EPILOG

2.2K 237 11
                                    

[SATU TAHUN KEMUDIAN]

"Permen kapas ini terlihat seperti rambutmu." Lisa berkata sambil tertawa saat membandingan keduanya. Mendengar itu, aku sedikit menyikutnya tapi aku juga tidak bisa menahan tawa karena permen kapas warna orange yang ada di tanganku benar-benar mirip dengan warna rambutku saat ini.

Kami berjalan dengan tangan bergandengan saat melewati jalanan kota Seoul, kami tidak peduli dengan pandangan penasaran dari orang-orang yang ada di sekitar kami.

Hari ini cuaca terasa sangat dingin, karena ini sudah masuk ke pertengahan musim dingin sehingga suhu berada di tingkat terdingin seperti tahun kemarin. Tapi entah kenapa, kali ini aku merasa lebih hangat dari sebelumnya.

Mungkin karena kehadiran Lisa... Atau mungkin karena tiga sweter yang Lisa pakaikan untukku agar aku tidak masuk angin saat keluar rumah.

"Lisa Noona!" Aku mendengar suara seorang remaja laki-laki berteriak sambil berlari ke arah kami. Aku secara spontan melepaskan tangan Lisa sambil mengamati anak laki-laki yang histeris di depan kami.
"Wow, ini benar-benar kamu! Aku penggemarmu, Noona! Aku suka semua lagumu, ya tuhaan, kamu benar-benar cantik!"

Lisa tertawa dengan sedikit canggung. Lalu anak laki-laki itu mengeluarkan buku dari tasnya dan menyerahkannya pada Lisa beserta dengan pulpen.

"Bisakah kamu menandatanganinya untukku? Namaku Soobin." Lisa mengangguk, sedangkan aku hanya tersenyum dengan sedikit bingung tapi aku bangga karena pacarku semakin dicintai dan dikenali banyak orang.

Lisa kemudian menyerahkan buku catatan yang sudah di tandatangani kepada anak laki-laki yang melompat-lompat dengan senang setelah itu dia memeluk Lisa.

Aku mencoba mengabaikan gelombang rasa cemburu yang menerpaku saat mengamati aksi itu dalam diam.

"Terima kasih, Lisa Noona!" Bocah itu mengucapkan salam singkat dan sebagai balasan, Lisa tersenyum padanya sebelum akhirnya dia pergi dan kami bergandengan tangan lagi.

Kami berjalan sedikit lebih jauh ke  jalanan yang tidak terlalu ramai dan aku masih terdiam ketika Lisa memutuskan untuk memulai percakapan.

"Kamu seharusnya tidak melakukan itu." kata Lisa sedangkan aku memandangnya dengan bingung.
"Kamu melepas tanganmu dari tanganku. Kamu adalah pacarku Nini... aku tidak ingin kamu menyembunyikannya dari siapapun."

"Kamu tidak akan suka dengan reaksi orang-orang ketika melihat kita... aku juga tidak ingin menghalangi karirmu."

"Kamu tidak akan pernah menghalangi karirku dalam hal apapun. Aku yakin siapapun yang benar-benar menyukaiku pasti akan mengerti keputusanku. Orang-orang sudah tidak berpikiran secara tertutup seperti dulu Jennie."

Kami kembali terdiam selama beberapa menit hingga akhirnya aku berbicara.

"Malam ini kamu akan tampil, apa kamu tidak gugup?" Aku bertanya sambil tersenyum padanya.

"Tentu saja aku gugup." Kata Lisa sambil mengangguk.
"Tapi ada kamu yang selalu menenangkanku."

Aku tertawa saat mendengar itu. Lisa sangat suka mengatakan hal-hal santai yang membuatku tersipu malu dan tertawa secara bersamaan.

***

"Lalisa! Lalisa! Lalisa!"

Teriakan penonton membuat Lisa tanpa sadar tersenyum dengan lebar. Pertunjukannya berjalan dengan baik meskipun dia gugup, tapi dia sudah akan menyanyikan lagu terakhir yang akan dia nyanyikan secara akapela bersama dengan gitar yang dia bawa di tangannya.

Itu mengingatkanku pada masa laluku bersama dengan Lisa.

Aku harus menahan air mataku ketika kenangan itu tiba-tiba datang dan menghantamku dengan keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOMELESS (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang