12. Khawatir

662 78 21
                                    

AUTHOR POV

Sudah cukup larut, dan nggak biasanya Jeslin masih terjaga di kamarnya, bahkan setelah anaknya sudah tertidur sejak tadi di kamar yang lain.

Jeslin masih belum bisa tidur karna memikirkan sesuatu tentang ucapan Jefri pagi tadi.

"Kenapa ya Jefri ngomong soal itu? Apa terjadi sesuatu? Apa dia mergokin suami gue selingkuh? Lalu dia nggak ngomong dengan jelas hanya karna takut kalau kita berantem?" Ucap Jeslin khawatir. "Kalau emang bener kaya' gitu, Stefan selingkuh sama siapa emangnya?" Lanjutnya yang terus berbicara sendiri, lalu menatap ke arah jam dinding. "Ini juga kenapa Stefan malah belum pulang jam segini? Gue telpon apa gimana nih?" Lanjutnya lagi karena gelisah.

Tak lama setelah itu, Jeslin mendengar suara mobil Stefan mulai memasuki pekarangan rumahnya.

"Ah itu pasti Stefan." Serunya kemudian segera keluar kamarnya untuk membuatkan Stefan segelas susu. Padahal sebelumnya Jeslin nggak pernah melakukan itu karena saat Stefan pulang, dia pasti sudah tidur.

.

Stefan baru saja keluar dari kamar mandi, dan sudah menggunakan piyamanya. "Kenapa belum tidur Jes?" Tanya Stefan.

"Aku nungguin kamu." Jawab Jeslin.

Stefan meneguk segelas susu yang Jeslin buatkan untuknya.

"Ah.. seneng banget waktu lagi capek gini.. aku udah dibuatin segelas susu sama istriku." Ujar Stefan tersenyum setelah meminum habis segelas susu hangat itu. "Thank you ya Jes." Lanjutnya. Dan Jeslin hanya membalas dengan senyum kecil.

Stefan kini duduk di atas ranjangnya, menyandarkan punggungnya pada sandaran ranjang. Lalu kembali memakai kacamatanya dan mulai membaca beberapa berkas.

Stefan memang selalu seperti itu hampir setiap hari.

"Fan.. kamu nggak istirahat?" Tanya Jeslin.

"Gimana bisa istirahat Jes? Semua pekerjaan dikejar deadline." Jawab Stefan masih dengan serius dengan berkas-berkasnya.

"Apa kamu seperti ini tiap hari?" Tanya Jeslin yang memang nggak pernah tau kalau setiap malam suaminya tetap terjaga seperti itu, jarang sekali seorang Stefan mendapatkan banyak waktu untuk sekedar tidur.

"Enggak kok.. ini cuma bentar, aku pasti tidur abis ini. Kamu tidur aja duluan." Jawab Stefan yang nggak mau Jeslin khawatir.

"Umm Fan, tadinya aku mau nanya sesuatu, tapi kaya'nya kamu lagi sibuk banget, jadi--"

Stefan akhirnya menoleh dan menatap Jeslin. "Nanya sesuatu?"

Jeslin mengangguk.

"Yaudah tanya aja, karna kamu udah nungguin aku untuk ini, kerjakanku biar nantian aja deh." Jawab Stefan lalu menyingkirkan sementara berkas-berkasnya.

"Kamu lagi punya perasaan suka ke wanita lain?" Tanya Jeslin langsung pada intinya.

"Rose?" Tanya Stefan. Menjawab tanpa beban seolah itu adalah sebuah kewajaran.

"Selain Rose." Jawab Jeslin. Sama santainya.

Iya, Jeslin memang sudah tau tentang itu.
Sudah sejak satu hari setelah pernikahan Rose dan Jefri, Jeslin memergokin Stefan terlihat begitu kacau karena harus berpura-pura tersenyum seharian di acara pernikahan sementara hatinya hancur. Jeslin tau Stefan sangat sangat sangat menyukai bahkan mencintai Rose.

Dan dia selalu berusaha memaklumi.

Terlalu aneh, tapi memang seperti itu adanya.

"Nggak ada. Aku nggak pernah suka sama cewek lain, selain Rose." Jawab Stefan.

Wrong Direction [JISOO x JAEHYUN x ROSE x SEHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang