Chapter 07

1.8K 271 15
                                    

Hawa dingin di Busan mulai meningkat. Aku merasa bahagia dengan cuaca seperti ini dimana aku mengenakan mantel, syal, dan kaus kaki, tetapi aku juga merasa sedih ketika melihat sosok Lisa melalui kaca, dia hanya mengenakan selimutnya yang tipis dan tua untuk menutupi tubuhnya yang menggigil kedinginan.

Hari itu Lisa tidak bernyanyi karena diluar cuacanya terlalu dingin untuk orang-orang yang kerap kali memintanya untuk bernyanyi.

Ketika shift kerjaku berakhir, aku akhirnya bisa bertemu dengannya.

Aku meminta Irene untuk meninggalkan kuncinya lagi padaku agar aku bisa menutup tempatnya, dan meskipun Irene tampak terkejut, namun dia tidak mengajukan pertanyaan apapun.

Begitu aku keluar dari kafe, aku melihat Lisa tengah terbaring dengan mata tertutup. Tubuhnya gemetar di atas tempat tidur yang berasal dari potongan karton dan juga selimut tuanya.

Sepertinya dia sedang tidur, jadi aku tidak ingin mengganggunya, aku hendak berbalik untuk pergi, tapi tiba-tiba aku mendengar suaranya.

"Jennie-ssie." suaranya terdengar serak dan rendah karena kedinginan. Dia terlihat seperti terkena flu dan aku berusaha mengabaikan firasat buruk yang menyelimutiku.
"Halo." Lisa tersenyum lemah, dan aku membalas senyumannya dengan ramah.

Seperti yang biasa aku lakukan, aku berjongkok agar aku bisa berbicara dengannya dengan lebih baik.

"Disini dingin, kamu seharusnya tidak berada disini." Kata Lisa dengan sedikit mengantuk.
"Kamu harus segera pulang."

"Kamu juga seharusnya tidak berada di sini." Kata pikiranku sambil menghela nafas.

"Aku pikir kamu sedang tidur." Aku mengganti topik pembicaraan karena yang aku inginkan adalah tetap berada disana untuk menemani Lisa di tengah kabut putih dan udara yang membekukan.

Aku ingin menjadi tubuh yang memberinya sedikit kehangatan, dan aku ingin melakukan ide yang sejak tadi pagi terus aku pikirkan.

"Aku tidak bisa tidur." Lisa berkata seraya menunduk ke lantai
"Disini terlalu dingin." lanjutnya sambil tertawa pelan.

"Lisa, tahukah kamu apa yang sedang aku pikirkan?" Aku bertanya sambil menyilangkan tangan dan dia hanya mengangguk agar aku melanjutkan.
"Aku tidak pernah membayarmu untuk lagu-lagu yang kamu nyanyikan untukku... Maksudku, aku selalu melihat orang-orang meninggalkan uang di kotak gitarmu tapi aku tidak pernah melakukan itu, aku hanya berbicara denganmu, setelah itu aku pergi. Dan jika mengingat hari-harimu bernyanyi untukku, menurutku aku berhutang banyak padamu."

Lisa memperhatikanku dalam diam selama beberapa detik, kemudian dia tertawa, kali ini tawanya cukup keras dan hangat dan aku senang ketika melihat tindakan tulus itu.

"Aish, Jennie Jennie... kamu tidak perlu membayarku. Asal kamu tahu, kamu adalah klien VIP-ku." Candanya sambil mengulurkan tangan untuk mengacak-acak helai rambut coklatku.

"Tidak Lisa, itu tidak benar. Aku perlu membayarmu, jadi aku punya ide." Sejenak, aku mengalihkan pandangan ke Kafe di belakangku dan Lisa menatapku dengan rasa ingin tahu. "Apa kamu suka kopi?"

Aku menampilkan senyuman lucu di wajahku, dan dia menatapku dengan alis terangkat.

"Apa kamu kebetulan mengajakku berkencan?"

To be continue ~~~

Siapa yang mau ikutan minum kopiiiiiii hihihi 😁

HOMELESS (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang