14

9.9K 404 14
                                    

Selalu saya ingatkan. Typo bisa berada dimana - mana :D

Happy Reading♥
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

( Emily POV )

Kenapa Taylor?

Dengan hati kacau aku berjalan ke kantin. Dan aku melihat seorang lelaki sepertinya ia murid baru. Dan ia menghampiriku.

"Hai ", sapanya. Padahal aku lagi ingin sendiri. Aku hanya tersenyum tipis padanya.

"Kamu kenapa? Kok jam segini di luar kelas?", tanyanya sok kenal dan sok dekat. "Penting untukmu?", tanyaku balik. Apa pertanyaan itu sadis? Aku juga tak peduli.

"Ya... setidaknya aku melihat wajah cantikmu sedang sedih. Dan itu penting untukku.", katanya yang membuatku ingin tertawa. "Hmm", hanya gumanan yang keluar dari mulutku.

"Kau tak mau kenal denganku atau sekedar tahu namaku? Aku murid baru lo. Jarang aku mau menyapa seseorang. Apalagi aku tampan dan diperebutkan banyak orang.", katanya. Dan tingkat kepercayaan dirinya sangat teramat tinggi. Baru kali ini aku bertemu lelaki sepertinya.

"Tidak mau kau terlalu percaya diri", kataku. "Ok kalau begitu namaku Calvin. Ingat ya C - A - L - V - I - N.", katanya dan penuh penekanan saat ia mengeja namanya. Siapa yang tanya coba? Padahal aku tak ingin tahu namanya. "Well, apa peduliku?", tanyaku.

"Hmm kau ini terlalu sadis.", katanya. Sadis? Aku merasa engga. "Aku sudah pasang puppy eyes lo!", katanya lagi. "Puppy eyes mu tidak mempan untukku!", jawabku.

Karena aku sudah tak kuat menahan tawa aku melambaikan tangan. Eh salah aku tertawa. "Kau horror.", katanya juga ikut tertawa.

"Kalau aku horror sana pergi jangan dekat - dekat denganku. Kamu ga takut sama aku?", kataku sambil tertawa. "Engga malah aku tertarik padamu", ia mengedipkan mata caramel kirinya. Dan aku merasa biasa - biasa saja. Tak seperti saat Taylor yang melakukan. Aduh !!! Kenapa aku ingat Taylor?

"Haloo?", katanya membuyarkan lamunanku. "Oh yaa...", kataku. "Namamu siapa?", tanyanya. "Emily", jawabku singkat padat dan jelas.

"Hibur aku.", kataku. "Tapi ga gratis.", katanya. "Ya sudah ga jadi. Apa susahnya sih berbuat amal membuat orang tertawa. Engga dosa kok.", kataku.

"Hahahahaha... iya ya. Kau harus membayarnya dengan jalan bersamaku hari ini.", katanya. "Yang benar saja?", kataku menyakinkannya. "Iya aku benar. Emang aku pernah slaah?", katanya. Dan hanya kuberikan wajah datar (-_-) untuknya.

"Hari ini? Besok saja.", tawarku. "Hmm.. kalau begitu aku antar pulang hari ini.", kali ini dia menawar. "Ok.", jawabku.

Hari ini mungkin aku akan pulang ke rumahku. Walau ada sedikit keraguan apakah aku yakin pulang ke rumah yang penuh kenangan itu? Tapi daripada ke rumah Taylor?

"Hei... jangan melamun terus.", kata Calvin. "Oh ya sorry... berarti nanti anatarin aku pulang ya..", kataku. "Siipp", balasnya.

Entah sudah berapa lama aku tertawa dengannya. Ia membuatku merasa lebih baik. Mood - ku juga membaik berkatnya.

"Lyly sayaaaanggg", oh itu pasti Jane. "Hi... Freak", balasku. "Kok freak?", Jane mengkerutkan keningnya. "Mau apa?", tanyaku. "Ah terseralah. Lo ini siapa?", tanya Jane pada Calvin.

"Kenalin aku murid baru terganteng di sekolah ini. Namaku Calvin.", kata Calvin dengan amat PD - nya. Dan aku yakin pasti cocok saat berteman sama Jane.

"Oh... aku cewek cantik nomor 1 di sekolah ini yang nomor 2 lyly emily. Namaku Jane. Senang bertemu denganmu", tuh kan apa kubilang. Dua orang ini cocok. Sama - sama memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

My Teacher = My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang