Aku masih terpaku melihat Taylor. Dia melihatku dicium oleh Elden sialan ini! Aku segera pergi meninggalkan Elden dan Taylor. Aku segera ke parkiran di Jane sudah menungguku.
"Ada apa Ly?", tanya Jane. "Mmm... aku mau pulang Jane.", jawabku. Jane hanya mengangguk.
Selama di mobil pikiranku kacau. Salah. Sangat kacau maksutku. Aku sangat memikirkan Taylor. Ya aku tidak dapat bohong. Pikiranku selalu tentang Taylor.
"Ly.. sudah sampai", kata Jane. "Oh ya Jane... Terima Kasih Baby...", kataku memeluk Jane. Jane membalas pelukankku.
"Bye Ly...", ucap Jane saat aku keluar dari mobilnya. "Bye Jane ...", balasku lalu masuk ke dalam rumah.
"Astaga sayang... kepalamu kenapa?", tanya mama panik. "Tadi ada bola yang terlempar mengena kekepalaku ma. Engga perlu panik ma.. ini sudah baikkan kok.", jawabku lalu memeluk mama.
"Hm... tetap saja mama panik. Masih sakit?", tanya mama lagi. Aku menggeleng. "Ya sudah kalau gitu. Istirahat ya.", kata mama. "Iya Ma. Aku ke kamar dulu ya.".
Aku bergegas kekamarku. Ya hari ini acaraku batal untuk dapat berjalan-jalan dengan Taylor. Kami terlanjur bertengkar.
Jam masih menunjukkan pukul 1 siang. Sebenarnya hari ini libur. Tapi karena kelasku adalah kelas paling nakal maka muridnya dihukum dan terpaksa masuk di hari Sabtu.
"Ly... mama boleh masuk.", kata mama. "Tentu mom", balasku lalu membukakan pintu.
"Apa lukamu sudah baikkan?", tanya mama. "Iya ma. Aku kan sudah bilang tadi.", jawabku. "Begini, nanti malam mama akan makan malam dengan Emma. Kamu ikut ya?".
Emma? Tante Emma? Itu kan mamanya Taylor. Berarti? "Nanti, Taylor akan datang jadi kau bisa berbicara akrab dengannya?".
Stop Mom! Aku ga mau denger kata Taylor. "Gimana? Mama mohon ya.". Aku hanya mengangguk lemas.
Bukankah Taylor meminta mamanya untuk membatalkan perjodohan ini. Tapi kenapa kita masih bertemu? Maumu apa Taylor?!!
Aku beristirahat siang. Aku ingin ridur siang sebentar saja.
"Sayang, bangun kau harus bersiap.", "Mama?", tanyaku. Aku masih melakukan pengumpulan arwah. Ya, para arwahku masih di berada di alam mimpi.
"Cepat mandi ya", kata mama lembut. Aku pun segera mandi. Setelah mandi aku memakai mini dress berwarna tosca dan memoles wajahku dengan natural make-up, aku membiarkan rambut pirangku terurai.
Setelah itu aku turun menemui papa dan mama yang telah menungguku. Dan kami pun pergi untuk makan malam.
*restoran
Mama langsung memeluk tante Emma. Dan papa sedang berbicara dengan suami tante Emma. Aku melihat Taylor yang memakai jas hitam yang sangat keren. Otot yang berada dilengannya terlihat jelas. Tak terlalu besar tapi pas di badannya. Dia sangat tampan.
Ha!! Aku mikir apa sihh? Fokus Emily, FOKUS. Taylor hanya menatapku dingin.
Aku juga memberikannya lirikan sinisku. Aku duduk di meja makan dan berhadapan dengan Taylor.
"Lalu bagaimana hubungan kalian?", tanya tante Emma. "Berjalan dengan baik, mom", kata Taylor. Aku sangat syok mendengar Taylor. "Bo-",ketika aku akan melanjutkan perkataanku, Taylor menendang kakiku.
"Aw.. sakit", kataku. "Apanya yang sakit sayang?", tanya mamaku. "Hmm anuu... kepalaku ma.",kataku bohong.
"Akan kuantar Eme mmm Emily jalan-jalan", kata Taylor lalu menggandengku. Aku tak dapat protes tangannya menggenggam tanganku sangat kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher = My Boy
RomanceMenyebalkan jika melihat orang itu terus menerus. Dan kenapa kita ditakdirkan harus bersama? Bercerita seoranggadis SMA benama Emily yang terpaksa dijodohkan oleh kedua ortuangnya. Semuanya berjlan sesuai dengan rencana hingga seorangdari masa lalu...