Keesokan harinya, aku dibangunkan oleh sinar matahari yang masuk melalui tirai jendela.
Kemudian, aku bangun dari tempat tidur untuk melakukan peregangan sambil tersenyum karena ini adalah hari Sabtu jadi aku tidak perlu bekerja.
Lalu aku pergi ke ruang tamu dimana ada Lisa yang sedang tidur dalam posisi yang lucu.
Satu kakinya keluar dari sofa, mulutnya setengah terbuka, salah satu tangannya menempel di bawah wajahnya membuat bibirnya membentuk cemberut kecil. Tapi dia tampak nyaman dengan posisi seperti itu.
Aku kemudian mendekatinya dengan langkah pelan karena aku tidak ingin membangunkannya meskipun waktu sudah menunjukkan pukul sembilan tiga puluh.
Tetap saja, menurutku dia berhak tidur lebih lama.
Ketika sudah berada di dekatnya, aku membungkuk untuk membelai rambutnya dengan lembut sambil tersenyum.
Dan dengan sentuhan sederhana itu, tidak butuh waktu lama bagi Lisa untuk bangun dengan kaget sampai-sama dia terjatuh dari sofa.
"Aduh." Lisa tertawa sambil mengangkat tangannya ke kepala.
"Aku tidak bermaksud mengagetkanmu." Aku tidak bisa menahan tawa yang keluar dari bibirku saat membantunya bangun.
"Kamu boleh tidur lagi jika kamu mau. Aku akan menyiapkan sarapan.""Ya tuhan, aku tidur sangat lama." Kata Lisa saat melihat jam yang tergantung di dinding lalu dia mengambil sepatunya yang terletak di sudut sofa
"Maaf Jennie, aku akan segera pergi.""Apa?" Kataku yang sangat terkejut dengan sikapnya.
Lisa berpikir jika dia sangat merepotkanku.
Aku kemudian menghampiri Lisa yang sedang duduk di sofa sambil mengenakan sepatu lamanya dan aku meletakkan tanganku di bahunya
"Lisa, kamu tidak perlu pergi.""Aku tidak ingin menyalahgunakan niat baikmu, Jennie... Terima kasih untuk semuanya, a-aku..." dia berbicara begitu cepat dan tampak gugup sekaligus malu.
"Lisa, lihat aku." dia kemudian melepaskan tangannya dari tali sepatu untuk menatap mataku dengan sedikit takut.
"Aku akan membuat sarapan untuk kita berdua, lalu kamu akan duduk bersamaku di meja dan kita akan makan bersama karena aku ingin kamu tetap berada disini."Lisa terdiam cukup lama. Dia hanya menatapku sambil menenangkan nafasnya.
Beberapa detik kemudian dia mengangguk dan aku memberinya senyuman lembut sebelum berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan.
Tak butuh waktu lama bagiku untuk menyiapkan sarapan sederhana yaitu dua kimbap dan seporsi kimchi.
Lalu aku mengajak Lisa makan bersamaku.
Kali ini rasanya berbeda dari 'kencan' pertama kami di cafe tempat kerjaku karena Lisa sudah mandi di rumahku, sudah tidur dirumahku, dan kami makan bersama di rumahku.
Meskipun sederhana, namun rasanya jauh lebih intim dan itu membuatku sangat bahagia.
"Kamu koki yang hebat." komentarnya dan aku tidak bisa menahan senyumku saat mendengarnya. Lisa sudah selesai makan sementara aku baru setengah makan.
"Aku juga akan membuat makanan yang enak untuk makan siang kita." kataku sambil tertawa dan sedikit malu sementara Lisa memperhatikanku dengan rasa ingin tahu.
"Jennie, apa kamu benar-benar ingin aku tetap disini sampai makan siang?" Lisa berhenti menatapku dan mulai menatap mangkuk kosong di atas meja dengan sedikit takut.
Meskipun aku merasa gugup dan malu, tapi aku tak segan-segan menggenggam lembut tangannya di atas meja.
"Lisa..." kataku dan beberapa detik kemudian mataku akhirnya bertemu dengan mata hazelnya.
Aku sangat ingin Lisa terus berada disini. Aku ingin menjaganya tetap aman disini dan aku tidak ingin membiarkan dia pergi. Tapi pada saat yang sama Lisa merasa bersalah, dia merasa tidak enak dan merasa seperti dia menyalahgunakan niat baikku.
Lisa menyebut apa yang aku lakukan adalah 'niat baik', sementara aku dengan malu-malu menyebut itu adalah 'cinta'
Aku hanya ingin dia menerimanya.
"Aku ingin kamu tinggal disini hari ini, besok, lusa dan seterusnya... aku ingin kamu tinggal disini selama yang kamu perlukan. Aku ingin membantumu mengubah hidupmu, karena aku tahu kamu pantas mendapatkannya. Izinkan aku melakukan ini karena aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja, Lisa."
To be continue ~~~
Nini bucin banget hihihi 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMELESS (GXG)
General FictionJennie adalah pelayan di kedai kopi Cafe de Flore, dia menyukai Lisa yang merupakan seorang Tunawisma yang hidupnya di pinggir jalan dengan selimut tua, gitar dan suara terindah yang pernah Jennie dengar.