Saat ini, Chika dan Shani duduk bersebelahan di tribun penonton, mereka berdua masih diam enggan mengeluarkan suara.
Sesekali Shani akan mencuri-curi pandang ke arah Chika yg masih diam tak menatap nya sedikit pun, helaan nafas terdengar keluar dari bibir tipis Chika membuat Shani dengan reflek menoleh ke arah gadis itu.
Chika, gadis itu mulai mengalihkan pandangan ke arah Shani yg masih setia menatap nya, dengan pandangan lembut ia berucap.
"Maaf"
Chika terdiam. bukan, bukan dirinya yg mengatakan hal itu tapi Shani, Shani yg pertama meminta maaf dengan pandangan tulus menyorot ke arah Chika.
"Maaf karna aku udah marah-marah nggk jelas ke kamu, padahal kamu udah berniat baik ngasih aku hadiah tapi aku malah nuduh kamu yg nggk-nggk"ucap Shani
"Aku nggk bisa kalo harus terus di cuekin sama kamu Chik, plis jangan marah lagi"ucap Shani menunduk.
Chika menghembuskan nafasnya, kedua tangan nya bergerak menangkup pipi chubby milik Shani dan mengusap nya dengan lembut. Chika tersenyum tipis kemudian berucap.
"Aku nggk marah, aku cuman kesel sama kamu, aku juga minta maaf karna udah cuekin kamu"ucap Chika
"Maaf karna udah buat kamu nangis waktu itu"ucap Chika
Pernah tiga hari yg lalu Shani menelfon nya malam-malam, ia ingin meminta maaf pada Chika dan mengatakan jika ia sudah lelah di abaikan oleh gadis itu.
Shani menangis dengan menelfon Chika, ia mengatakan ratusan maaf kepada Chika, walaupun Chika juga kasihan tapi gadis itu masih belum menanggapi Shani dan malah langsung memutuskan sambungan telfon mereka membuat tangis Shani semakin menjadi.
Jujur saja chika tak marah sama sekali pada Shani, Chika hanya merasakan emosi sesaat saja yg membuat semua nya rumit seperti ini
Dengan segera Shani pun menubruk tubuh Chika dan memeluk gadis itu dengan erat, tangis nya pecah dengan kepala yg ia sandarkan di dada Chika.
Ia menangis tersedu-sedu dibpelukan hangat gadis itu. Chika, gadis itu hanya diam memeluk Shani dengan erat, tangan kanan nya dengan aktif mengelus rambut panjang gadis itu.
Sesekali kecupan sayang ia berikan ke pucuk kepala Shani, beberapa kata maaf juga ia gumam kan untuk membuat gadis itu tenang dari tangisan nya walaupun memang tidak merubah apapun.
"Gimana udah baikan?"tanya indra yg baru datang bersama Adam
"Hehe udah bang"jawab Chika dengan posisi memeluk Shani yg masih sesegukan.
"Lain kali kalo ada masalah di selesain baik-baik jangan pake emosi. Kalo pake emosi, masalah bukan nya selesai malah makin runyem"ucap Adam
"Iya bang nggk lagi, tapi ntar kalo begini lagi ya bantuin lagi ya bang? Hehe"ucap Chika cengengesan.
Adam hanya menatap Chika datar dan indra hanya menggelengkan kepalanya menatap kedua remaja itu.
"Udah, yok istirahat dulu ntar manja-manjaan lagi"ucap indra sambil mengusap kepala Shani.
Indra sudah menganggap Shani seperti adik nya sendiri, jadi tak heran jika sikap indra kepada Shani cenderung seperti kakak dan adik.
-
-
-
-"Gimana? Enak nggk?"tanya Chika yg di angguki semangat oleh Shani
Hari ini mereka tengah duduk anteng sambil memakan ayam geprek di pinggiran jalan kota jakarta.
Chika, gadis itu tak henti-henti nya tersenyum menatap wajah berbinar milik Shani, hatinya menghangat saat melihat senyum gadis itu timbul karna nya.
Ia bersyukur masih di beri kesempatan untuk melanjutkan hubungan nya dengan Shani, rasanya ia tak akan kuat jika harus kehilangan Shani.
Hari ini ia dan Shani akan berjalan-jalan seharian sebelum akhirnya besok mereka akan bertanding di final yg akan menentukan apakah mereka menjadi yg nomor satu atau yg nomor dua.
Dan Chika...
"Eh Ra geser Napa, gitu banget Lo ngeliatin cewe cantik, panggil orang mah"
Huft, Chika menghembuskan nafasnya kasar kemudian menoleh ke belakang menatap keempat taman nya yg terlihat rusuh saling mendorong.
Zee, gadis itu terlihat anteng menyantap paha ayam nya yg hanya tinggal setengah, dan Olla... Gadis itu terlihat melirik tajam kedua orang yg masih asik saling mendorong dengan sambal yg sudah kemana-mana berceceran di sekitar piring nya.
"Heh nggk usah kek orang kampung deh Lo bedua, lu liat nih meja gw jadi pedes semua gegara Lo bedua, udah diem makan, kalo masih heboh gw olesin nih sambel ke muka lu bedua"sungut gadis itu.
Dari arah meja Shani dan Chika mereka berdua Hanya tertawa menatap wajah teman-teman nya yg mau ikut saja ke acara date mereka berdua.
Entahlah rencana nya Chika dan Shani hanya ingin pergi berdua, eh tiba-tiba si buntut Chika Dateng ngintilin ya udah deh yg penting nggk nelen Monas aja.
"Tawa Lo bedua"kesal Olla pada Chika dan Shani yg malah membuat mereka berdua semakin tertawa.
Shani beralih pada Chika yg masih asik tertawa menatap teman-teman nya, Shani mendekat ke arah Chika kemudian memeluk tubuh jangkung itu.
Chika yg kaget reflek menundukkan kepalanya dan menatap Shani yg asik memeluk tubuh nya, ia membalas pelukan Shani sambil sesekali mengecup pucuk kepala gadis itu.
"Abis ini mau kemana?"tanya Chika sambil mengelus kepala Shani
"Bioskop kita nonton bioskop, katanya ada film setan yg baru, dan spesial nya pemeran utamanya mirip gw wedeh, judulnya tuh kalo nggk salah 'kalian pantas mati'"ucap Zee
"Ga nanya Lo gw"kesal Chika melirik sinis ke arah Zee
"Cuman ngasih tau juga"dengus Zee
"Boleh deh ke bioskop, seru juga kayaknya nonton film horor"ucap Shani
"Yakin? Nggk takut?"tanya Chika sambil menunduk menatap Shani yg masih memeluk nya
"Kamu ngeremehin aku?"kesal Shani sambil melepaskan pelukan nya pada Chika
"Nggk ngeremehin, aku cuman nanya aja"ucap Chika
"Nggk tau ah, males sama kamu"kesal Shani kemudian berjalan keluar meninggalkan Chika dan teman-teman nya.
"Baru juga baean dah marahan lagi"ucap Ara
"Tau tuh, suka bener nyari perkara"ucap Adel
"CK ini juga gara-gara kalian ya"ucap Chika kemudian pergi untuk membayar dan menyusul Chika
"Kejadian yg begitu cepat"gumam Olla
Gatau males pengen beli saham jeketi
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon And Star
Teen Fictionkita adalah sastra yang terpampang nyata namun takdir terus membawa enigma agar kita tidak mungkin bersama. Jika kau tak abadi di dunia ini, setidaknya kau abadi di dalam karyaku -author "Udah kali galau Mulu, mau sampe kapan lu mau ngegalauin dia?"...