Aku masih tidak menyangka bahwa saat ini aku dan Lisa sedang berbaring berpelukan di tempat tidur. Aku telah memberitahu beberapa hal baru tentang kehidupanku dalam empat bulan terakhir, terutama tentang kuliah dan pekerjaanku.
Lisa juga telah berbicara banyak hal tentang perusahaan yang menerima dia dan berbicara tentang kehidupannya yang berubah dengan sangat cepat.
"Dari awal, aku selalu percaya padamu Lisa... Suaramu sangat indah dan kamu pantas menjadi artis yang di sukai banyak orang meskipun tidak mudah untuk mewujudkannya. Tapi sekarang kamu telah menjadi penyanyi hebat dengan beberapa single yang terjual puluhan ribu dan menjadi idol yang dikejar oleh para penggemarmu."
"Hei, jangan melebih-lebihkan." Lisa tertawa lemah sambil membelai rambutku.
"Aku masih harus belajar banyak hal... Ini semua juga masih tidak nyata bagiku seolah-olah aku hidup dalam mimpi indah dan mimpi buruk secara bersamaan." Lisa kemudian menatapku sambil membelai lembut pipiku.
"Mimpi buruk karena berada jauh darimu, Jennie."Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum dan mengangguk dengan tenang.
"Aku setuju denganmu." Aku kemudian menyandarkan kepalaku di dadanya.
"Aku harap kamu tidak menjauh dariku lagi." gumamku sambil memejamkan mata saat merasakan hangat tubuhnya bercampur dengan hangat tubuhku."J-Jennie... Tentang itu..." Lisa tiba-tiba tampak gugup dan aku tahu nada suaranya merupakan pertanda buruk.
Aku menatapnya dengan rasa takut.
"K-kamu... Kamu akan pergi lagi?"Lisa menghela nafas.
"Ya..." jawabnya.Saat itu juga, aku berusaha menyembunyikan rasa sakit di mataku.
"Aku masih ingin merilis album... Aku sudah menulis lagu dan merekam beberapa hal dan untuk melakukan semua itu, aku harus kembali ke Seoul."
Aku mengangguk tanpa berkata apapun lagi. Aku menghindari tatapannya.
"J-Jennie..." Lisa melanjutkan dan dia terlihat sangat gugup.
"Ini semua sangat baru bagiku...
aku terbiasa menjalani hari demi hari tanpa mengetahui apakah aku bisa makan keesokan harinya. Lalu tiba-tiba aku bertemu dengan seseorang yang melihat suatu bakat dalam diriku, dan akhirnya dia membantuku."Aku mengangguk saat dia membicarakan tentang pengusaha yang membawanya keluar dari jalanan.
Tapi aku masih menghindari pandangannya. Aku hanya menatap dinding kamar. Aku tidak ingin Lisa pergi, aku tidak ingin dia pergi lagi.
Tapi aku tidak bisa mengikat Lisa denganku, dia memiliki kehidupan untuk dijalani dan dia memiliki kesempatan besar dengan masa depannya.
Aku tidak boleh egois menginginkan dia tetap ada disini.
Aku tahu mungkin butuh waktu berbulan-bulan sebelum aku bisa bertemu dengannya lagi. Atau mungkin lebih lama dari itu.
Lisa akan menjadi lebih dikenal banyak orang. Jadwal kegiatannya-pun akan lebih banyak.
Di tahap itu, mungkin dia tidak bisa menjalin hubungan.
Aku tidak ingin menjadi penghalang di jalan Lisa. Aku ingin melihatnya bersinar dengan wajahnya yang manis dan suaranya yang merdu. Dia pantas menjadi artis besar. Aku tidak bisa menghentikannya sekalipun melepaskannya berarti membuat lubang luka baru didalam diriku, tapi pada akhirnya hal itu pasti akan berlalu.
Namun saat ini, hanya membayangkan berada jauh dari Lisa saja terasa sangat menyakitkan.
"Tapi kamu adalah orang yang paling penting dalam kehidupanku Jennie." gumam Lisa dan aku akhirnya memandangnya dengan sedikit bingung.
"Kamu lebih dulu ada di sampingku, kamu membantuku dan melakukan segala hal untuk memastikan aku baik-baik saja. Kamu mengkhawatirkanku, kamu menolongku... sejak awal kamu telah menjadi malaikat pelindungku Jennie... Aku tidak bisa meninggalkanmu hanya karena peluang baru yang datang ke dalam hidupku."Pikiranku benar-benar kosong, dan aku tidak tahu harus berkata apa.
"Dengan uang dari penjualan single yang aku terima dari perusahaan, aku bisa menabung cukup banyak untuk akhringa memiliki tempat tinggal sendiri." Lisa tersenyum lemah.
"Aku ingin kamu pergi ke Seoul bersamaku, Jennie."Alisku terangkat menunjukkan keterkejutanku setelah mendengar kata-kata itu.
Lisa ingin aku ikut dengannya.
Dia ingin aku tinggal bersamanya seperti pasangan sungguhan.
Lisa melihat aku di masa depannya.
To be continue ~~~
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMELESS (GXG)
General FictionJennie adalah pelayan di kedai kopi Cafe de Flore, dia menyukai Lisa yang merupakan seorang Tunawisma yang hidupnya di pinggir jalan dengan selimut tua, gitar dan suara terindah yang pernah Jennie dengar.