"habis ini mau kemana?"tanya Chika sambil memasangkan helm ke kepala Shani
"Pulang aja deh, udah sore juga. Nanti kamu kemaleman sampe rumah"ucap Shani
"Gapapa kalo demi kamu mah"ucap Chika sambil memakai helm nya
"Apa sih gajelas"ucap Shani dengan wajah memerah
Melihat wajah merah Shani membuat Chika terkekeh sebentar kemudian mulai menaiki motor matic nya.
"Pegangan dong, ntar jatoh loh kalo nggk pegangan"ucap Chika menunggu
Mendengar ucapan Chika membuat Shani seketika menggenggam ujung jaket yg Chika pakai.
"Kalo gamau pegangan aku gamau jalanin motor nya"ucap Chika
"Astaga Chika aku udah pegangan ini"ucap Shani
"Itu bukan pegangan"ucap Chika menarik kedua tangan Shani untuk memeluk perut nya.
"Ini baru pegangan"ucap Chika kemudian mulai bersiap menjalan kan motor nya.
Senyum tertahan kini timbul di wajah Shani, dengan malu ia menyembunyikan wajahnya di punggung Chika. Chika yg menyadari itu kemudian tertawa pelan.
"Gimana latihan nya? Nyaman sama lingkungan nya?"tanya Chika
"Nyaman, aku suka, kalian semua baik sama aku, dan kalian juga mau menerima aku masuk ke club kalian, aku ngerasa di terima banget di sana"ucap Shani tersenyum menyandarkan dagunya ke pundak Chika.
Mendengar ucapan Shani seketika Chika mulai mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Shan aku boleh cerita?"tanya Chika
"Boleh cerita aja"jawab Shani
"Beberapa bulan ini aku lagi suka sama seseorang, dia sempurna banget di mata aku. Dia punya segalanya yg aku nggk punya, menurut kamu apa aku bisa bersanding sama dia?"tanya Chika
Mendengar ucapan Chika membuat Shani terdiam, rasa sesak seketika memenuhi rongga dada nya. Ia tak tau harus menjawab apa, Shani menurunkan kepalanya dari bahu chika. Air matanya seketika lolos, bersamaan dengan hujan di sore hari ini.
"Shan hujan, kita neduh dulu ya, aku takut kamu sakit"ucap Chika
"Nggk usah, kita terus aja. Aku suka hujan"ucap Shani dengan suara tertahan.
"Tapi-"ucapan Chika terhenti saat merasakan pelukan Shani yg mengerat, ia mengalah kemudian kembali melajukan motornya dengan sedikit cepat agar Shani tak terlalu lama terkena hujan.
Chika meminggirkan motor nya di sebuah halte bis, Shani yg merasakan itu kini menoleh ke arah Chika dengan kesal
"Kan aku bilang terus aja, kenapa berhenti?"tanya Shani kesal
Chika tak menanggapi nya, ia masih sibuk melepas jaket nya kemudian mulai memakaikan nya pada tubuh Shani.
"Pake biar nggk terlalu dingin"ucap Chika
"Tapi nanti kamu dingin"ucap Shani melihat Chika yg hanya memakai sebuah kaos oversize pendek
"Gapapa asal kamu nggk"ucap Chika
Shani kembali terdiam dengan perlakukan manis Chika, entahlah Shani merasa sedikit kesal dengan Chika, Chika menyukai seseorang tapi Chika selalu berlaku manis dengan Shani, seolah memberi harapan pada Shani.
Chika kembali menjalan kan motor nya dan Shani kembali dengan posisi semua memeluk Chika dengan wajahnya yg ia benamkan pada punggung Chika.
Chika masih tak sadar jika Shani menangis pada punggung nya, dengan pelukan yg semakin mengerat Shani menggigit bibir nya menahan semua isakan nya.
Merasa pelukan Shani mengerat membuat Chika dengan reflek mengelus punggung tangan Shani, mengira jika Shani merasa kedinginan.
-
-
-Chika menghentikan motornya tepat di depan rumah Shani, melapaskan helm pada gadis itu, Chika tersenyum menatap wajah basah Shani di hadapan nya.
"Masuk gih, trus langsung mandi biar nggk demam"ucap Chika
"Iya, kamu mau langsung pulang? Nggk mampir dulu? Ini masih hujan"ucap Shani
"Ah nggk usah aku langsung pulang aja, besok aku masih sekolah"ucap Chika
"Hmm yaudah sampai ketemu di tempat latihan besok"ucap Shani
"Iya, aku pulang ya"ucap Chika mengacak rambut Shani gemas.
Chika memutar balikan motornya kemudian langsung meninggalkan rumah Shani begitu saja, Shani yg masih merasa janggal seketika melebarkan matanya saat melihat jaket Chika yg masih ia pakai.
"Aduh bego, kenapa nggk aku kasih tadi jaket nya, kasian Chika pasti kedinginan karna hujan, nanti kalo Chika sakit gimana"gumam Shani merutuki kesalahan nya.
-
-
-
-"Mii"teriak Chika tubuh menggigil
"Kenapa sih nak?, astaga kok basah kuyup begini kamu?"tanya Aya sambil berjalan cepat menghampiri Chika.
"Handuk mi Chika dingin"ucap Chika
Dengan segera Aya mulai berlari mencari handuk untuk anak nya, setelah menemukan nya Aya langsung membalut tubuh basah Chika dengan handuk itu.
"Kenapa nggk neduh dulu?"ucap Aya sambil mengusap rambut Chika dengan handuk.
"Nggk sempet mi, lagian udah terlanjur basah"ucap Chika
"Kalo neduh nggk bakalan terlanjur basah"kesal Aya menjewer telinga Chika pelan.
"Yaudah kamu cepetan ke kamar trus mandi, nanti mami bawain teh anget buat kamu"ucap Aya
"Kopi susu ya mi? Chika nggk mau teh"ucap Chika
"Nawar!? Udah cepetan masuk!"kesal Aya kemudian mulai berjalan meninggalkan Chika
-
-
-Kini Chika berbaring di kasur empuk nya dengan tubuh menggigil, Aya terlihat duduk di sebelah nya, dengan telaten ia mengompres kening Chika yg panas.
"Besok kalo udah sembuh main hujan-hujanan lagi ya, nanti kalo pulang mami masukin kamu ke freezer biar beku sekalian"ucap Aya
"Maaf deh mi, Chika nggk bakalan ujan-ujanan lagi, nggk janji"ucap Chika
"Bener-bener ya ni anak, mau mami lempar dari jendela?"tanya Aya dengan raut wajah kesal nya.
"Jangan dong mi, masa mau di lempar, nanti mami nggk punya anak cewe lagi dong"ucap Chika
"Biarin, makanya jangan Badung jadi anak"ucap Aya berjalan keluar membawa baskom air.
"Akak?!!"pekik aji berlari masuk ke dalam kamar Chika
"Aji jangan lari nanti jatuh"ucap Arkhan yg ada di belakang nya.
"Ayo ain"ajak aji sambil menarik tangan Chika
"Jangan di ganggu dulu dek, kakak nya lagi sakit"ucap Aya yg baru datang sambil membawa satu buah plester penurun panas
"Akak akit?"tanya aji tepat di depan wajah Chika
"Iya sayang, aji main sama Abang dulu ya?"tanya Aya.
"Ain Aban?"tanya aji lagi yg di angguki lemah oleh Chika
"Emang sakit apa dia mi?"tanya Arkhan
"Sakit tadi pulang ujan-ujanan"jawab Aya sambil menempelkan plester penurun panas di kening Chika
"Lagian sok-sok an ujan-ujanan lu, udah tau gampang sakit masih aja"ucap Arkhan sambil menyentil dahi Chika
"Aduh sakittt"rengek Chika
"Bang"ucap Aya sambil memukul tangan Arkhan pelan.
Melihat kakak nya kesakitan, aji langsung menoleh ke arah Arkhan kemudian memukul kaki kakak laki-laki nya itu.
"Sayang nggk boleh gitu"ucap Aya menahan tangan aji yg hendak memukul lagi.
"Minta maaf bang, nanti adek nya mukulin kamu terus"ucap Aya
"Iya sorry ya"ucap Arkhan mengusap dahi Chika yg baru ia sentil.
"Yaudah mending kita ke bawah lagi yuk, main sama Kino"ucap Arkhan sambil menggendong aji
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon And Star
Teen Fictionkita adalah sastra yang terpampang nyata namun takdir terus membawa enigma agar kita tidak mungkin bersama. Jika kau tak abadi di dunia ini, setidaknya kau abadi di dalam karyaku -author "Udah kali galau Mulu, mau sampe kapan lu mau ngegalauin dia?"...