Malam ini jam menunjukkan pukul 06:23, seperti yang sudah di rencanakan mereka akan menonton film horor di bioskop atas permintaan Kanjeng ratu Shani Indira.
Dan seperti para pengawal mereka dengan setia mengekor di belakang Shani menuju ke tempat bioskop itu berada.
Setelah membeli tiket mereka mulai berjalan masuk untuk mencari kursi mereka. Setelah menemukan kursi mereka, mereka pun mendudukan tubuh nya menunggu film di putar.
Shani, gadis yg awalnya excited itu kini mendadak menjadi pendiam, mata cantik nya selalu saja tertutup oleh tangan lentik nya.
Sesekali ia akan meremas lengan Chika yg berada di pelukan nya. Sedangkan Chika? Jangan tanya lagi, dia malah asik senyum-senyum sendiri sambil modus ngusap-ngusap kepala Shani.
Saat tiba di mana hantu muncul di dalam Film itu membuat beberapa orang berteriak kaget termasuk Shani, dengan cepat gadis itu memeluk erat tubuh Chika kemudian menangis ketakutan di pelukan gadis itu.
"Kan aku udah bilang, ngeyel sih"ucap Chika sambil tersenyum lebar.
Jika tau ending nya seperti ini, sudah pasti setiap hari ia akan membawa Shani ke bioskop untuk menonton film horor. Ya walaupun memang film nya tidak terlalu seram, tapi perlu kalian tau jika Shani ini adalah tipe orang yg penakut
Dari arah bangku sebelah kanan terdapat empat manusia yg menatap pasangan itu dengan tatapan datar. Ingin sekali mereka menjitak kepala Chika yg masih saja asik tersenyum di atas ketakutan Shani.
"Dasar buaya cap bebek sumbing"gumam Ara kemudian kembali mengalihkan pandangan ke arah layar.
-
-
-
-"eh kita nginep tempat Chika aja nggk sih? Lagian tempatnya juga lebih Deket kalo dari rumah Chika jadi kita bisa berangkat bareng besok"ucap Zee pada teman-teman nya.
"Edi bagus tuh"ucap Olla
"Ide"ralat Adel sambil menoyor kepala Olla
"Yaudah si, orang gw ini yg ngomong jadi serah gw lah"ucap Olla malas.
"Kalo gw sih ikut aja"ucap Ara
"Kalo Shani?"tanya Chika
"Aku ikut deh, soalnya bakal kejauhan banget rumah aku sama tempat tanding nya kalo aku pulang, mending aku ikut aja deh"ucap Shani
"Yaudah, mumpung kita masih di jakarta mending kita langsung ke rumah Shani aja nggk sih buat ngambil barang-barang nya dia sekalian"ucap Adel yg di angguki yg lain nya.
-
-
-
-"Gw tidur Ama Shani di kasur titik"ucap Chika cepat saat mereka baru saja sampai di depan pintu kamar Chika
"Lah terus kita tidur di mana?"tanya Zee
"Lu kek baru ke rumah gw aja, biasanya dah kek rumah sendiri Lo, tuh kan ada kamar tamu, dah Sono gw mau bercinta Ama Shani"ucap Chika
Plak.
"Mulut"tegur Shani
"Hehe"
"Sok iye bet lu bercinta, kek Shani mau aja"ucap Olla kemudian melengos menuju ke kamar tamu diikuti ketiga antek nya
Mendengar ucapan Olla membuat Chika seketika overthinking, gadis itu menolehkan kepalanya menatap ke arah Shani yg juga menatap nya
"Kamu mau kan Shan?"tanya Chika polos
Shani sontak melotot kemudian segera menggelengkan kepalanya cepat.
"Nggk"ketus nya kemudian melangkahkan memasuki kamar Chika
"Yah kok gitu yang"lesu Chika sambil melangkahkan kakinya menyusul Shani.
"Lagian kamu aneh-aneh aja"ucap Shani
"Aneh gimana sih yanggg, emang kamu nggk mau bercinta sama aku?"tanya Chika
"Tanya gitu lagi aku pukul ya?"ancam Shani mengangkat tangan kanannya hendak memukul.
"Hehe iya-iya maap"ringis Chika
"Ini kamu nggk beresin kamar berapa bulan sih? Kok berantakan banget?! Ini juga sepatu harusnya kamu taro di rak jangan di sebar kemana-mana, ini tas bukan nya di gantung malah di taro gitu aja di lantai, handuk? Astaga Chika ini handuk basah kalo di taro di kasur bisa basah kasur kamu"omel Shani sambil membereskan kamar Chika.
"Yang kok kamu jadi omelin aku sih"kesal Chika
"Aku ngomel gini juga karna kamu ya"ucap Shani sambil melirik tajam Chika
"Berasa punya istri gw"gumam Chika
"Udah ah kamu mandi sana, aku mau beresin kamar kamu dulu"ucap Shani yg tak di bantah sedikitpun oleh Chika
Gadis itu melepaskan sepatunya, melemparkannya ke sembarang arah kemudian langsung meraih handuk dan berlari menghindari Shani yg akan berubah menjadi gorgon.
"CHIKAAAAAAA, AWAS KAMU YAAA?!!!"teriak Shani menggelegar di seluruh penjuru kamar Chika. Untung saja kamar Chika kedap suara, jika tidak sudah di pastikan orang-orang akan berfikir ada perang dunia ke 3 di kamar Chika
"Awas kamu Chika"gumam Shani sambil meraih sepasang sepatu Chika kemudian menaruhnya di rak.
Setelah menghabiskan beberapa menit untuk mandi, akhirnya Chika keluar dari ruangan itu dengan menggunakan kaos berwarna merah maron dan celana pendek berwarna putih. Anjay merah putih
Shani, gadis itu menoleh tajam ke arah seonggok manusia yg berdiri sambil menyengir ke arahnya, Shani tak menggubris gadis itu. Ia berjalan mengambil handuknya kemudian melenggang begitu saja masuk ke dalam kamar mandi.
Chika yg melihat itu hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan kemudian bergumam.
"Alamat marah lagi dah ini"gumam Chika sambil meraih henfon nya yg ada di nakas
Bisa Chika lihat, kamarnya yg sekarang tak seperti tadi yg lebih pantas di juluki kandang kambing dari pada kamar seseorang. Saat ini semua barang yg ada di kamar Chika terlihat rapih tersusun di tempatnya masing-masing.
Shani memang seperti itu, tangan nya akan terasa gatal sekali jika melihat satu barang saja yg bergeser dari tempatnya semula, tangan nya akan dengan reflek merapikan apapun yg menurut pandangan nya kurang pas.
Setelah beberapa menit akhirnya Shani keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piama tidur nya, tanpa menghiraukan Chika ia berjalan menuju ke tas nya untuk meraih beberapa skincare wajib yg akan ia gunakan malam ini.
Setelah selesai ia berjalan ke arah kasur dan merebahkan tubuhnya di sebelah Chika dengan memunggungi gadis itu. Chika, gadis itu terdiam menatap punggung Chika dengan pandangan les. Tangan nya terulur memeluk pinggang Shani namun di tepis oleh gadis itu.
"Nggk usah peluk-peluk"ketus nya
"Masa nggk boleh meluk yang? Aku kan pengen gitu sekali-kali bobok sambil peluk kamu"cicit Chika sambil menggambar pola abstrak di punggung Shani.
"Siapa suruh nakal"ucap Shani
"Aku nggk nakal"ucap Chika
"Kamu nakal, tadi kan aku udah bilang taro sepatu di tempat nya, tapi kamu nggk dengerin aku"ucap Shani
"Maap yang, tadi itu aku nggk sadar"ucap Chika
"Nggk sadar Mulu kapan sadar nya kalo gitu"ketus Shani.
"Yaudah maapin"ucap Chika sambil memegang lengan Shani.
"Apasih, sana ah, aku males sama kamu"ucap Shani menyingkirkan tangan Chika
"Maap yang, lain kali nggk gitu lagi, janji"ucap Chika
"Kalo gitu lagi?"tanya Shani membalikan tubuhnya menatap Chika.
"Ya janji lagi hehe"ucap Chika kemudian menyengir tanpa dosa.
"Bisa-bisanya, yaudah sini peluk bocil aku"ucap Shani tersenyum lembut kemudian memeluk tubuh Chika erat
Selalu seperti ini, ia tak akan pernah bisa marah terlalu lama dengan gadis kesayangan nya ini, di bujuk sedikit saja ia pasti akan Luluh, entah apa yg sudah Chika lakukan hingga bisa menaklukan Shani hingga sebegininya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon And Star
Teen Fictionkita adalah sastra yang terpampang nyata namun takdir terus membawa enigma agar kita tidak mungkin bersama. Jika kau tak abadi di dunia ini, setidaknya kau abadi di dalam karyaku -author "Udah kali galau Mulu, mau sampe kapan lu mau ngegalauin dia?"...