Jerman, Awal Januari 2018. Aku dan Via ternyata belum dihadiahi keturunan, tapi liburan itu terasa seperti bulan madu indah baginya. Aku mulai terlalu mendalami peran palsuku ini. Aku tak menyangka aku kecewa ternyata Via tidak hamil. Aku terlalu mendalami peran menjadi orang lain. Sampai aku lupa siapa Awan
Aku menarik beberapa ribu poundsterling di bandara , lalu memberikan beberapa ribu untuk Via. Aku menyewa Roll Royce, dan berkendara menuju hotel. Aku tidak ingat berapa banyak rekening, kartu kredit , akun emoney yang aku retas, yang pasti tabunganku sudah menggendut menjadi belasan Miliar, dan semuanya sudah kucuci. Orang lain mungkin bilang aku memalukan. Bergelimang harta dan wanita dengan mencuri hasil kerja keras orang lain. Namun bagiku , kenapa tidak.
Aku berdiri di pusat kota, Berlin. Via sedang berselfie dengan teman-temannya. Sopir sewaanku menunggu di sisi jalan. Mereka membelinya. Mereka benar-benar mempercayai identitas palsuku. Bahkan sampai ke negara ini. Aku berhasil membuat mereka percaya. Namun satu yang paling aku bohongi, sebenarnya adalah diriku sendiri. Aku bahkan mulai menganggap identitas ini adalah diriku, dan melupakan diriku yang asli. Dengan kata lain, melupakan masa laluku.
Tapi manusia sangat mendewakan harta. Aku meraba pinggul teman Via dan meremasnya. Ia menoleh dan tersenyum genit padaku. Aku sangat kaya jadi aku dapat melakukan apa yang aku mau. Dan wanita akan menyembahku serta menurut apa yang aku mau. Uang adalah Dewa baginya. Dan bagiku juga begitu. Dibelakang Via aku cumbu bibirnya, dan kuremas toketnya gemas.
Hanya beberapa bulan aku berhasil mencapai apa yang diidam-idamkan semua orang seumur hidup mereka. Aku mencuri kehidupan orang lain, hasil kerja keras orang lain, demi memuaskan diriku sendiri. Tanpa cara ini , belum tentu seumur hidup aku dapat meraih semua ini. Bahkan untuk mengkredit motor jelek saja mungkin butuh waktu lima tahun untuk orang sepertiku.
" Sayang , kita kesana yuk"
Via menyapaku. Ia tidak tahu aku mencium teman baiknya. Aku segera tersenyum.
" sebenarnya ada yang mau aku omongin. Kamu jangan kaget ya"
Aku mengeluarkan sebuah cincin dari kantungku dan Via seketika bingung
" Aku tahu ini tiba-tiba. Tapi beliin ini khusus buat kamu. Buat pernikahan kita. Perhiasan berlian, cuma buat kamu"
Via terkejut bukan main. Teman-temannya seketika bersorak. Aku memang ingin memberinya hadiah ketika bulan madu. Via bisa dibilang memang termasuk wanita idamanku. Dia cantik , manis , tubuhnya sexy dan buah dadanya sangat indah. Dia juga orang yang baik meskipun sedikit sosialita, tapi aku memaklumi itu. Aku pun tidak punya alasan untuk menunda berhubungan. Meski umur asliku muda , umur identitasku ini sudah masuk ke usia pernikahan.
" Sayang kamu serius? Aku .... Aku....Aku terharu. Aku sayang kamu mas. Aku sayang kamu"
Via langsung memelukku. Teman-temannya bertepuk dan semua orang bertepuk. Ia menangis haru. Aku tersenyum bahagia. Hari itu aku anggap sebagai kemenangan besar bagiku. Selangkah lagi aku siap menikmati hasil jerih payahku , dan memulai hidup jujur seperti orang pada umumnya. Meninggalkan dunia abu-abuku yang sudah membuatku seperti ini.
" Aku ada hadiah lagi buat kamu . Gak mahal , tapi aku pengen ini jadi kado spesial buat kamu "
Aku memberinya mobil senilai miliaran rupiah. Aku membelinya dengan uang hasil tuyul online dan aku tahu ia akan menyukainya. Aku tahu ia sudah mengincar mobil itu sejak lama melalui aplikasi Deep profile ( aplikasi yang dibekali kecerdasan buatan yang dapat menggali informasi seseorang secara online. Mulai dari postingan sosial media sampai historis browser di perangkat korban ) buatanku sendiri.
" Ya ampun, Puji Tuhan, kamu serius?!"
Sahutnya menahan tangis.
" Mudah-mudahan aku bisa hadiahin kamu apartemen di Berlin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ripper 🔞
Ficção Adolescente18+ baca kalau sudah cukup umur ya Cerita ini penuh adegan sex dan kekerasan jadi ga cocok buat sebagian pembaca