Hanya Angin

899 57 7
                                    

Pagi yang cerah menyapa dengan sinar matahari yang lembut, mengirimkan serangkaian warna keemasan ke dalam kamar sang adik. Suasana ceria dan hangat menciptakan perasaan yang menyegarkan, seolah-olah alam sendiri ikut merayakan keindahan pagi itu. [Name] merasakan kelembutan angin pagi yang masuk melalui jendela terbuka, membawa aroma bunga-bunga segar dan semerbaknya harum tanah basah. Dalam cahaya pagi yang memeluk setiap sudut kamar, sang adik terbangun dengan semangat dan kegembiraan. Terlihat sejenak kebahagiaan di matanya ketika dia menyadari bahwa hari ini adalah hari yang baru dan cerah.

[Name] bangun dari tidur dengan semangat, dipenuhi oleh energi pagi yang menyegarkan. Cahaya matahari yang memancar melalui jendela membuatnya merasa bersemangat menyongsong hari yang baru. Ia membuka tirai putih dengan gembira, menyambut sinar matahari yang memainkan permainan di kamar tidurnya, dan melihat bunga bunga bermekaran di tamannya membuat suasana semakin mendukung, bahkan para burung bernyanyi lagu selamat pagi untuk dirinya.

Langkah-langkah ringannya memenuhi ruangan saat ia bergerak menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. Bunyi gemerisik air di keran dan aroma sabun yang harum memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang menyenangkan. [Name] memilih pakaian dengan teliti, memilih busana yang mencerminkan semangatnya untuk menghadapi hari di sekolah. Dalam keceriaannya, ia berangkat dengan tas sekolahnya yang berat, siap untuk mengarungi petualangan di dunia luar sana.

Ketika sang adik tiba di gerbang sekolah, senyuman lembut segera menyambutnya. Halilintar Neuvilliah Kasandra sang Kakak tertua, dengan penuh kehangatan, berdiri di sana sambil memancarkan semangat positif. Senyumnya yang ramah seperti matahari pagi yang menyinari hari, membawa rasa keakraban dan kenyamanan. Mereka bertatapan sejenak, di mana keceriaan sang adik dan kedewasaan kakaknya terlihat saling melengkapi.

"Selamat pagi adik kecilku," kata kakaknya sambil menyentuh bahu sang adik dengan penuh kepedulian. Rasa keamanan dan dukungan dari kakaknya menghangatkan hati sang, adik cukup aneh baginya, membuatnya merasa siap menghadapi hari sekolah dengan semangat yang baru saja didapatnya. Mereka berdua, bersama dalam momen itu, menunjukkan kedekatan dan kekuatan hubungan keluarga mereka.

Di pagi hari, anak-anak masuk sekolah dan bersiap untuk mengejar impiannya masing-masing, mereka tampak penuh semangat untuk belajar dan berprestasi. Di luar, cuaca pagi sangatlah indah, bersinar cerah dengan angin yang lembut. Di bawah sinar matahari pagi, suasana sekolah adalah suasana yang penuh harapan dan kegembiraan.

mungkin ini adalah hari yang cukup aneh untuk [Name] karena kakaknya tersenyum ramah padanya.

"Mungkin kakak sudah berubah."ucap [Name untuk menangkis semua hal pikiran burunknya.

seluruh pelajaran ia jalani sampai di saat pulang sekolah.

Seluruh kakak nya menjemput adiknya ke kelasnya, tak lupadegan senyuman hangatnya.

[Name] Ynag masih terduduk di kursinya sambil membereskan barang barang nay terkejut akan kedatangan kakak kakak nya itu.

"[Name] yok pulang"

"ya, ayok kak"senyuman manis ia tunjukkan pada kakak kakaknya itu.

"Tapi sebelum itu temani kakak ke rooftop dulu ya"

-------------

Dengan langkah yang pasti, langit senja memerah di balik deretan bangunan, menciptakan suasana yang hening namun tegang. Dendam yang telah membakar dalam diri ke tujuh kakaknya memantulkan kilatan di matanya saat ia memandang kota yang terbentang di bawah mereka kakak ke-4nya saat ini melihat [Nama] dengan kesal, hantaman sudah di berikan kepada [Nama] beberapa kali, [Nama] tak bisa menghindar karena kegesitan kakaknya itu.Tak sadar akan lonjakan emosi dari lubuk hati yang terlarang di dalam diri kakak kakaknya itu membuatnya berada di dalam masalah.

kini [Name] tak bisa menerima pukulan ataupun hantaman lagi, ia sudah lelah. Entah apa yang dipikirkan oleh kakak kakaknya itu namun ia tak bisa mengandalkan kakak nya lagi. Kini hanya Tuhan saja yang bisa menolong [Name] keluar dari malasah ini.

Walau hanya Blaze yang mengeluarkan dendam nya pada [Name] berupa kekerasan fisik, yang lainnya hanya melihat dari jauh dan tak berusaha untuk membantu.

sampai seluruh dendam terkumpulkan membuat kakak ke enam berbicara, "Bagaimana kalau dia kita jatuhkan dari gedung ini?"

Kata kata itu membuat seluruh saudaranya menoleh ke arah adik dan sekaligus kakaknya itu yang bernama Thorn Livianska.

"tak biasanya kau berfikir seperti itu"Ucap Blaze.

Thorn hanay daim dan tidak memutuskan untuk menjawab ucapan Blaze.

tanpa pikir panjang Blaze langsung menyeret [Name] dan ****

_-------_

POV [Name]

Suasana hening terasa saat kaki berada di tepi gedung ynag menjulang tiggi ini, aku takt ketiggian. Angin sepoi sepoi berbisisk di telingaku, sementarapandangan ku terhanyut oleh pemandangan kota yang memukau.

Namun , tubuhku sudah terjatuh lebih dulu sebelum aku menyadari kalau aku terjatuh,ini membuatku tegang di udara. Dalam sekejap, gravitasi menarik tubuh ke bawah dengan cepat, udara meloloskan diri dari paru paruku,dan detak jantungku berpacu seiring kecepatan terjatuh. Sementara itu, kilatan kilatan gedung-gedung di sekitar terlihat seperti sekumpulan potongan-potonganyang cepat berubah, warna warnanya yang membuatku terpukau membuatku sedikit tak sadar bahwa aku sedang bermain dengan maut sekarang, sampai suara dentuman keras terdengar keras olehku,ini seperti sangat dekat denganku, serta aku merasa pusing,tapi aku masih bisa melihat sekelilingku walau hanya tempat yang kuhadapi, aku ingin berdiri, aku berusaha menggerakkan tanganku tapi tak bisa.

kaki ku mati rasa, kepala ku pusing berat, ini sangat pusing dari yang pernah kurasakan, aku sedikit sesak, aku merasa kepalaku basah, dan juga air apa ini, apakah aku tertidur di genangan air?.

akh sudahlah aku tak peduli , aku sangat merasa ngantuk saat ini,tak apa aku akan tertidur sebentar kemudian aku akan bangun, kurasa itu tak masalah.

aku menutup kelopak mataku seiring waktu aku benar benar merasa hampa,dan kii gelap tak ada apapun.

---------------

Hali melihat kearah bawah dengan terkejut.

"Blaze!, apa yang kau lakukan hah!"

"apa, aku hanya memenuhi perintah"

"siapa yang memerintahmu untuk melemparnya!!"Dengan amarah ia berkat seperti itu.

"aku kan hanya mmenuhi reques-an nya thorn , tak perlu marah kak"


-------------------

orang orang yang berada di bawah tak mengharapkan seseorang jatuh dari ketinggian gedung,mereka merasakan kejutan dan kepanikan yang mendalam , dimana waktu terasa melambat. Merekamungkin menjerit, berteriak memanggil nama orang itu, atau bahkan terpaku dalam kebingunandan ketakutan. Mata mereka mungkin menatap tanag dengan kekhawatiran yang tak terukir.

Sementara tangan mereka mencoba menutup mulut mereka yang terbuka karena takut sekaligus khawatir. Ketika melihat seseorang jatuh dari ketinggia, keadaan itubisa menciptakan momen yang membeku bagi orang yang melihat, kau bayangkan sajasedang jalan santai kemudian di depan mu seseorang terjatuh dan ketika kaumelihat ke tanah kau melihat kepala orang itu darah sudah keluar dengan deras.


------------------

Note:

:) sebelumnya kita ucapkan GWS!!! untuk author yang sudah membuat babpertama dipenuhi hal gore, terima kasih


GWS!!!!!

We apologize (Boboiboy x reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang