9

13.9K 454 5
                                    

Typo lagi melayang - layang ... :D

Happy Reading♥
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

( Taylor POV )
Aku melihat ke samping yang nampak Emel tertidur dengan wajah yang penuh masalah (?) . Apa itu semua gara - gara aku?

Sesampai di apartemenku aku menggendong Emel. Dan dengan kewalahan aku berusaha membuka pintu apartemenku.

Dan aku meletakkan Emel di sofaku. "Huekk...", astaga Emel muntah. Dan bajunya kotor. "Hei Emel kau sudah baikkan?", tanyaku. "Oh kau Taylor... Siapa kau?", tanyanya. Ya dia masih mabuk.

"Mrs. Kath...", panggilku. Ya, Mrs. Kath bekerja di rumahku. "Ya tuan muda?", tanyanya. "Tolong gantikan pakian gadis ini", kataku. "Baik Tuan", "Terima Kasih Mrs. Kath".

"Bajunya tuan?", oh ya ku hampir lupa kalau aku belum memberikan bajuku pada Mrs. Kath. Aku mengambil kemejaku. "Ini, bajunya",kataku pada Mrs. Kath.

"Iya...", jawabnya. Aku segera masuk kamar dan segera mandi. Setelah mandi aku kembali ke ruang tengah untuk melihat Emel. Dan baju tampaknya sangat besar untuknya.

Aku segera menggendongnya kembali dan meletakkannya di atas tempat tidurku. "Hmmm", katanya. Aku mencium keningnya. "Night..", kataku. Emel hanya tersenyum. Kau manis Emel.

Aku segera menuju sofa yang ada di kamarku dan berusaha terlelap.

( Emily POV )
Hmm. Cahaya putih menyilaukan mataku. Aku berusaha membuka mataku. Dan pandangan mataku masih buram. Kepalaku sungguh sangat berat.

"Kau sudah bangun?", suara Taylor? Aku melihat Taylor. Aku merasa sangat gugup sekarang. Setelah aku bertengkar dengannya dan aku. Lo aku dimana? Kok ada Taylor?

"Aku dimana?", tanyaku pelan. "Kau ada di apartemenku sekarang", jawabnya. "Apartemen?", seingatku aku ada di club malam. Minum lalu? Tidak ingat apa - apa.

"Kau semalam mabuk berat dan aku membawamu pulang di apartemenku.", jelasnya. "Terima Kasih", ucapku.

Suasana kini sangat mencekam (?) Ok aku terlalu lebay. Suasana ini sungguh tidak enak. Aku sangat gugup. Apa aku harus minta maaf? Tapi, tak sepenuhnya aku yang salah. Tapi aku salah. Aku harus minta maaf.

Satu

Dua

Tiga

"Maaf", kataku berbarengan dengan Taylor. "Maafkan aku , aku yang salah", kataku bersamaan lagi dengan Taylor. Aku berusaha sekeras mungkin menahan tawaku. Dan ternyata aku tidak kuat. Dan tawaku pecah bersamaan dengan tawa Taylor.

"Maafkan aku Emel. Aku salah telah membentakmu kemarin dan sejujurnya aku tidak jalan dengan Karen.", entah kenapa hatiku penuh dengan taman bunga dimana para kupu - kupu berterbangan. Aku terlalu senang mendengar ia tak jadi pergi dengan Karen.

"Maafkan aku juga Taylor. Aku lebih menolong El daripada ikut dengan orang yang sangat peduli denganku.", kataku lalu memeluk Taylor. Ha?! Apa yang aku lakukan? Aku segera melepaskan pelukkanku tapi Taylor mempereratnya.

"Sebentar saja ya, untuk saat ini aku sangat butuh." , ok Taylor kau sangat sukses membuat pipiku panas dan aku yakin pipiku sekarang warnanya luar biasa merahnya.

"Hari ini hari apa?", tanyaku yang masih ada dipelukkan Taylor. "Monday", jawabnya. Oh Monday ya ya. Ha? "MONSTER DAAAAYYYY!!!!!".

Taylor segera melepaskan pelukkannya dan mengelus telinga kanannya. Upss sepertinya kata - kataku terlalu keras.

"Kau mau membuat telinga kananku hilang fungsi pendengaran?", kata Taylor dan aku hanya meringis. "Hihihihi... maaf", kataku.

"Hari ini kau tidak sekolah. Mana mungkin kau sakit kepala  begitu mau sekolah? Lagi pula sekarang sudah jam 10.00 am. ",jelasnya.

My Teacher = My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang