Prolog

104 3 0
                                    

"And it feels like now, and it feels always, and it feels like coming home."

Never Saw Blue Like That-Shawn Colvin

Banyak orang bilang bahkan meyakini kalau masa SMA adalah masa terindah dalam hidup, karena masa itu terjadi saat kita mulai beranjak dari remaja awal hingga siap bermetamorfosis menjadi dewasa. Saat itu kita mungkin menemukan cinta pertama, pengalaman-pengalaman tak terlupakan, bahkan sahabat yang akan tetap mendampingi kita sampai menua nanti.

Semua terasa indah seutuhnya andai saja kita melupakan satu hal penting, yaitu otak juga akan bekerja lebih keras. Cinta, hati, pikiran, dan fisik. Aspek yang akan terlibat jauh-dekatnya dengan luka dan bahagia. Kedewasaan pemikiran akan membuat seorang remaja SMA terkaget-kaget menghadapi kondisi real hidup yang mereka tapaki.

Cahaya Rere Zeinita, Mahardika Rindu Liany, Alpha Safithri Aurora, dan Deeva Rianty Auriga, merasa setengah dari masa remajanya menjadi sesosok hantu menakutkan yang harus segera diusir keberadaannya. Dari 1X24 jam tiap harinya yang mereka miliki, tak pernah genap menjadi 24 jam yang menyenangkan.

Mereka adalah empat makhluk unik yang senantiasa saling melindungi. Bukan karena mereka langka jadi mereka harus dilindungi keberadaannya, melainkan karena mereka adalah masing-masing nafasnya, jiwanya, bahkan nadinya yang senantiasa mengisi semua ruang memori otak mereka selama masa SMA. Hal yang menjadikan mereka kuat bahkan hanya dengan mengenangnya.

Mereka menyebut diri ARAL BINTANG, pemilik kenarsisan level akut, pembuat kegaduhan kos Pondok Melati. Terkadang tidak enak hati kepada para tetangga yang memiliki darah tinggi jika harus kambuh setiap hari akibat perbuatan aneh mereka, ditambah migrain yang sudah menjangkit hingga tiga per empat bagian kepala akibat mereka tetap bersikap acuh tak acuh. Bahkan mereka tak pernah memiliki niat untuk berhenti dan berubah menjadi gadis anggun nan feminim seperti seharusnya. Dari menonton video boyband cantik, menonton film bajakan, menonton bola, dan bernyanyi yang didampingi teriakan-teriakan yang sangat antusias namun fals, selalu sukses membuat kuping tetangga memanas.

Masing-masing dari mereka mempunyai karekter berbeda untuk menghadapi dunia yang "keras" ini. Mereka disatukan tanpa tahu kapan dipisahkan, layaknya satu keutuhan antara jiwa dan raga. Mereka disatukan dalam satu garis takdir, untuk saling memiliki keterkaitan dan saling membutuhkan, dan ini kisah mereka.

ARAL BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang