Jam sudah menunjukkan waktu istirahat, ratusan siswa terlihat berjalan berbondong-bondong menuju ke arah kantin.
Seperti saat ini, lima orang siswa tengah asik menyantap makanan yg mereka pesan. Ralat bukan lima orang, hanya empat orang saja yg menikmati makanan mereka.
Salah satu di antara mereka hanya diam memandang kosong ke arah bakso yg hanya ia aduk-aduk saja sedari tadi. Beberapa helaan nafas terdengar keluar dari bibir tipis gadis itu.
Teman-teman nya hanya diam menatap ke arahnya dengan alis menyatu, mereka saling melirik satu sama lain dengan menaikkan sebelah alis mereka.
Mereka menggeleng guna menjawab pertanyaan satu sama lain, salah satu di antara mereka menghembuskan nafasnya pelan kemudian mulai menatap ke arah gadis itu.
"Lu kenapa Chik? Kek nggk ada gairah hidup banget Lo, ada masalah?"tanya Adel
"Tau, kusut banget tuh muka gw lihat-lihat, nih juga lu tumben kagak vc sama buk bos"ucap Olla
"Buru makan Chik, ntar dingin nggk enak, kalo Shani tau lu pasti di omelin belum makan, ntar kalo lu sakit trus mati Shani jadi janda dong"ucap Zee
"Tenang, ntar gw yg mungut Shani kalo Chika mati"ucap Ara yg di balas tawa renyah oleh ketiga teman nya.
"Ck diem lu, udah nggk nafsu gw"ketus Chika sambil mendorong mangkok bakso nya.
"Yaelah sensi amat, halangan lu?"tanya Olla
"Jangan banyak bacot, nih abisin bakso gw"ucap Chika kemudian berjalan pergi meninggalkan area kantin.
"Nah gini nih yg gw demen, rejeki anak Soleh emang nggk kemana"ucap Olla sambil meraih mangkok Chika
"Soleh apaan? Lu sholat aja kagak"ucap Adel
-
-
-
-Chika, gadis itu mendudukan dirinya di sebuah kursi usang yg ada di taman belakang gedung sekolah, sekali lagi ia menghela nafasnya sebelum akhirnya meraih henfon nya yg sejak tadi bergetar.
Ia menatap sebuah notifikasi yg terpampang jelas di pesan yg paling atas, ia tak membuka chat nya, hanya menatap sebentar melalui notifikasi.
"Iya"jawab nya dalam hati setelah membaca pesan dari Shani.
Chika tak membalas nya, ia kembali menyimpan henfon nya ke saku seragamnya kemudian meraih pod nya sebelum akhirnya menghisap nya dalam-dalam.
Huft...
Kepulan asap seketika mengepul di atas kepala nya, ia menidurkan tubuh nya di kursi panjang sambil menatap ke arah atas melihat pohon mangga yg berbuah sangat lebat.
Ia merasakan ketenangan walaupun masih ada sesuatu yang sedikit mengganjal di hatinya. Tak lama suara henfon membuat ketenangan di hatinya buyar.
Dengan kesal ia meraih henfon nya kemudian menatap siapa yg menelfon nya, ia berdecak kemudian mematikan panggilan dan menaruh henfon nya di atas tubuh nya.
Suasana kembali tenang, ia kembali menghisap pod nya dan di susul sebuah panggilan dengan nama orang yg sama sebelum nya.
"Ck kenapa sih, mau apa lagi dia"gumam Chika kembali mematikan telfon nya.
Ia menatap notifikasi yg baru saja berbunyi, di mana sebuah pesan yg menyuruhnya untuk mengangkat telfon dari orang itu.
Chika tak menanggapi, ia kembali menaruh henfon nya ke tempat semula setelah membaca notifikasi.
Chika memejamkan matanya untuk menenangkan diri, Dering telfon kembali terdengar di telinga Chika, dengan geram ia mendudukan dirinya kemudian mengangkat sambungan telfon nya.
"Kenapa?!!"kesal Chika
"Kenapa nggk makan? Zee bilang kamu sama sekali nggk nyentuh makanan kamu"ucap Shani
"Bukan urusan kamu"jawab Chika
"Jelas urusan aku, kamu pacar aku Chika, kalo kamu sakit gimana?"tanya Shani
"Emang apa peduli kamu? Toh kalo sakit aku yg ngerasain"jawab Chika
"Chik plis deh jangan kayak anak kecil"ucap Shani
"Siapa yg kayak anak kecil? Aku atau kamu?"tanya Chika
Tut...Tut...Tut...
Chika mematikan sambungan telfon nya sepihak, ia menatap tajam keempat teman nya yg baru saja datang, ia berdiri dari duduk nya dan berjalan ke arah teman-teman nya.
Tatapan tajam nya mengarah ke keempat teman-teman nya, terlebih pada Zee yg masih menatap ke arah Chika.
"Lain kali nggk usah ikut campur urusan gw, stop jadi pengadu yg malah bakal memperburuk keadaan"tekan Chika sebelum akhirnya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan teman-temannya.
"Ck gw bilang juga apa zitzut, jangan Ngadi sama buk bos, ah ngeyel si lu"ucap Adel
"Yakan niat gw baik, gw juga nggk tau kalo si Chika Ama Shani lagi ada masalah"ucap Zee
"Udah lah malah gelud, mending kita susulin Chika"ajak Ara
"Lah ini nggk jadi bertumbuh?"tanya Olla
"Sini lu yg gw tumbuk"ucap Zee
-
-
-Seperti biasa, hari ini adalah jadwal latihan mereka, tak seperti biasanya, Chika berangkat menuju ke tempat latihan seorang diri, tanpa menjemput Shani.
Dengan lihat Chika mulai men juggling bola yg ada di dekat nya, kemampuan Chika memang tak bisa di ragukan lagi.
Dan dengan gerakan cepat Chika menendang bola itu ke atas sebelah akhirnya melakukan shoot ke arah gawang dengan keras.
Senyum puas tercetak jelas di bibir tipis gadis itu, tak lama ia mendengar suara tepukan tangan dari arah belakang nya, seperti Dejavu ia berbalik menatap orang yang berdiri di belakang nya.
"Pacar aku emang selalu jago"ucap Shani
Chika tak menjawab, ia memilih untuk berjalan menjauh meninggalkan Shani yg ternyata mengikuti langkah Chika
"Chik aku perlu bicara sama kamu"ucap Shani yg tak di tanggapi oleh Chika
"Chik plis, dengerin aku dulu dong, kamu nggk bisa nyalahin aku sepenuhnya dalam hal ini, kan yg awalnya jalan sama cewe lain itu kamu, dan yg seharusnya marah itu aku bukan kamu"ucap Shani kesal menatap ke arah Chika
Chika tak menjawab ia justru berbalik menatap wajah cantik Shani dengan raut wajah datar yg mendominasi, Shani juga masih diam menatap wajah Chika dengan sedikit mendongak.
"Aku kira setelah apa yg aku lakuin dari kemarin buat kamu sadar, ternyata nggk"ucap Chika dengan suara merendah.
"Yg seharusnya sadar itu kamu Chik, dan yg salah itu kamu, kenapa aku yg harus sadar?"tanya Shani
"Aku udah bilang dari awal, aku nggk selingkuh, dia ashel sepupu aku, dan dari situ aja kamu nggk ngerti Shan, kenapa sih kamu selalu aja punya pikiran buruk sama aku?"tanya Chika
"Gimana aku nggk berpikiran buruk kalo kamu pergi tanpa ngasih tau aku?!!"bentak Shani
"Aku pergi buat cariin kamu hadiah, itu surprise Shan. Lagian pas kamu pergi nggk ngasih tau aku pun aku nggk ada masalah tuh"ucap Chika tak habis pikir.
"Jangan fikir selama ini aku diem aja, aku nggk tau apa-apa ya Shan"ucap Chika
"Udah diem, kita bahas masalah kita nanti, malu diliatin banyak orang, sekarang fokus latihan dulu, bulan depan final"ucap Chika kemudian pergi meninggalkan Shani yg masih terdiam di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon And Star
Teen Fictionkita adalah sastra yang terpampang nyata namun takdir terus membawa enigma agar kita tidak mungkin bersama. Jika kau tak abadi di dunia ini, setidaknya kau abadi di dalam karyaku -author "Udah kali galau Mulu, mau sampe kapan lu mau ngegalauin dia?"...