Chapter 20

1.6K 252 4
                                    

"A-Aku merindukanmu Jennie." Kata Lisa dan aku tahu dari suaranya bahwa dia menahan diri untuk tidak menangis
"Aku sangat merindukanmu, aku benar-benar merindukanmu." lanjutnya dan itu hanya membuatku semakin menangis.

Kami akhirnya menjauh dan aku memberinya ruang untuk masuk, lalu aku menutup pintu.

"A-Aku akan menjelaskan semuanya padamu" katanya dan aku bisa mendengar ketulusan dalam suaranya.

***

"Jelaskan semuanya Lisa... k-kamu tidak tahu betapa bingungnya aku saat ini." Aku menyeka air mata di wajahku dengan keras.
"Aku bahkan mengira kamu sudah meninggal! Apa kamu bisa membayangkan bagaimana rasanya mengira orang yang kamu cintai telah meninggal? tapi aku tidak yakin dengan itu, Aku terus bertanya-tanya mengapa kamu tidak mengirimkan kabar apapun kepadaku? Dan entah dari mana, tiba-tiba aku melihatmu di acara televisi dengan single sialan yang baru dirilis... aku masih tidak mengerti-."

"Aku mencoba mengabarimu." kata Lisa sambil mendekatiku saat aku mundur selangkah.
"Aku bersumpah aku sudah mencobanya Jennie! Tapi aku tidak punya nomor teleponmu, aku tidak punya emailmu, aku tidak punya cara untuk berbicara denganmu selain berbicara secara langsung. A-aku tidak bisa melakukannya..."

"Kamu bisa saja datang kesini dan beri tahu aku jika kamu sedang merekam single sialan itu." kataku dengan nada sarkastik.

"Aku selama ini berada di Seoul  Jennie." dia menghela nafas panjang sedangkan aku mengangkat alis.
"Saat aku mengamen di jalan, ada seseorang dari perusahaan rekaman yang mendengar suaraku. Dia bilang padaku jika dia melihat masa depan yang bersinar didalam diriku, dia bilang dia akan kembali untuk menemuiku. Aku pikir itu hanya lelucon, tapi ternyata setelah beberapa hari, dia benar-benar kembali. Dia kembali dan menjelaskan kepadaku bahwa dia bekerja di sebuah perusahaan rekaman, dia juga menunjukkan padaku beberapa artis dari perusahaan itu, dia menunjukkan padaku kontrak kerja dan aku sangat bingung. Aku takut karena disepanjang hidupku, tidak ada hal yang berhasil untukku. Aku selalu berakhir dengan menyedihkan. Dia bilang dia akan membiarkanku memikirkan tawaran itu. dan akhirnya aku memutuskan untuk mencobanya, aku pergi di hari dimana dia dan aku sepakat untuk menandatangani kontrak."

"Kenapa kamu tidak memberitahuku kemana kamu akan pergi? Aku akan sangat bahagia jika kamu melakukannya Lisa! Aku akan mendukungmu dalam segala hal, tapi kenapa kamu menyembunyikan semuanya?" Aku bertanya, kali ini dengan cara yang lebih tenang.

"Karena aku tidak ingin menciptakan harapan untuk sesuatu yang kupikir tidak akan berhasil." kata Lisa, dan aku bisa mendengar kepedihan dalam suaranya

"Aku tahu kamu akan mendukungku... tapi aku juga tahu bahwa kamu akan sangat sedih jika aku tidak berhasil, aku tahu kamu pasti akan sedih jika perusahaan rekaman menganggapku tidak cukup baik untuk menjadi seorang penyanyi karena aku seorang tunawisma Jennie!
Aku benar-benar tidak ingin membuatmu berekspektasi tinggi dan berakhir mengecewakanmu."

Aku menghela nafas panjang ketika segalanya mulai masuk akal bagiku.

"Dia membawaku ke perusahaan yang ada di Seoul. Orang-orang disana sangat baik dan mereka menyukaiku." lanjut Lisa.
"Sebelumnya aku tidak mengira bahwa hal itu akan terjadi, makanya aku bilang padamu kalau aku tidak akan pergi lebih dari seminggu.
Dan begitu mereka bilang ingin merekam suaraku yang memiliki potensi, aku ingin segera memberitahumu, Jennie... Kamu adalah satu-satunya orang yang selalu aku pikirkan selama ini."

"A-aku..." kata-kataku terhenti, karena sebenarnya aku tidak tahu harus berkata apa.

"Karena aku tidak punya cara untuk berbicara denganmu dari Seoul, jadi aku berencana pergi ke Busan hanya untuk memberitahumu apa yang terjadi, tapi..." Lisa menghela nafas dalam-dalam.
"Tapi ternyata aku terlalu egois, Jennie... Mereka memberiku tempat tinggal. Mereka bilang aku bisa tinggal di salah satu asrama yang didanai perusahaan itu, mereka bilang aku bisa menghasilkan banyak uang dengan suaraku, aku juga bisa memiliki banyak penggemar, dan segalanya. Mereka bilang, mereka akan memberikan pelajaran lebih banyak sehingga akhirnya aku segera memutuskan untuk masuk ke agensi itu tanpa berbicara denganmu lebih dulu... tanpa berbicara dengan orang yang membantuku sejak awal. A-aku benar-benar bodoh, Jennie... Aku sangat menyesal."

Aku memandang Lisa dalam diam selama beberapa detik. Suaranya sudah benar-benar pecah dan air mata kini mengalir di wajahnya yang memerah.
Aku bisa merasakan penyesalannya.

Lisa pernah memberitahuku bahwa sebelum dia hidup di jalanan, dia juga selalu menjalani kehidupan yang sangat miskin. Tidak mengherankan jika dia memutuskan untuk tidak melewatkan kesempatan itu yang akhirnya membuat kemajuan dalam hidupnya.

Sekarang aku mengerti.

Meskipun aku terluka, aku mencoba untuk memahaminya. Jadi aku berjalan ke arahnya dan memeluknya setulus mungkin.

Lisa membalas pelukanku sambil menangis dengan sedihnya.

"Tidak apa-apa, Lisa." kataku dengan mata terpejam sementara kepalaku bersandar di dadanya
"Sekarang kita baik-baik saja."

To be continue ~~~


HOMELESS (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang