Bab 10

854 1 0
                                    

Aku bernafas lega, mengetahui aku baru saja berhasil menyelamatkan diri dari SatJaring Tarantula. Aku melihat berita dari sebuah TV di sebuah warung di lorong itu, lalu duduk dan memesan sebotol air putih. Aku meninggalkan warung itu, lalu duduk di salah satu sudut lorong.

Aku tertidur sejenak. Polisi menutup lorong di mana aku membunuh seorang keparat SatJaring. Lagi-lagi aku membunuh aparat. Sebenarnya aku ingin membunuh mereka berempat. Berbeda dengan dulu aku sudah tidak ragu untuk membunuh orang lain. Aku keluarkan magasin pistol itu. Hanya tersisa 3 peluru karena pistol ini menggunakan peluru .45 acp. SatJaring sepertinya menggunakan senjata dan peluru yang berbeda dari polisi biasa.

Aku sembunyikan pistol itu di balik jaketku. Aku terus terjaga dan waspada. Aku tidak ingin lengah lagi. Jika mereka muncul lagi , aku ragu kali ini aku dapat melarikan diri. Aku buka maskerku , dan minum sebotol air yang aku simpan di jaketku.

" Awan ? "

Seorang wanita menghampiriku. Memakai masker , sebuah mantel dan sepatu tinggi yang berkilau. Ia buka maskernya , lalu berjalan mendekat. Aku mengenali wanita itu namun aku berpura-pura seolah tidak mengenalinya.

" permisi apa aku mengenalmu? Aku bukan Awan "

" cukup main-mainnya. Ikut aku "

Ia meraih tanganku , membantuku berdiri, lalu menggandengku berjalan ke kontrakannya. Kami berjalan sekitar lima menit. Sampai di sebuah kos empat tingkat di lorong yang kecil itu. Lorong kos itu sangat kotor dan penuh coretan. Tapi begitu aku masuk ke kontrakannya, kontrakan itu cukup luas dan bersih, dengan nuansa serba putih bercampur pink.

ia membuka mantelnya, menunjukkan gaun merah muda berkilauan yang biasa ia kenakan di club. Ia buka maskernya , meletakkan tas jinjingnya,  lalu duduk di sofa dan membuka sepatu tingginya.

" Duduk aja , terus buruan ceritain aku yang udah terjadi dan apa yang kamu lakuin. Sampe-sampe polisi hampir tiap hari datang ke club kami "

Aku menceritakan semuanya, karena aku mempercayainya. Aku ceritakan aku meretas binimu , mencuri uang triliunan , lalu pensiun , dan beberapa bukan kemudian , polisi menggrebekku di tempat kerjaku.

" kamu, apa! Jadi waktu itu kamu niat ngebobol uang triliunan terus pensiun?"

Aku mengangguk. Itu memang benar.

" Astaga, kamu tahu gak akibatnya apa? Hampir tiap hari polisi dateng ke club, sampe-sampe tempat kita sepi karena pada takut di gerebek. Aku aja sampe ditanyain. Padahal kita bilang kalo kamu dateng sebagai pelanggan. Itu aja. "

Itu secara teknis benar. Aku kesana selalu sebagai pelanggan. Lebih tepatnya pelanggan setia Karin. SatJaring mengetahui aku sangat sering ke tempat itu dan sepertinya mereka berusaha menggali informasi yang bisa membawa mereka kepadaku.

" aku sebenarnya bisa aja kasih tahu mereka kalau aku ketemu kamu. Tapi, aku pikir gak ada untungnya buat aku."

Karin memutuskan tidak melaporkanku. Namun aku takut SatJaring mengawasi atau mengikutinya.

" tenang aja, gak ada yang ngikutin aku kok "

Itu melegakan. Aku tidak mau mereka tiba-tiba masuk lalu menyeretku keluar dan menembakinya seperti babi.

" kamu harus lihat Ini "

Karin menghidupkan Smart tv kecilnya. Ia memutar sebuah video dari seorang vlogger yang kebetulan vlogger favoritku, Ken

" what's going on guys , Welcome back to my Channel. Hari ini gua mau bahas , " hacker" yang lagi viral belakangan ini. Awan. Atau yang kita kenal , Ripper "

Di video itu yang membahas tentang diriku. Sayangnya bukan hal yang baik tapi tentang semua yang buruk. Ia menghinaku , keluargaku , Bahkan Via , mengatakan kami orang miskin yang tak tahu diri.

Ripper 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang