S2 || Chapter 4

1.2K 194 8
                                    

Jangan lupa vote nya okeyyy...
100+ vote buat part selanjutnya...

Happy Reading
_____________________

.

Sudah dua hari sejak kejadian di club waktu itu, ia memang merasa lebih aman, namun ia juga merasa risih karena Freen terus menatap ke arahnya.

"Kenapa melamun Bec?"
Tanya seorang perempuan yang membuatnya tersadar dan langsung menatap perempuan tersebut.

"Enggak Ren, aku harus mengantar minuman ke ruangan pak Zen."
Jawab Becca sambil mengambil minuman yang tadi ia siapkan.

"Biar aku saja yang mengantarnya."
Tiba-tiba Rena menawarkan dirinya.

"Kamu yakin? Pak Zen itu orangnya dingin loh."
Jelas Becca, namun Rena mengangguk yakin.

"Baiklah, ini kamu bawa hati-hati yaaa."
Ucap Becca sambil memberikan gelas berisi kopi yang masih panas.

"Nanti kita pulang bersama seperti kemarin ya."
Rena berkata sambil menerima gelas yang diberikan oleh Becca.

"Memangnya aku tidak merepotkan kamu? Bukannya kita tidak searah?"
Becca merasa tidak enak karena Rena selalu mengajaknya pulang bersama.

"Kamu sudah tidak mau pulang bersamaku?"
Ucap Rena dengan memasang wajah sedihnya.

Becca yang melihatnya jadi merasa bersalah dan langsung menerima ajakannya, "Tentu saja aku mau, lebih baik kamu antar dulu minuman pak Zen itu sebelum dingin."

Wajah Rena kembali berubah karena mendengar Becca menyetujui, ia langsung bergegas pamit untuk mengantarkan minuman tersebut.

Sedangkan Becca masih diam ditempatnya sambil melihat punggung Rena yang perlahan mulai hilang dari pandangannya.

"Kenapa aku merasa dia selalu ingin berada di dekatku ya?"
Ucap Becca didalam hatinya.

Ia merasa Rena dan Freen memiliki kesamaan, kedua perempuan itu terus berada didekatnya. Namun entah mengapa ia merasa lebih aman jika bersama mereka berdua.

🌑🌑🌑🌑🌑

Setelah mengetuk pintu ruangan beberapa kali, ia akhirnya membuka pintu tersebut secara perlahan dan melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut.

Seorang pria yang tadi sibuk dengan layar monitor didepannya langsung tersadar dan mendongakkan kepalanya.

"Kenapa kamu yang mengantarnya?"
Tanya pria itu dengan wajah yang sedikit terkejut.

Sedangkan ia masih diam ditempatnya dan mengangkat satu tangannya, tiba-tiba pintu diruangan pria itu langsung tertutup begitu saja karena kekuatannya.

Ia menaruh gelas yang tadi dia bawah diatas meja dan melangkahkan kakinya dengan tenang menuju sofa ruangan itu, ia duduk di sofa sambil menyilang kan kakinya.

"Bagaimana dengan tugas yang kuberikan kemarin? Kau sudah menemukannya?"
Tiba-tiba ia membuka suaranya dengan serius.

"Tentu saja aku sudah menemukannya Freen, kau mau membacanya sendiri atau aku jelaskan?"
Tanya pria itu dengan cepat.

Meet a Werewolf Girl (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang