25. Finally

980 39 7
                                    

AUTHOR POV

Jefri memasuki Coffee Shop nya dengan tak kalah herannya seperti ekspresi Jeslin tadi saat memasuki Coffee Shop itu.

Dengan ekspresi bingung itu, lagi-lagi Jefri masih terlihat tampan hingga membuat beberapa pengunjung terlihat terpesona akan kedatangan Jefri.

Dan karna saking bingungnya, Jefri menjadi nggak fokus, hingga nggak menyadari adanya Jeslin disana dan segera berjalan menuju tempat yang biasanya menjadi tempat kerjanya saat berkutat dengan kopi.

"Ada apa ini?" Tanya Jefri, pada siapapun.. entah pada Joni atau pada Dio.

"Cowok aneh ini udah buat minuman dengan racikan aneh dan nama yang aneh. Tapi liat deh.. mereka semua pada suka." Jawab Joni menunjuk suasana di Coffee Shop ini dengan dagu nya.

"Wah keren sih." Respon Jefri yang seneng banget bisa liat suasana kaya' gini di Coffee Shop nya.

Meskipun bukan keadaan ramai yang pertama kalinya, tapi Jefri sangat bersyukur karna ini adalah keadaan paling ramai dari Coffee Shop nya, dan ini juga merupakan salah satu dari mimpinya selama ini.

"Thank you bro." Lanjut Jefri.

"No worries. Gue cuma lagi manfaatin bakat gue aja." Jawab Dio percaya diri. "Gue bakal kasih resepnya ke lo, tapi lo harus janji satu hal ke gue." Lanjut Dio.

"Janji apa?"

"Seumur hidup, gue harus minum kopi gratis disini."

"Ah gue kira apaan.. easy, lo boleh menikmati sebanyak yang lo mau." Jawab Jefri yang udah terlanjur bahagia itu.

"Oh iya Jef, Jeslin nungguin lo disana tuh." Ujar Dio lagi sembari menunjuk ke arah Jeslin.

"Jeslin?" Respon Jefri terkejut dan segera berbalik arah dan berjalan mendekat pada wanita itu.

Jeslin tersenyum bahagia saat menyambut Jefri. Jefri masih tanpa ekspresi dan segera duduk berhadapan dengan Jeslin.

Obrolannya bersama Rose tadi soal Jeslin yang mengandung membuatnya semakin penasaran tentang fakta itu, dia nggak bisa memproses reaksi lain selain untuk segera ingin tau tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Jef Maaf.." Ujar Jeslin sembari mendorong pelan kotak kecil miliknya ke arah Jefri.

"Apa ini?" Tanya Jefri.

"Buka dong."

Jefri membukanya dengan hati-hati.
Dan dia segera menatap Jeslin begitu melihat apa isinya. Meskipun beberapa pendapat di otaknya juga mengarahkan pada hal ini, tapi Jefri tetap nggak siap untuk cuma bersikap tenang. Perasaannya campur aduk sekarang, Bahagia adalah salah satunya.

"Gue nggak cuma kasih tunjuk ke elo ya Jef, bukan juga sebagai hadiah, tapi gue memohon untuk bisa membesarkannya bersama-sama. Bisa kan?" Ujar Jeslin.

Jefri menatap isi dari kotak kecil itu lagi. "Ini--" Jefri masih sangat nggak siap sampai rasanya untuk bicara aja susah.

Benda kecil berwarna putih dengan dua garis merah yang udah sangat jelas artinya apa.

"Jawab -bisa- atau -nggak bisa- dengan tegas ya Jef, kalau iya.. please buruan selesaiin urusan lo sama Rose. Kalau nggak, gue bisa rawat anak kita sendirian kok tenang aja, atau kalau itu ngebebanin lo, gue juga bisa menggugurkan kandungan ini nggak lama lagi." Ancam Jeslin.

"J-jangan dong Jes." Respon Jefri cepat membuat Jeslin seketika tersenyum. "Jangan lakuin hal buruk sama anak gue." Lanjut Jefri. "Umm.. maksud gue anak kita." Lanjut Jefri lagi yang membuat Jeslin jadi makin bahagia aja dengernya.

Wrong Direction [JISOO x JAEHYUN x ROSE x SEHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang