Chapter 01

4.7K 417 34
                                    

I need somebody who can love me at my worst
No, I'm not perfect, but I hope you see my worth
'Cause it's only you, nobody new, I put you first
And for you, girl, I swear I'll do the worst

Jennie POV.

Aku bisa melihatnya melalui jendela depan kedai kopi tempat aku bekerja. Wanita itu ada disana, dia sempurna seperti biasanya. Topi burgundy hitamnya menyembunyikan sebagian rambut coklatnya. Senyuman kekanak-kanakannya selalu ada di wajahnya saat dia menyanyikan lagu dengan suaranya yang sangat merdu.

Aku melihat dua orang dewasa meninggalkan sejumlah uang koin ke dalam sampul gitarnya setelah wanita itu menyanyikan lagu yang mereka minta mainkan.

Aku bersandar dengan sikuku di konter kedai kopi yang kosong, wajahku berada di antara telapak tanganku dengan ekspresi kagum di wajahku saat aku memandanginya. Aku merasa tenggelam dalam pesonanya hingga aku tidak menyadari ada seseorang yang mendekatiku dan tiba-tiba aku merasakan benturan keras di kepalaku yang seketika membuatku tersadar. Aku segera berbalik dan menemukan Jisoo sedang menatapku dengan alis terangkat.

"Apa kau baru saja memukulku dengan nampan itu?" Aku bertanya dengan tidak percaya ketika aku melihat Jisoo memegang nampan stainless dengan kuat di tangannya.

"Berhentilah meneteskan air liur untuk gelandangan itu dan kembalilah bekerja." katanya tanpa emosi dan tanpa sadar, aku merasakan wajahku memerah.

Tidak mengherankan, salah satu hiburan favoritku bekerja di kedai kopi Cafe de Flore adalah menyaksikan seorang wanita yang duduk di trotoar di atas selimut tua dan mendengarkan dia bernyanyi dengan imbalan uang kertas dan beberapa koin dari orang-orang.

"Aish, Jisoo... tempat ini kan sedang kosong." Aku memutar mataku
"Dan jangan panggil dia seperti itu." kali ini aku mendengar tawa lemah Rosé yang sedang membersihkan meja.

"Wanita itu tidur di jalan, dia memakai pakaian tua dan berlubang, dan menurutmu kalau bukan gelandangan, dia harus disebut apa? Taylor Swift?" Jisoo berkata dengan suara penuh ironi sedangkan aku hanya mendengus.

Menyukai seorang tunawisma yang aku tidak pernah bertukar banyak kata selain ucapan selamat pagi memang bukan ide terbaik di dunia.

Tapi sepertinya hatiku tidak bisa menolak senyuman tulusnya, wajah cantiknya, suara indahnya dan cara dia memetik gitar, membuat telingaku ingin selalu mendengar.

To be continue ~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


To be continue ~~

Hehe, suka ngga sama ceritanya?

Ini bukan ebook yaa, jadi jangan pada nanyain di wa author 😹

Ebook baru nanti beda ceritanya oke 😉

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar 😉

Terima kasih

HOMELESS (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang