Chapter 24

1.6K 219 54
                                    

.
.
.
.
.

Jangan lupa vote nya okeyyy

Malam yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, kini bangsa vampir dan serigala sedang berada di sebuah perbatasan mereka masing-masing.

Wajah Zen terlihat cemas karena sejak tadi Alpha nya belum juga datang, tidak jauh dari dirinya terdapat Heng dan anggotanya.

Heng yang menyadari raut wajah Zen langsung menghampiri pria itu dan bertanya. "Ada apa?"

"Freen belum datang."
Jawab Zen membuat Heng ikut mengedarkan pandangannya.

Bangsa vampir semakin banyak yang datang di area perbatasan tersebut, begitu juga dengan bangsa serigala.

Meskipun berada di satu tempat yang sama, namun mereka masih tidak melewati batasnya masing-masing.

Tiba-tiba pusat perhatian Zen teralihkan karena kedatangan seseorang yang memakai jubah raja vampir sebelumnya.

Zen membulatkan matanya kaget ketika melihat orang tersebut membuka tudung yang menutupi wajahnya.

"Becky?"
Gumamnya yang dapat didengar Heng di sampingnya.

"Siapa Becky?"
Tanya Heng menatap Zen.

"Dia adalah mate nya Alpha Freen."
Jelas Zen masih terlihat tidak percaya.

"Seorang vampir?"
Heng mengerutkan keningnya.

"Tidak. Sebelumnya dia hanya seorang manusia biasa."
Ucap Zen lagi yang masih fokus memperhatikan Becky.

"Lalu sekarang kita harus bagaimana? Apa mungkin Freen tidak datang karena wanita itu?"
Cetus Heng tiba-tiba.

Zen menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia yakin Alpha nya bukan orang yang seperti itu.

Alpha nya sangat lah mementingkan anggota pack mereka, tidak mungkin Alpha nya lari dari perperangan hanya karena Becky.

"Kita hadapin dulu berdua, sebentar lagi perangnya akan mulai."
Putus Zen sesekali memperhatikan seorang pria disampingnya Becky.

Ia merasa ada yang tidak beres dengan vampir tersebut karena sadaritadi wajahnya terlihat tenang dan bahkan tersenyum sangat tipis.

"Apa Freen tidak hadir karena ulah bangsa vampir?"
Batinnya menerka-nerka.

Sedangkan Leona yang berada di seberang terlihat santai, ia sangat yakin akan dengan mudah memenangkan pertempuran ini.

Karena sebelum peperangan di mulai mereka sudah membuat kesepakatan, bangsa yang kalah harus siap menjadi budak dari bangsa yang menang.

"Dia masih belum sadar?"
Tanya Leona kepada Arlo yang berada di sampingnya.

"Tadi dia sempat sadar sebentar, tapi saya menyuntiknya kembali."
Jelas Arlo.

"Kita harus memenangkan perperangan ini!"
Leona berbicara sedikit keras.

Beberapa saat kemudian akhirnya bulan menjadi merah atau sering disebut blood moon, disaat itulah perperangan bagi kedua bangsa tersebut terjadi.

Meet a Werewolf Girl (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang