3. Kantor Julid

702 92 20
                                    

AUTHOR POV

Seseorang menghalangi langkah Rose.

"Kamu ngapain disini sih mbak?" Tanya orang itu. Seorang laki-laki ber-ekspresi datar yang bertemu dengan Rose sebelumnya. Christian Dio.

"Kamu yang tadi ketemu aku di lantai tiga belas kan?" Tanya Rose memastikan.

"Iya itu aku." Jawab Dio kemudian berjalan mencari tempat kosong. Dan berhubung Rose nggak kenal siapapun disini, jadi dia mutusin untuk mengikuti si Christian Dio ini.
.
.
.

"Ah.. jadi kamu sekretaris baru untuk CEO kita." Seru Dio setelah mendengar Rose memperkenalkan dirinya. Suaranya yang keras membuat seisi cafeteria kembali berbisik.

Rose memperhatikan sekitarnya sebentar, kemudian kembali menatap Christian Dio. "Emang aneh banget ya kalau aku jadi sekretarisnya Stefan?" Tanyanya.

"Pertama, kamu harus terbiasa memanggilnya dengan lebih hormat. -Bapak Stefan- misalnya. Jangan langsung panggil nama kaya' gitu."

Masih aneh rasanya harus memanggil sahabatnya dengan embel-embel seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi. Rose harus tetap profesional.

"Okay deh, easy."

"Dan.. asal kamu tau aja ya Rose, sekretaris CEO kita yang sebelumnya itu bener-bener cantik, sexy, dan smart." Ujar Dio lagi.

"Aku udah denger tentang hal itu kok sebelumnya."

"Baguslah. Jadi nggak usah kaget kalau orang-orang disini membicarakan posisi kamu itu."

Rose mengangguk pelan kemudian melanjutkan makannya.

Tapi beberapa saat kemudian, terbesit keinginan untuk mengetes orang dihadapannya itu.

"Dio, mau tanya dong, emangnya apa sih alasan pasti sekretaris yang lama mengundurkan diri?" Tanya Rose walau sebenarnya dia udah tahu alasannya.

"Aku denger-denger sih istri CEO kita itu cemburuan. Ya semua orang nggak heran juga sih. Soalnya pasti sulit banget punya suami yang paket lengkap macam CEO kita, udah cakep.. tajir pula. Kalau aku jadi Pak Stefan, mungkin aku bakalan cari istri baru yang lebih sexy dan menarik. Haha."

"Jadi menurut kamu istri CEO kita nggak menarik??"

"Bukan menurutku, tapi banyak orang disini menganggap istri CEO kita itu biasa-biasa saja. Dia cuma tipe Ibu Rumah Tangga yang nungguin lakinya dari rumah gitu. Nggak membanggakan sama sekali, makanya CEO kita jarang bawa istrinya ke acara-acara formal."

Rose seketika mengepalkan tangannya. Ikutan kesel sahabatnya diomongin kaya' gitu sama pegawai Stefan.

"Ah.. jadi orang-orang disini suka ngomongin istri CEO kaya' gitu ya.."

"Iya.. kantor mana sih yang pegawainya nggak suka julid? Haha."

"Tapi, apa mereka pernah ketemu istri CEO secara langsung?" Tanya Rose seraya membayangkan wajah sahabatnya, Jeslin William.

Gimana bisa wanita secantik Jeslin dibicarakan yang enggak-enggak seperti itu oleh karyawan suaminya sendiri?

Gimana bisa wanita secantik Jeslin dibicarakan yang enggak-enggak seperti itu oleh karyawan suaminya sendiri?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang menarik gimana Jeslin huh??

Christian Dio terlihat berpikir. "Entahlah. Aku juga belum pernah ketemu sama dia sih. Haha. Tapi aku rasa dia itu wanita yang sibuk akan urusannya sendiri. Ngebosenin banget kan??" Jawab Dio.

Kata-kata itu seakan menghantam dada Rose. Bukan untuknya memang, tapi terdengar untuknya. Rose yang selalu sangat sibuk sendiri selama ini. Rose jadi kepikiran kalau selama ini mungkin dia juga ngebosenin banget bagi suaminya. 😔

"Oh ya Rose, kamu udah berkeluarga?" Lanjut Dio.

"Hmm iya.. aku udah menikah." Jawab Rose yang mendadak lesu.

'tepp tepp' terdengar langkah kaki mendekat ke arah meja Dio dan Rose.

Semua orang yang tadinya duduk, mendadak berdiri untuk sekedar membungkuk pada orang itu.

Iya, Stefan Revaldy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya, Stefan Revaldy.

Dia kemudian dengan santai duduk di sebelah Rose. Semua orang terdiam seketika.
Ini pemandangan langka saat melihat seorang Stefan Revaldy masuk ke dalam cafetaria. Karna tentu saja dia nggak pernah melakukan hal ini sebelumnya.

Dio berdiri kemudian sedikit membungkuk memberi salam pada orang nomor satu di kantor ini, dan kembali duduk dengan posisi yang lebih dia atur agar terlihat sopan.

Stefan menatap Dio sejenak.

Dan tanpa diminta Dio segera memperkenalkan diri. "Saya Christian Dio, karyawan dari divisi pemasaran."

Stefan nggak jawab, dan malah menoleh pada Rose yang masih terdiam. Lalu CEO ini malah langsung ambil makanan Rose dan melanjutkan makanan itu karna dia malas untuk memesan lagi.

"Ya ampun Pak, biar saya pesankan saja yang baru." Ujar Dio mencari muka.

"Nggak perlu, saya udah biasa kok makan bekasnya Rose." Jawab Stefan kelewat santai.

"Huh?" Ya kaget lah jadi Dio.

"Dia ini sahabatku.. istrinya juga sahabatku.. suamiku juga sahabatnya.." Ujar Rose yang buat mata Dio jadi membulat sempurna.

"Sahabat??!!" Dio kali ini mengatakannya dengan nada yang nggak terkontrol lagi.
Lalu Dio terduduk lemas karna menyesal udah membicarakan hal-hal bodoh pada seorang sahabat dari CEO-nya.

Rose tersenyum melihat ekspresi Dio. "Haha santai aja, aku nggak akan ngaduin kamu semua ke istrinya Stefan kok."

"Maksud lo Rose? Dia ngomongin Jeslin?" Tanya Stefan.

"Hmm.." Rose mengangguk dengan ekspresi yang ngeledek Dio banget. Sementara Dio seperti udah siap memakan sekretaris baru itu hidup-hidup.

"Duh kalau istri saya tau, kamu pasti bakalan ditampar sih pakai penggorengannya." Ujar Stefan yang kemudian ketawa bareng Rose.

Lalu seisi cafetaria pun kembali berbisik-bisik membicarakan tingkah Stefan dan Rose. 🙄

[To be Continue~]

Wrong Direction [JISOO x JAEHYUN x ROSE x SEHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang