24. Menunggu

403 34 4
                                    

AUTHOR POV

Tidak lama setelah Dio mengunggah fotonya bersama minuman buatannya di Sosial Media.. ternyata banyak sekali respon baik yang diterima Dio.

FYI.
Selama ini Dio cukup terkenal di Sosial Media, dia punya banyak pengikut dan memiliki konten untuk selalu dia unggah tiap harinya.

Dio bahkan mengunggah video dari minuman itu dengan skill editing yang ternyata lumayan keren juga.

Ratusan akun me-repost postingan dari minuman itu dan beberapa dari mereka tentu penasaran, terlebih tampilan dari minuman itu cukup menarik padahal Dio membuatnya dengan bahan seadanya.

Minuman berbahan dasar coffee yang sudah Dio racik dengan versinya.

.
.
.

SedangkanJefri, kini sedang bersama Rose di bawah 'Pohon Harapan' di tepi danau. 🌳

Mereka cuma saling diam pada awalnya, karna baik Rose maupun Jefri masih sama-sama bingung harus mulai dari mana.

Hubungan mereka sudah terlanjur canggung dan ada beberapa hal yang cukup memalukan juga untuk dibicarakan.

Masih dalam keadaan canggung, ponsel Jefri tiba-tiba bergetar. Jefri melihat layar hape nya dan sudah ada nama Jeslin disana.

Jefri tidak langsung mengangkat panggilan itu karna dia pikir itu hanya akan membuat dirinya dan Rose menjadi semakin canggung.

"It's okay, angkat aja." Ujar Rose memecah keheningan.

"Nggak usah, kita bahkan belum ngomong apa-apa dari tadi." Jawab Jefri.

"Umm Jef, Apa Jeslin belum cerita ke kamu?"

"Tentang apa?"

"Jeslin lagi hamil."

"Huh? Tapi dia sama Stefan sekarang--"

Rose menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan, itu bukan anak Stefan."

"Bukan anak Stefan??" Jefri semakin terkejut.

"Selamat ya Jef.." Ujar Rose tersenyum.

Jefri menyandarkan tubuhnya ke kursi. Memandang jauh ke depan, entah apa yang ada dipikirannya saat ini.

"Impian kamu akhirnya terwujud ya Jef.." Lanjut Rose.

"Maafin aku..." Jawab Jefri menunduk saat mulai mengerti apa maksud Rose.

"Sekarang nggak ada lagi alasan kita untuk tetap bersama, Aku tau kamu pasti bahagia denger kabar ini kan? Kamu mau jadi Ayah untuk darah daging kamu sendiri Jef. Aku ikut seneng kok kalau kamu bahagia."

"Rose.."

"Maaf.. selama ini aku selalu jadi beban buat kamu. Aku juga nggak pernah mampu kasih apa yang sangat kamu inginkan. Jadi sekarang lebih baik kamu bersama orang yang tepat, yang bisa kasih kebahagiaan itu Jef. Dan untuk aku yang banyak kurangnya ini, aku cuma butuh Stefan yang nggak akan pernah merasa kecewa sama aku."

"Tapi aku kan juga nggak pernah merasa kecewa sama kamu Rose."

Rose tersenyum. "Makasih ya Jef.. tapi sekarang kamu nggak mungkin ninggalin Jeslin kan? Jangan biarin dia merawat anak kalian sendirian ya.. Stefan udah terlalu acuh selama ini soal Feli. Jeslin pasti udah menderita juga selama ini. Biarin aja Stefan sama aku. Dan kamu sama Jeslin. Awalnya pasti awkward, tapi semuanya akan berjalan dengan baik. Lagipula ini masih tentang kita berempat kan?"

Jefri menunduk, dia nggak bisa jawab lagi. Semua sudah terjadi diluar kendalinya. Dan dia udah nggak bisa lagi melimpahkan semua kesalahan pada Stefan, dia sadar ini terjadi karna dirinya juga.

.
.
.

Sedangkan Jeslin,

Karna telponnya nggak diangkat sama Jefri. Wanita yang masih berstatus istri Stefan Revaldy ini terlihat mengunjungi Coffee Shop Jefri yang..... mendadak ramai.

"Ada apa ini? Jefri promosiin Coffee Shop nya lagi kah?" Meskipun ikut seneng, Jeslin juga masih nggak percaya bisa melihat pemandangan seperti ini.

Beneran ramai, sampai antreannya keluar dari pintu masuk.

"Huh? Istri CEO kan?" Respon Dio begitu melihat Jeslin mulai memasuki Coffee Shop itu.

"Kok lo ada disini sih? Lo kenapa nggak di SHINE?"

"Ya lo tanya aja sama suami lo."

"Eh? Stefan yang nyuruh lo kerja disini?"

Dio mengangguk malas.

"Tapi untuk apa? Trus lo tau nggak dimana Jefri sekarang?"

"Ya mana gue tau, yang gue tau cuma suami lo itu nyuruh Joni untuk nyusulin si Jefri." Jawab Dio masih sambil membuat pesanan pembeli.

Jeslin mengedarkan pandangannya. Menatap satu persatu pengunjung yang hadir. Lalu Jeslin tersenyum.

"Wht? Kaget lo liat semua pengunjung ini? Yang jelas ini bukan halusinasi ya. Mereka beneran dateng kesini karna mau beli menu baru buatan gue." Lanjut Dio sambil menunjukkan dengan bangga minuman hasil buatannya ke Jeslin.

Jeslin mengangguk, "Jefri pasti bakalan suka sama suasana ini."

"Jelas, dan ini karna minuman buatan gue. Puji dong, elah." Jawab Dio.

"Keren banget lo, biar gue suruh Stefan naikin gaji lo deh."

"Beneran ya? Gue tandain loh ini."

"Beneran, janji gue." Jawab Jeslin senyum. Cantik banget, Dio sampai terpesona untuk beberapa detik. Begitu juga pengunjung yang tidak sengaja melihat senyum itu.

🥰

"Gue coba cari Jefri di tempat lain deh." Lanjut Jeslin yang udah siap pergi.

"Eh tunggu bentar, gue buatin dulu satu buat elo. Tunggu bentar okay. Gue kerjanya cepet kok."

Jeslin akhirnya menuruti Dio karna menghargai kerja keras staff perusahaan Stefan itu.
Jeslin memutuskan duduk di salah satu kursi yang kosong, sambil mencoba kirim chat lagi ke Jefri.

.

Tidak lama kemudian, Dio mendekat dengan minuman yang dibuatnya special untuk Jeslin.

"Uwaaa... ini keliatan menarik dan enak sih. Pantes banyak yang suka." Ujar Jeslin begitu melihat minuman buatan Dio yang ada dihadapannya.

"Of course... Nama minuman ini FanBang." Ujar Dio dengan sangat bangga.

"FanBang?"

"Nggak ada arti khusus kok, tiba-tiba pengen namain dengan itu aja, ehe."

"Terdengar cute."

Dio tertawa dalam hati, 'Haha.. tentu saja.. Keparat Stefan memang cute.'

"Kalau mau lagi info aja ya."

Jeslin cuma mengangguk sembari tersenyum.

.
.
.

Jeslin masih disana, diantara banyak pengunjung yang masih mengantri menunggu Coffee FanBang yang mendadak terkenal itu. 😅

Kini ada Joni yang ikut membantu Dio melayani pembeli.

Jeslin masih nggak mau pulang padahal ini udah lebih dari satu jam. Kata Joni, Jefri bakalan dateng kesini kok malam ini.

Jadi Jeslin masih terus sabar menunggu sambil sesekali menatap kotak kado kecil berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 4 cm yang ada di atas meja di hadapannya itu.

Berdebar.. gugup.. tidak sabar..
Jeslin ingin segera memberi kabar gembira itu pada Jefri.

Sampai akhirnya--

[To be continue~]

Wrong Direction [JISOO x JAEHYUN x ROSE x SEHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang