Chapter 17

1.7K 248 4
                                    

Empat bulan telah berlalu tanpa Lisa dan sekarang, aku sudah merasa jauh lebih baik.

Tapi aku selalu menolak setiap kali  teman-temanku mengajakku pergi ke klub karena aku sama sekali belum siap untuk mengenal orang baru lagi.

Aku masih belum bisa menghapus sebagian ingatanku tentang Lisa karena  itu bukan hal yang mudah dan sepertinya itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Tapi untungnya, aku sudah berhenti menangis setiap malam.

Aku sudah bisa melakukan pekerjaanku dengan normal.

Hari ini kedai kopi sangat penuh. Aku dan Jisoo sedang mengantarkan pesanan. Namun, Jisoo tiba-tiba berhenti untuk memeriksa ponselnya dengan cepat.

Pada saat yang sama, aku melihat ekspresi terkejut di wajahnya saat dia melihat layar ponselnya.

Jisoo kemudian mengambil remote televisi yang terpajang di dinding kedai kopi dan dengan cepat dia mengganti saluran.

Matanya seketika melebar saat dia melihat layar TV.

"J-Jennie, b-bukankah itu..." Jisoo tergagap dan sangat terkejut.

Aku segera mengalihkan pandanganku ke televisi dan aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku lihat.

Otakku membutuhkan waktu beberapa detik untuk memahami apa yang aku lihat. Dan ketika aku memahaminya, aku langsung bertanya-tanya,

Bagaimana bisa Lalisa Manoban ada di televisi dan sedang di wawancarai?

Itu bukan sekedar wawancara biasa, karena disitu Lisa menjadi tamu di sebuah acara talkshow.

"I-itu kan Lisa-" kata Rosé yang sama bingungnya denganku.

Tidak diragukan lagi, itu adalah Lisa.

Dia ada di sebuah program televisi.

Butuh waktu beberapa menit bagiku untuk memahami apa yang terjadi disana.

Aku mencoba untuk memperhatikan percakapan antara Lisa dan pembawa acara agar aku bisa memahami situasinya.

Meski semuanya masih sangat membingungkan pikiranku, tapi aku masih bisa mendengarkan setiap kata-kata yang diucapkan dengan baik.

"Lisa-ssi... kita semua tahu bahwa, selain baru-baru ini merilis single yang sangat sukses, kamu juga mengejutkan banyak orang dengan kisah hidupmu."

Mataku semakin melebar setiap kali mendengar apa yang diucapkan presenter.

Aku tidak bisa mendengar suara apapun selain yang ada di TV. Aku juga tidak bisa memperhatikan apapun selain Lisa.

Setelah sekian lama, aku akhirnya bisa melihatnya lagi. Aku merasa seperti terbangun dari mimpi burukku yang mengerikan.

Lisa-ku ada disana, dia ada di hadapan seorang presenter televisi ternama yang sedang berbicara tentang "awal karir musiknya"

Jantungku berdebar kencang karena ada Lisa di sana.

Dia sama seperti biasanya. Dia pemalu ketika mendapat pujian dari presenter,
Dia memberikan senyum malu-malu setiap kali penonton heboh.

Penampilan Lisa tidak berbeda, hanya saja kali ini penampilannya tampak lebih bersinar dari sebelumnya.

Dia tidak memakai pakaian mahal atau bermerek, dia biasa saja tapi dia terlihat sangat menarik.

Lisa terlihat sehat dan benar-benar menawan.

Aku tidak tahu apakah aku ingin berteriak dengan gembira, atau sebaliknya, aku ingin menangis karena marah, karena aku hanya bisa melihatnya di layar TV tanpa bisa menyentuhnya, memeluknya, atau memukulnya karena dia telah meninggalkanku sendirian selama empat bulan yang panjang.

"Yah, aku harus berterimakasih banyak kepada perusahaan yang melihat bakat dalam diriku... padahal saat itu aku masih hidup di jalanan dan aku tidak mengetahui seperti apa industri musik..." Lisa tertawa ringan dan sialnya, aku hanya ingin menangis dan berteriak padanya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia ada disana? Apa yang terjadi selama empat bulan itu?

"Mereka mengajariku banyak hal, mereka memberiku arahan dan melalui merekalah aku bisa merilis singleku.
Aku bahkan masih tidak tahu apa yang aku lakukan. Ini semua masih terasa sangat tidak nyata bagiku. Semuanya terjadi begitu cepat sehingga aku terkadang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi."

Lisa telah merilis single lagu dan itu cukup membuatku tertawa tanpa sadar.

Aku benar-benar tidak pernah menduga hal itu akan terjadi. Tapi sekarang, segalanya mulai masuk akal di kepalaku.

Aku merasa senang, sekaligus sedih, bingung, dan juga marah.

"Tapi yang terpenting dari segalanya adalah, ada seseorang yang sangat berharga yang aku kenal ketika aku masih hidup di jalanan."

Saat mendengar itu, aku merasa napasku berhenti dan aku merasa ingin pingsan di tengah kedai kopi karena Lalisa Manoban membicarakanku di acara TV.

To be continue ~~~

Wahhhh, apakah Lisa terkenal lewat jalur tiktok dan diundang ke acara Brownies TransTV ?? 🤣🤣

JANGAN LUPA MAMPIR KE PROFILKU BUAT BACA CERITA

A THOUSAND MILES okee...

A THOUSAND MILES okee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOMELESS (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang