Pertandingan di mulai, masing-masing kapten berhadapan untuk melakukan swit. Chika maju ke depan, ia berdiri tepat di hadapan Shani.
Dengan tangan gemetar ia menggenggam tangan Shani sambil terus mendengarkan arahan dari wasit.
Degup jantung Chika tak terkendali, bahkan Chika bisa merasakan jika jantung nya seakan memberontak ingin keluar dari dadanya.
Dengan gerakan pelan mereka mulai melakukan swit. Shani menang, dengan tanpa ragu ia memilih bagian bola sedangkan Chika yg kalah hanya tersisa gawang.
Shani, gadis itu mulai menggiring bolanya, mengoper kan bola itu pada Feni sebelum kembali berlari.
Zee, dengan gerakan lugas berlari menghadang Feni yg membawa bola. Ia tersenyum remeh pada Feni sambil mengusap hidung nya menggunakan ibu jari.
Dengan mudah Zee mampu merebut bola dari Feni, dengan terampil ia menggiring bola nya mengoperkan bola itu pada Chika.
Dengan sigap Chika menerima operan dari Zee, ia berhenti tepat di hadapan Shani. Gadis itu dengan sekuat tenaga mencoba merebut bola dari Chika.
Entah lengah atau bagaimana bola berhasil Shani rebut dari Chika. Dengan cepat Shani berlari membawa bola kemudian mengoperkan nya pada Gracia.
Gracia menerima bola nya dan tanpa menunggu lama ia melakukan shooting jarak jauh ke arah gawang.
Gollll
Teriakan nyaring itu terdengar keras memekakkan telinga, sorakan bahagia terdengar keluar dari tim sebelah. Chika yg terduduk di lapangan hanya tersenyum menatap wajah kesal Zee.
"Hoky doang itu, ntar kita bantai"ucap Zee
Bola kembali di hadapan Zee, mengoper bola itu pada Adel. Dengan lincah Adel menggiring bola nya melewati Cindy.
Dengan kesal Cindy mencoba merebut bola dari Adel, namun dengan tengil Adel justru meledek Cindy.
"Aits nggk dapet"
"Ih nyebelin banget si"kesal Cindy.
Adel menjulurkan lidahnya sebelum mengoperkan bola nya pada Olla yg berdiri sambil menatap Adel dengan bibir komat Kamit.
-
-
-Pertandingan telah usai, dimana tim Chika lah pemenang nya. Chika menoleh menatap ke arah Shani yg masih asik bercanda gurau dengan sahabat nya.
Ia berdiri menggenggam henfon nya, Chika hanya berniat mengambil foto nya dengan Shani tanpa memiliki niat yg lain.
Tapi Chika terlalu takut untuk meminta izin, ia hanya diam menatap Shani dari kejauhan. Dari arah belakang Zee datang menepuk pundak Chika.
Chika yg kaget seketika menoleh ke arah Zee yg malah tersenyum tengil menatap Chika.
"Kenapa lu?"tanya Chika
"Elu yg kenapa? Ngeliatin nya gitu banget"ucap Zee
"Gw kenapa? Nggk kenapa-napa tuh"ucap Chika mengalihkan pandangannya.
Zee terkekeh kemudian menggelengkan kepalanya pelan.
"Gw kenal Lo nggk sehari dua hari Chik, gw paham panget sama arti tatapan Lo. Lo suka kan sama kapten sebelah?"tanya Zee
Dengan gugup Chika menggeleng kemudian menoleh ke arah teman-teman nya yg berjalan ke arah mereka.
"Pada ngomongin apa nih? Seru bgt kek nya"ucap Adel
"Ini Del si Chika suka sama kapten sebelah"ucap Zee
Chika yg mendengar itu spontan melotot kemudian memukul bibir Zee pelan.
"Jangan percaya hoax itu"ucap Chika panik
"Kalo hoax biasa aja atuh jangan panik gitu"ucap Ara terkekeh
"Iya Chik biasa aja, lagian kita nggk ngelarang kok lu mau suka sama siapa aja"ucap adel
"Nah kalo yg namanya suka itu tembak jangan cuman diem bae ngejogrog di sini"ucap Olla
"Ntaran aja"ucap Chika
"Yeuhh bocah pake segala malu"ucap Adel
"Tau nih biasanya juga malu-maluin"ucap Zee terkekeh.
"Eh tapi gw ada berita bagus nih buat lu Chik"ucap Ara
Chika yg awalnya kesal kini mulai serius menatap wajah Ara dengan raut wajah berbinar nya.
"Berita apaan?"tanya Chika penasaran
"Bang indra suka banget sama cara main Shani, dia ada rencana mau undang Shani ke club kita buat jadi bagian dari kita"ucap Ara
"Serius?"tanya Chika dengan senyum mengembang.
Dengan cepat Ara mengangguk menjawab pertanyaan dari Chika
"Itu juga kalo dia nya mau Chik"sebuah kalimat singkat dari Olla yg mampu melunturkan senyum lebar dari Chika
"Ahelah lu mah ga pernah biarin temen nya bahagia dikit aja"ucap Chika kemudian berjalan meninggalkan yg lain nya.
"Yah pundung anak nya"ucap Adel menatap Chika yg berjalan ke arah ruang ganti.
"Yeuh biarin lah, gw yakin tu bocah mau terima tawaran bang indra. Soal Chika biarin aja, ntar kalo tuh anak Dateng ke tempat kita juga nyengir tuh si jamet"ucap Zee yg di angguki lain nya.
-
-
-
-12 Mei 2020
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini adalah jadwal mereka latihan di jakarta Utara. Beberapa orang terlihat berdatangan ke arah GOR yg nampak ramai oleh para atlet futsal putri.
Mereka tampak berbincang ringan dengan teman-teman nya sebelum latihan di mulai.
Chika gadis itu terlihat sibuk dengan bolanya, dengan lincah ia men juggling bola itu. Memainkan kan sebuah bola nya dengan mudah.
Menatap sebentar gawang di hadapan nya, Chika melakukan shooting keras ke arah gawang itu. Suara tapuk tangan menggema di dalam lapangan karna hanya ada Chika seorang diri di sana.
Gadis itu menoleh mendapati seorang gadis cantik yg beberapa bulan lalu mengobrak-abrik hati nya. Dengan kikuk Chika mencoba tersenyum menatap Shani yg berjalan ke arah nya.
"Tendangan yg bagus dan keras, Nggk heran kalo lo jadi salah satu pemain terbaik di club ini sekaligus pemimpin buat tim kita nanti"ucap Shani
Mendengar kata tim kita nanti membuat Chika jadi berekspektasi tinggi. Apakah gadis itu menerima tawaran bang indra? Jika iya dia akan sangat berterima kasih pada pelatih nya itu karna telah mempertemukan diri nya dengan gadis pujaan nya.
"Lo terima tawaran bang indra?"tanya Chika hati-hati
"Suatu kehormatan buat aku bisa dapet undangan dari coach indra langsung, jadi kenapa nggk?"ucap Shani
"Selamat datang ya di wariorr"ucap Chika tersenyum lebar ke arah Shani.
Melihat senyum lebar itu membuat Shani seketika terkesima, wajah cantik Chika terlihat manis dengan gummy smile yg ia punya.
Dengan kekehan ringan Shani mengangguk sambil terus menatap wajah bahagia Chika. Entah kenapa sejak ia melihat gadis berambut pirang itu, jantung nya berdetak lebih cepat.
Rasa nya seperti ia baru selesai lari maraton, dengan gerakan lugas ia mengusap dadanya pelan untuk menetralisir detak jantung nya yg tak karuan.
Sama hal nya dengan Shani, Chika juga merasakan hal yg sama. Jantung nya seakan ingin melompat saat ia melihat Shani datang.
Chika bisa menjamin, jika saja Shani pergi lebih awal, Chika pasti sudah tergeletak lemas karna gadis cantik itu.
Jangan tanyakan bagaimana keadaan Chika, gadis itu mati-matian menahan detak jantung dan juga bobot tubuh nya, karna kakinya mendadak lemas melihat senyum manis milik Shani.
Jika boleh berteriak, maka Chika akan berteriak sekeras-kerasnya jika SHANI SANGAT MANIS DAN JUGA CANTIK ARGGHH.
Ramein atuh ges
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon And Star
Teen Fictionkita adalah sastra yang terpampang nyata namun takdir terus membawa enigma agar kita tidak mungkin bersama. Jika kau tak abadi di dunia ini, setidaknya kau abadi di dalam karyaku -author "Udah kali galau Mulu, mau sampe kapan lu mau ngegalauin dia?"...