Ciuman itu tidak lebih dari kecupan ringan, tapi aku merasa seperti baru saja melakukan ciuman yang ada di film-film.
Mataku terpejam saat aku menciumnya, dan ketika kami menjauh, aku takut untuk membuka mataku.
Aku memikirkan berbagai hal.
Aku tidak ingin menakuti Lisa.
Aku tidak ingin kehilangan pertemanan ini.
Aku tidak ingin meninggalkannya.
Dan begitu aku membuka mata, aku melihat mata Lisa melebar.
"J-Jennie..." hanya itu yang keluar dari mulutnya, dan aku memperhatikan nafas berat Lisa yang membuatku semakin gugup.
"A-Aku hanya ingin- aku-..." Aku mencoba menjelaskan tetapi sia-sia. ekspresi terkejut di wajah Lisa belum hilang.
"J-Jennie, kamu tidak bisa. A-aku tidak... aku-." Lisa tampak sama gugupnya denganku, dia kemudian mengacak-acak rambutnya dengan tangan.
"Aku tidak bisa membiarkanmu melakukan ini padaku, Aku tidak bisa menyeretmu ke dalam hidupku yang seperti ini, aku tidak mau menghancurkanmu Jennie, aku-""Lisa, apa yang kamu bicarakan?" aku bertanya dengan bingung pada kata-kata itu.
"Aku yang menginginkan ini, kamu tidak menyeretku ke dalam apapun Lisa, akulah yang menciummu terlebih dahulu! Aku melakukan itu karena aku menyukaimu... aku tahu mungkin apa yang baru saja aku lakukan bukan ide yang bagus, tapi hanya itu yang bisa aku lakukan.""A-Aku bukan orang yang tepat untukmu Jennie, seharusnya aku tidak melakukan ini, seharusnya aku tidak mendekatimu, seharusnya aku tidak membuatmu suka padaku, seharusnya aku tidak menyukaimu... Sekarang aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan... Aku minta maaf." Mata Lisa berkaca-kaca dan aku tahu dia akan menangis.
Butuh beberapa saat bagiku untuk memproses semua kata-kata itu, tetapi otakku hanya fokus pada satu kalimat.
Seharusnya aku tidak menyukaimu...
Jadi, Lisa juga menyukaiku?
Aku mengangguk dalam diam lalu beberapa menit kemudian kami meninggalkan kafetaria setelah aku mengatur semua hal pada tempatnya.
Malam ini rasanya aku tidak ingin meninggalkan Lisa.
Aku tidak ingin mengatakan,
"Selamat malam." Lalu berjalan ke arah yang berlawanan sambil menahan air mata yang keluar dari mataku.Tapi aku melakukannya. Aku harus melakukannya karena aku butuh waktu, aku butuh waktu untuk mengatur pikiranku dan memikirkan apa yang benarnya aku rasakan pada Lisa.
To be continue ~~~
Kalo pengamennya model begini, semua orang juga bakal jatuh cinta Jen... hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMELESS (GXG)
General FictionJennie adalah pelayan di kedai kopi Cafe de Flore, dia menyukai Lisa yang merupakan seorang Tunawisma yang hidupnya di pinggir jalan dengan selimut tua, gitar dan suara terindah yang pernah Jennie dengar.