Typo berada dimana - mana :)
*part terakhir :')
Happy Reading♥
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~( Taylor POV )
Aku melihatnya sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit. Wajahnya yang ceria menjadi pucat. Seharusnta aku tak pergi menemui Karen! Aku benar - benar bodoh."Tay...", aku melihat ke arah Emel. "Iya?", kataku. Ia tersenyum lemah. "Sebenarnya aku sudah tak kuat.", ucapnya. "Tidak Emel! Kau pasti kuat. Jangan mengucapkan kata - kata konyol seperti itu.", ucapku.
Dia tersenyum lagi dan air matanya mulai menetes. Aku mengusapnya dengan jariku. "Kau pasti kuat Emelku.", ucapku. Dia hanya mengangguk lemah yang membuat hatiku terasa perih.
Wajahnya tampak berpikir. "Tay... jika aku tak kuat bagaimana?", tanyanya yang semakin membuat hatiku teriris. "Tidak, kau pasti kuat. Kenapa kau pesimis sekali?!", kataku keras yang membuat wajahnya sedih.
Bodoh! Seharusnya aku tak membentaknya.
"Maaf Emel, bukan maksutku untuk membentakmu. Hanya saja aku ingin kau tetap semangat. Dan aku takut jika aku kehilanganmu." , aku melihat Emel yang tersenyum sesaat. "Tay... bolehkah aku bertanya?" , tanyanya. "Tentu saja" , jawabku. "kenapa kau selalu memanggilku Emel. Padahal semua orang memanggilku Ly atau Emily?". Aku berpikir sejenak iya ya kenapa aku menagnggilnya seperti itu? "Hm,... entah lah aku sendiri tidak tahu hanya saja nama itu sangat lucu dan pas untukmu. Kau tak suka?" , "Tidak, aku suka nama itu: , jawabnya sambil tersenyum. "Apa kau ingin kupanggil 'Mine' ?" ,tanyaku menggodanya.
Pipi putihnya memerah dan ia sangat menggemaskan. Segera kucium pipi merahnya itu. Biasanya ia kan marah – marah tapi akali ini ia hanya tersenyum manis. "Thank You Tay... atas semuanya yang telah kau berikan. Kau selalu ada di saat aku sedih. Aku sangat menyayangimu. Maafkan aku jika selama ini aku merepotkanmu. Aku akan selalu menjagamu di surga nanti. Maaf jika aku bukanlah wanita yang sempurna untukmu. Maaf aku tak pernanh membuatmu tersnyum. Yang kulakukan hanya selalu membuat mu marah. Maafkan aku Tay,.. I Love You" , Emel menutup matanya.
Apa yang kau katakan Emel? "DOKTER!!" , teriakku. Dan para dokter masuk ke dalam kamar Emel , "Maaf anda harus keluar" , ucap dokter. "Selamatkan dia dokter" , kataku lalu keluar. Dari luar kamar aku melihat tubuh Emel yang penuh dengan alat – alat medis. Seharusnya aku saja yang seperti itu. Aku melihat perutnya yang berdarah. Harusnya aku yang seperti itu jangan Emelku!
Para dokter melepas semua alat yang yang dipasang ke tubuh Emel. Aku bernafas lega karena Emel pasti baik – baik saja. Dokter keluar kamar Emel. "Gimana dokter? Dia baik baik – baik saja kan dok?" , tanyaku penuh harap. "Maaf, memang ia sekarang di tempat yang lebih baik." , "Maksud dokter apa?" , tanyaku. "Ia sudah meninggal". "Apa? EMELLLLLL!!!!!!!" , aku memejamkan mataku.
"Tay bangun berisik!" , suara Emel ? Aku membuka mataku dan melihat Emel yang baik – baik saja aku tertidur di tempat tidur Emel. Aku langsung memeluknya. "Heyy aku bisa sesak nafas kalau seperti ini." , katanya. "Kamu masih ada disini?" , "Apa kamu tak melihatnya Tay ,... aku baik – baik saja". "Pukul aku Emel?" , Emel meninju perutku yang membuatku tidak merasa sakit sama sekali . "Aduh perutmu terbuat dari apa sih? Baja? Kenapa keras sekali. Tanganku jadi sakit. Kau ini aneh – aneh saja." , ucapnya. "Maaf Emelku. Aku hanya memastikan kalau ini bukan mimpi.".
Cup
Emel mencium bibirku yang membuatku mematung. "Apa ini masih mimpi?" , katanya dengan wajah yang merah. "Ya kurasa ini masih mimpim. Cium aku lagi." , godaku. "Tidak! Cukup sekali." , ucapnya. "Ya sudah" , kataku.
Cup
Aku mencium bibirnya ia hanya mematung. Dan syukurlah tadi itu hanya mimpi. Dan aku melihat Emelku yang nyata sekarang ini. Aku akan menjagamu Emel. Aku langsung memeluknya. "Aku mencintaimu Emel, jangan tinggalkan aku." , ucapku. "Hah? Apa aku tak dengar." , ucapnya yang masih ada di pelukanku. "Tidak ada siaran ulang" , jawabku lalu mencium puncak kepalanya. "Aku mencintaimu juga Taylor." , ucapnya. Lalu ia mencium pipiku.
#####
12 tahun kemudian
( Emily POV )
Aku membuka buku tahunanku saat SMA. Aku melihat seseorang yang dulu pernanh menjadi pacarku. Aku mengusap wajahnya yang ada di foto itu. Aku tersenyum melihatnya. "Hei, apa yang kau lakukan" , ucap seseorang lelaki yang memlukku dari belakang. "Tidak , aku hanya melihat foto – foto SMA ku dulu." , ucapku. "Mommy Daddy!! Aku juga mau dipeluk!" , protes putri kecilku yang bernama Fei. Aku tertawa mendengar protesnya yang sangat menggemaskan. Walau usianya masih 3 tahun tapi ia sudah pandai biacara. "Sini", ucap suamiku dan menggendong Fei ke atas yang membuat Fei tertawa.
Aku yang melihatnya hanya tersenyum. "Ayo segera pergi ke kantor. Kau kan CEO jangan sampai telat. Apa kata pegawaimu nanti?" , kataku pada suamiku. "Iya " , ia menurunkan Fei. Dan mencium kening Fei dan mencium keningku. "Aku pergi dulu.", katanya. "Byee Daddy, nanti aku kekantor Daddy." , ucap Fei. Aku dan Fei mengantarnya sampe ke depan. Dan ia pergi ke kantornya.
"Ayo Fei, mom antar kamu ke sekolah." , "Iya Mom, Fei siap." ,katanya lucu. Aku menggendongnya. Dan mengantarnya ke sekokah. Aku menunggu Fei di caffe sebelah sekolah Fei. "Lyly!" , suara Jane. Ya, anakku dan anak Jane satu sekolah dan mereka juga bershabat sama sepertiku dengan Jane. "Hari ini kau mau pesan apa Ly?" , "Greentea saja Jane." . "Ok." . "Hello Ly,.." , ucap Calvin. "Oh hi Calv,.. kamu menemani Jane hari ini?" , yap. Jane dan Calvin sekarang menjadi pasangan. Dan kuarasa mereka sangat cocok. "Iya hari ini aku ambil cuti. Aku lelah Ly" , aku tertawa mendengar ucapnnya.
"Ly, sejak kau punya keluarga kau makin dewasa ya." , "Hahahaha,.. bisa saja kamu Jane." , kataku. "Apa dia yang merubahmu?" , tanya Jane. "Mungkin?" , jawabku. Sudah 3 jam kami berbicara banyak dan kami harus menjemput anak kami. Dari luar caffe aku melihat anakku digendong seseorang yang sangat ku kenal. "Ly, kami duluan ya. Tuh Taylor sudah menjemputmu" , "Iya hati – hati ya." . Aku keluar caffe dan tersnyum melihat anakku dan Taylor. "Ayo Emel kita pulang." , aku tersenyum lalu pulang. Yap namaku bukan lagi Emily Walker tapi Emily Lautner dan foto lelaki tadi memang dulu pacarku dan sekarang telah menjadi suamiku dan ia bukan lagi guru tapi ia telah menjadi CEO. Taylor.
-TAMAT-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher = My Boy
RomanceMenyebalkan jika melihat orang itu terus menerus. Dan kenapa kita ditakdirkan harus bersama? Bercerita seoranggadis SMA benama Emily yang terpaksa dijodohkan oleh kedua ortuangnya. Semuanya berjlan sesuai dengan rencana hingga seorangdari masa lalu...