak bingung, "Kantor libur buat tiga hari kedepan!" Jake mengangguk lalu masuk rumah.
Jay dan Sunghoon cuman selonjoran aja di lantai marmer milik Jake, sembari sedikit menyematkan obrolan pada pamannya itu. Setelahnya mereka langsung lanjut ke rumah utama yang cuma berjarak sekitar lima belas menitan dari rumah Vernon.
Langkah mereka cukup riang, memasuki pelataran luas Padmarini yang terlihat bersih, beberapa meja kayu telah ditata di luar ruangan atau di pelataran. Keluarga ini sedang ingin merayakan jamuan untuk para tetangganya besok hari, sebagai ungkapan rasa syukur mereka karena telah mendapatkan kedamaian keluarga, serta pekerjaan dan studi yang lumayan mulus untuk para anak dan cucu Padmarini.
Langkah Sunghoon tiba-tiba memberat, sedangkan Jay maupun Jake menghentikan langkahnya dengan tatapan yang cukup sulit diartikan sebelum dua anak itu menatap Sunghoon yang sudah berhenti dari jalannya. Sunghoon meremat keras tas miringnya yang selalu menemani dia ke sekolah, buku-buku tangannya terlihat memutih karena begitu kuatnya ia menggenggam tali tas.
Matanya memanas, bahkan embun-embun nakal telah lolos dari penjara kelopak mata indah milik Sunghoon. Jake takut, dia menggandeng lengan Sunghoon berniat menarik pemuda itu keruangan lainnya. Tapi usahanya sia-sia, tubuh Sunghoon terasa kaku untuk di tarik. "Kenapa kau kembali?" suara Sunghoon terasa serak, namun tetap memberikan ketajaman akan setiap kalimat yang terlontar.
"Sunghoon" sosok itu tersenyum, dan mencoba untuk membelai rambut berkilau Sunghoon yang mulai memanjang, sayangnya dia menghindar, memundurkan langkahnya dan menepis tangan yang terlihat lebih kurus itu. Senyuman pada orang di depannya luntur, tetapi ia tetap saja mencoba mendekati Sunghoon.
"Aku merindukan kalian!" ucapnya lembut, Sunghoon mendecih, ada kabut kebencian yang terpampang nyata pada mata elang milik Sunghoon, Jay yang tidak betah melihat salah satu saudaranya semakin terluka akan batinnya langsung saja menarik Sunghoon untuk menjauh, Jake yang paham langsung mencekal tangan sosok wanita yang sedari tadi gemas ingin mendekati Sunghoon. "Tolong jangan lukai Sunghoon lebih dalam lagi!"
Nada suara Jake terdengar penuh ketegasan, dia tidak peduli sebutan 'tak sopan' tersemat pada namanya. "Aku hanya ingin menemuinya, Leehan, dan Jo. Kenapa kalian selalu saja ikut campur sih!" Wanita itu menggeram kesal dia bahkan menampar Jake dan berlari menyusul Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy [ENHYPEN x Hybe Idol]
HumorLu pernah gak sih punya sahabat, temen, dan bahkan saudara yang konyolnya luar biasa di luar nalar? mungkin dengan kekonyolan itu dapat membuat hubungan semakin erat, tetapi tak menjamin juga untuk terhindar dari pertengkaran, karena semua itu adala...