Terbang

7 0 0
                                    

"Imagine it anywhere, more than miles I'll take you there."

Listen-David Guetta ft. John Legend


Hari senin yang cukup panas. Tepat pukul dua siang semua murid SMA Kartini berhamburan keluar menyerbu pintu gerbang. Berbagai kendaraan melaju menuju rumah pemiliknya masing-masing. Semuanya terlihat cerah saat jam pulang tiba, berbeda dengan keadaan di kelas tadi yang sudah sangat kusut.

Seperti yang lainnya, siang itu Ara, Bumi, dan Dion berjalan beriringan menuju tempat parkir.

"Gimana ceritanya sih sampai kemaren lu gak bisa balik?" Tanya Ara.

"Bukan gak bisa balik, tapi busnya udah gak ada yang ke arah sini, kesorean." Sanggah Bumi.

"Sama aja kali." Komentar Dion. "Untung ada gue, kan lu jadinya bisa pulang, kalo kagak, nginep, nginep deh lu di rumah si Deeva." Lanjut Dion.

"Bum, itu mobil lu kenapa?" Tanya Ara tiba-tiba.

"Apanya yang..." Kalimat Bumi terhenti ketika menyadari mobilnya sudah tidak berwujud. "Kok bisa kayak gini sih?" Tanya Bumi syok sambil menghampiri mobilnya yang penuh dengan sampah.

"Widih, Bum, mobil lu jadi keren gini." Komentar murid-murid lain saat melewati tempat parkir itu. Tampak pula dua ban mobil Bumi kempis.

"Kerjaan siapa ni? Lu ya?" Tuduh Bumi pada Ara dan Dion.

"Hush, asal nuduh lu! Kagak lah, kurang kerjaan banget gue ngurusin mobil lu." Sanggah Ara.

"Terus siapa?" Tanya Bumi nyolot. "Rian?" Tanya Bumi lirih. Segera ia berlari menuju kelas Deeva. Hanya sifat jahil gadis itu yang ia tahu bisa melakukan hal ini.

"Rian!" Panggil Bumi setibanya di kelas Deeva. Semua penghuni kelas XI IPA2 yang tersisa itu menoleh.

"Dee, Kak Bumi nyariin lu, tuh!" Ujar Ovi yang tengah duduk dengan Deeva sambil mengerjakan tugas.

"Biarin aja, entar juga nyamperin." Jawab Deeva santai.

"Pasti dia udah liat mobilnya." Ujar Ovi khawatir.

"Udah gak apa-apa." Lagi, jawab Deeva santai.

"Rian, lu yang ngotorin mobil gue?" Tanya Bumi langsung.

"Nggak, gue ngotorin sama ngempisin ban mobil lu." Jawab Deeva.

"Maksud lu apa?" Tanya Bumi datar. Ditatapnya gadis manja yang tidak pernah berubah itu, selalu membuat dirinya naik darah.

"Gak maksud apa-apa, cuma pingin ngelakuin itu aja."

"Ck! Tapi itu mobil gue, Auriga!" Jawab Bumi kesal menanggapi tingkah Deeva yang sudah keterlaluan.

"Ya udah, lu tinggal cuci sendiri atau bawa aja ke tempat cuci mobil, gitu aja kok repot?!"

"Kenapa? Lu mau kita naik bus lagi berdua kayak kemaren?"

"Diih, amit-amit?! PD banget lu! Ya udah, sini kuncinya, gue yang bawa ke tempat cuci mobil!"

"Gak usah." Jawab Bumi singkat sambil berlalu. Deeva tidak tahu, Bumi tersenyum saat meninggalkan kelasnya. Setidaknya masih ada yang belum berubah dari Deeva yang dulu ia kenal.

"Huu... dasar aneh!" Sorak Deeva.

****

Setelah tugas sekolahnya selesai sore itu, Deeva segera pulang ke kos, sementara Rere, Dika, dan Alpha sudah sejak tadi pulang ke kos. Setibanya di kos, lagi-lagi tiga pasang mata tajam itu menyala ke arahnya.

ARAL BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang