Pagi ini Chika berangkat menuju ke sekolah nya, matanya masih terlihat sayu karna karna tubuh nya memang belum benar-benar pulih dari demam.
Ia membelokan motor matic nya di sebuah sekolah negri, memarkirkan motor nya sebentar sebelum akhirnya melangkah masuk ke gedung sekolah menuju ke kelas nya.
Beberapa orang terlihat menyapa nya dan sesekali mengajak nya bercanda, Chika hanya tertawa ringan menanggapi semua candaan garing teman sekolah nya.
Kaki nya berbelok di sebuah ruang kelas, dari arah pintu ia dapat melihat Olla, Adel, Ara, dan Zee yg tengah asik bermain game di handphone nya tanpa terganggu sedikit pun.
Chika kini sudah berdiri di antara teman-teman nya namun mereka sama sekali tak menyadari kedatangan Chika.
Brak
"Woy"pekik Chika menggebrak meja
"Eh konten"pekik Ara kaget.
"Ahelah ngagetin aja lu jamet"kesal Adel.
"Tau, suka banget ngagetin orang. Lama-lama jantung gw pindah ke tenggorokan nih lu kagetin Mulu kerjaan nya"ucap Olla sinis
"Kagak sekalian lu lepehin aja?"tanya Chika
"Ntar kalo jantung gw, gw lepehin. Gw mencintai pasangan gw pake apa dong?"tanya Olla dramatis
"Pake dengkul, lagian orang gila mana yg mencintai pasangan nya pagi jantung"ucap Chika
"Lagian lu kapan Dateng dah Chik? Perasaan kita gatau lu masuk, lama-lama kek jalangkung lu, datang tak di undang pulang naik gojek"ucap Ara
"Pulang tak di antar, ogep"koreksi Chika menatap Ara aneh.
"Ya itu lah"
"Ngapa muka lu pucet? Nahan berak?"tanya Adel menatap wajah Chika yg terlihat sedikit pucat.
"Nahan berak biji mata Lo, gw demam semalem"ucap Chika
"Dih titisan jamet kuproy kek lu bisa sakit?"tanya Zee
"Jamet juga manusia kali, lu jangan jamet shaming deh"ucap Chika
-
-
-
-Bel pulang Sudah berbunyi beberapa saat yg lalu, kini Chika dan teman-teman nya sedang berjalan menyusuri lorong sambil sesekali bercanda.
"Eh ntar berangkat nggk lu?"tanya Adel
"Berangkat lah ya kali nggk berangkat, ketemu ayang bro"ucap Chika menarik turun kan alis nya.
"Baru kenal udah ayang~ ayang~"sindir Olla
"Namanya juga usaha, bentar lagi juga dia pasti manggil gw ayang"ucap Chika sombong
"Kalo dia nggk manggil lu ayang dalam waktu dekat, lu beliin gw PS 5"ucap Olla
"Kalo misalkan dia beneran manggil gw ayang, Lo beliin gw saham jeketi"ucap Chika
"Jangan gila, gw jajan aja pas-pasan"ucap Olla kesal.
"Ya sama gw juga"ucap Chika lagi.
"Gini banget yak temenan sama jamet SCBD"gumam Adel.
-
-
-
-"Chika yakin lu gapapa? Muka lu pucet banget anjir, plis jangan mati di sini gw gamau jadi saksi di kantor polisi"ucap Olla dramatis sambil menatap wajah cantik Chika yg semakin pucat.
"Olla bisa yg bener nggk ngomong nya?!"tanya Shani kesal sambil terus mengusap keringat di kening Chika
"Tau lu, suka benget doain gw mati, ntar kalo gw mati lu nggk punya temen ngejamet lagi"ucap Chika
"Chika?!"kesal Shani menatap tajam ke arah Chika
Entah kenapa si Chika Chika ini suka sekali berbicara tentang kematian, Shani sangat membenci itu. Tidak bisakah mereka membicarakan hal yg lebih penting dari pada kematian?
Shani tau kematian memang penting dan pastinya akan di alami oleh semua manusia, tapi Shani tidak suka jika orang terdekat nya membahas hal itu, termasuk Chika.
"Iya maaf"sesal Chika.
"Gw juga minta maaf ya Shan"ucap Olla yg di angguki Shani
"Udah la, Lo lanjut aja sama yg lain. Biar Chika gw yg urusin"ucap Shani yg di angguki Olla
Olla berbalik kemudian kembali bergabung bersama teman-teman nya melanjutkan latihan nya yg tertunda gara-gara Chika yg pingsan di tengah lapangan.
Olla juga ingat tadi pagi Chika mengatakan padanya jika ia mengalami demam semalam, lalu ia pun menceritakan nya pada Shani soal Chika yg demam.
Shani terlihat begitu khawatir menatap wajah cantik Chika yg asik terpejam, ia sudah melakukan banyak cara untuk membuat gadis itu sadar dari pingsan nya, dan itu berhasil.
Dari awal datang ke tempat latihan wajah Chika memang terlihat sedikit pucat, dan suhu badan nya yg agak terasa hangat. Shani sudah bertanya apakah Chika baik-baik saja? Namun gadis itu hanya menjawab jika dirinya tidak apa-apa.
Saat latihan berlangsung juga ia melihat Chika yg sedikit berbeda, di mana ia yg biasanya lincah dan cepat, kini terlihat lemas dan tidak bertenaga. Dan ke khawatiran Shani pun bertambah besar saat melihat tubuh Chika yg tiba-tiba saja terjatuh tak sadarkan diri di tengah-tengah lapangan.
"Gimana udah mendingan?"tanya Shani pada Chika
"Aku gapapa Shan, cuman demam dikit"ucap Chika
"Demam dikit bapak mu, badan kamu panas banget loh"kesal Shani
"Iya nanti di minumin obat palingan juga sembuh, cuman demam biasa"ucap Chika lagi
"Kebiasaan"ucap Shani menoyor kepala Chika pelan
"Udah ah nih minum obat, abis itu kamu pulang istirahat, aku udah bilang sama bang indra"ucap Shani
"Shan kok pulang ih? Kita belum lama latihan loh masa udah pulang, Shan kamu lupa kalo bentar lagi kita liga?"tanya Chika kesal
"Kesehatan kamu lebih penting dari pada liga itu"ucap Shani
"Tapi-"
"Istirahat atau aku blok"ancam Shani.
Yah, mau gamau ygy. Chika akhirnya menurut dan mengangguk setuju atas keputusan Chika. Ia juga tak boleh egois, jika ia memaksa maka ia malah akan tidak bisa mengikuti liga itu.
Sebagai seorang kapten ia harus memiliki fisik tubuh yg prima hingga ia bisa memimpin tim nya menuju kemenangan yg mereka ingin kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon And Star
Dla nastolatkówkita adalah sastra yang terpampang nyata namun takdir terus membawa enigma agar kita tidak mungkin bersama. Jika kau tak abadi di dunia ini, setidaknya kau abadi di dalam karyaku -author "Udah kali galau Mulu, mau sampe kapan lu mau ngegalauin dia?"...