9.🥀

496 68 2
                                    

13 Agustus 2019

Chika mengendarai motor nya dengan Shani yg berada di belakang nya, tangan nya bertautan memeluk erat perut Chika yg ada di depan nya.

Senyum lebar tak pernah luntur dari bibir tipis Chika, tangan nya dengan aktif mengusap punggung tangan Shani yg ada di perut nya.

Sore ini ia akan berencana membawa Shani ke salah satu tempat kesukaan nya, agak sedikit jauh emang tapi ia yakin jika Shani pasti akan menyukai nya.

Chika menghentikan motor nya di sebuah parkiran yg cukup ramai, melepaskan helm nya sebelum akhir nya melepaskan helm yg Shani kenakan.

Bisa Chika lihat sorot mata berbinar milik Shani yg membuat nya seketika tersenyum dengan lebar, ia meraih tangan Shani kemudian mengajak nya untuk berjalan-jalan di sekitar sana.

Mereka berjalan menyusuri jembatan kayu dengan tangan yg saling bertautan, angin sepoi-sepoi berhembus pelan menerpa tubuh mereka.

Kini mereka menghentikan langkah nya, menatap jauh ke arah matahari yg mulai tenggelam, beberapa orang terlihat mengabadikan momen itu tak terkecuali dengan Shani.

Di tatap nya wajah gembira Shani dengan lekat, tak henti-hentinya Chika memuji keterampilan tuhan menciptakan makhluk semanis dan secantik Shani.

"Gimana? Seneng?"tanya Chika

Shani menoleh ke arah Chika kemudian mengangguk dengan antusias.

"Aku seneng banget, pemandangan nya bagus, makasih"ucap Shani

Chika tersenyum kemudian mengangguk dengan pelan, kemudian mereka sama-sama di landa keheningan.

Chika mulai mengalihkan pandangan nya ke arah Shani yg masih asik memperhatikan matahari tenggelam, meraih beberapa helai rambut Shani kemudian menyelipkan nya ke telinga.

Merasakan pergerakan Chika, Shani sontak menoleh menatap ke arah netra coklat milik Chika yg terlihat berkilau.

"Shan"panggil Chika

"Ya?"jawab Shani

Chika menghembuskan nafas nya pelan untuk menetralkan detak jantung nya yg menggila, di raih nya tangan Shani untuk di genggam.

Kini mereka saling bertatapan dengan tangan yg saling bertaut, di hadapan sang senja kini Chika memberanikan diri mengatakan perasaan nya pada Shani

Debaran pada jantung nya tak berhenti, malah semakin menggila saat mata nya beradu pada netra hitam kecoklatan milik Shani.

"Shan dari awal aku liat kamu, aku udah jatuh cinta sama kamu Shan. Di saat aku liat kamu untuk yg pertama kali nya, dan aku langsung jatuh cinta di saat itu juga sama kamu. Aku memang bukan orang yang romantis, tapi Would you like to be my girl?"ucap Chika menatap lekat ke arah mata Shani.

Gadis itu masih diam bergeming, menatap mata coklat Chika yg terlihat serius atas ucapan nya membuat Shani terharu.

Mata nya seketika mengabur dengan air mata yg memenuhi pelupuk mata nya, ia menangis membuat Chika seketika panik karna nya.

"S-Shan maaf aku nggk bermaksud untuk jatuh cinta sama kamu, aku tau aku salah, kalo kamu nggk mau kita pacaran aku nggk papa yg penting aku udah ngungkapin perasaan aku"ucap Chika memeluk tubuh Shani mencoba menghentikan tangisan gadis itu.

"Mm aku seneng tau"ucap Shani memukul lengan Chika pelan.

Mendengar ucapan Shani seketika Chika menaikan alis nya, apa? Senang? Maksud nya?

"Seneng?"tanya Chika

"Iya seneng, akhir nya cinta aku nggk bertepuk sebelah tangan"ucap nya memeluk tubuh Chika lebih erat.

"Jadi?"tanya Chika

"Iya aku mau"ucap Shani malu-malu.

"Yes akhirnya"pekik Chika mempererat pelukan nya pada Shani.

"Buat ngerayain hari jadian kita, yuk aku traktir makan, apa aja deh yg kamu mau"ucap Chika

"Ramen ya?"tanya Shani

"Oke, let's go sayang"ucap Chika semangat menggandeng tangan Shani untuk mencari restoran ramen.

-
-
-
-

Chika menghentikan motor nya di depan rumah Shani, di tatap nya Shani dengan senyum yg lebar, ia masih tak menyangka jika gadis yg di hadapan nya ini adalah gadis nya.

Chika sungguh bahagia, orang yg selama ini ia suka pada pandangan pertama kini telah resmi menjadi pacar nya.

Orang yg selama ini Chika kagumi dalam diam dan sekarang Shani adalah pacar nya, ia merasa ini adalah mimpi, tapi inilah kenyataan nya.

Hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidup Chika, sampai kapan pun ia pasti akan mengingat hari ini, dimana status mereka di mulai.

"Kenapa bengong gitu?"tanya Shani menatap ke arah Chika dengan raut wajah heran.

Chika hanya tersenyum kemudian menggelengkan kepala nya ke arah Shani. Melihat jawaban Chika Shani lantas mengangguk kemudian memberikan helm nya pada Chika.

"Yaudah aku pulang ya"ucap Chika yg sudah bersiap menghidupkan mesin motor nya.

"Eh tunggu"cegah Shani.

"Kenapa?"tanya Chika

Cup

"Hati-hati"ucap Shani kemudian berbalik meninggalkan Chika yg terdiam mematung, sampai suatu ketika

Brakk

Shani terkejut dengan suara yg ada di belakang nya, ia menoleh ke belakang dimana motor Chika yg ambruk dengan gadis itu yg juga ikut terjatuh bersama motor nya.

Dengan raut wajah khawatir Shani berjalan menghampiri Chika untuk membantu gadis itu, seketika Shani tertawa pelan menatap wajah bodoh Chika.

"Gw bisa mati kalo di serang mendadak gini"gumam gadis itu.

Shani menghentikan tawanya kemudian menggelengkan kepala nya melihat tingkah Chika yg meleyot karna ia mencium pipi gadis itu.

"Udah ah ayok berdiri, kotor itu kamu tiduran di jalan"ucap Shani membantu Chika berdiri.

Akhir nya Chika berdiri sambil menyengir ke arah Shani, Shani hanya menggeleng kemudian menepuk jaket Chika yg kotor karna debu.

"Makasih"ucap Chika

"Iya sama-sama, tau gitu aku nggk cium kamu"ucap Shani yg seketika membuat senyum Chika luntur.

"Loh kenapa?"tanya Chika tak terima.

"Kamu jadi jatuh karna aku cium"jawab Shani yg masih sibuk membersih kan jaket Chika.

"Nggk papa malah aku seneng kamu cium hehe"ucap Chika dengan cengiran khas nya.

"Nyebelin"ucap Shani mencubit pinggang Chika pelan.

"Aduh, kok cubit-cubit sih"ucap Chika

"Biarin, udah sana pulang, nanti kamu kemaleman di jalan"ucap Shani yg di angguki Chika

"Yaudah aku pulang deh ya"ucap Chika mulai memakai helm nya.

"Iya hati-hati"ucap Shani

"Babay muah"ucap Chika kiss bye kemudian mulai melajukan motor nya meninggal kan area perumahan rumah Shani

Melihat kepergian Chika membuat semburat merah muncul di kedua pipi Shani, gadis itu tersenyum sambil menggelengkan kepala nya.

"Ada-ada aja"ucap gadis itu kemudian berjalan memasuki rumah nya.


















Kiw kiw kiw

Moon And Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang