Didalam kegelapan kamar yang sunyi, Aku tak bisa berpindah kemana mana selain kursi roda hanya berjalan mengarahkan kursi itu dengan sebuah control panel yang memang sudah satu paket dengan alat bantu itu. Cahaya reman-remang menyelinap masuk melalui celah celah tirai yang hampir tak memberikan akses sedikitpun untuk masuk.
Aku merasa tak nyaman dengan kamar ini, ini bukanlah kamarku, baunya seperti bau cat kayu yang masih baru, cukup menyengat di hidungku. Ini tidak seperti ruangan pribadi di dalam rumah, bahkan aku belum bisa mengaggapnya sebagai rumah, yang seharusnya merupakan tempat pribadi, tempat ketenangan serta tempat suka dan duka ku tersendiri malah menjadi tempat kurungan bagi diriku sendiri.
Aku tak ingat berapa lama aku sudah meninggalkan rumah ini, semenjak aku di rawat oleh ayah langsung aku sudah tak tinggal di rumah ini lagi, ketika aku bangun yang pertama kulihat ialah sebuah langit langit ruangagan, Memang nya mau melihat apalagi.
Kenyataan ketika aku bangun ialah aku tak bisa menggerakkan kaki ku kembali, itulah kenyataan yang membuatku hampir kehilangan semangat hidup, aku bahkan hampir mau menjatuhkan diriku sendiri dari balkon kamarku, tapi untungnya aku lahir dari kedua orangtua yang mau menjaga dan menyemangatiku, buktinya aku masih hidup sampai hari ini.
Tapi bukan itu yang ingin aku katakan, yang ingin aku katakan ialah.
KENAPA RUANGAN INI MEMBOSANKAN?!
Dinding nya yang berwarna
abu - abu, kemudian lantainya yang berwarna hitam dengan sedikit motif bintik bintik putih, okelah masih terdapat nilai estetika di lantinya tapi kenapa disini dominan abu - abu.Kamar ku yang lama sudah di jadikan gudang oleh mereka, tega sekali. Jika saja aku bukanlah adik yang baik hati dan sopan mungkin aku sudah mengeluarkan kata kata seribu arti di depan mereka langsung.
"Persetan dengan resikonya"
Kini aku hanya bisa diam duduk manis di ruangan ini, sejujurnya aku bisa memainkan handphone-ku tapi entah kenapa aku bosan memainkannya. Bolehkah aku keluar dari kamar penjara anak harimau ini, aku mau pergi ke halaman dan menghirup udara segar.
Di sisi lain.
Kedua kakak sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan yang terbilang besar.
"kau mau beli apa disini?"Ucap dari salah satunya yang memiliki iris mata orange.
"aku mau membeli camilan, sekaligus hadiah untuk nya"Jawab dari seseorang yang memiliki nama Ice Nervam Irlandi.
"Hadiah?, siapa kali ini yang kau maksud "Dia" "Pertanyaan itu keluar dari mulut orang ynag memiliki iris orange sambil membuat tanda kutipan dengan tangannya sendiri.
"tentu saja [Name], siapa lagi?" Jawab Ice denagn tenang.
"Tunggu tunggu maksudmu kau mau mengunjuginya di Jerman?"
"tidak, dia akan pulang"
"Hah!?, pulang?, apa maksudmu Ice?"
"Kau lupa Blaze, dia pulang kemarin jadi sebagai sambutan aku mau memberinya hadiah"
Blaze hanya terdiam dengan kepala dimiringkan sedikit ia tampaknya berusaha mengingat sesuatu.
Seakan malas menunggu sebuah komputer loading di saat itu ice langsung meninggalkan Blaze sambil membawa Troli belanjanya.
Blaze masih terdiam berusaha mengingat sesuatu, ia lupa dengan sekelilingnya.
Sepanjang perjalanan memutari toko Ice menggambil semua camilan yang menurutnya cukup enak untuk masuk ke mulutnya, perjalanan itu cukup lah singkat karena ia sudah hapal dengan daerah dan juga barisan barisan ccamilannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We apologize (Boboiboy x reader)
ФэнтезиKisah seorang anak perempuan dari 7 saudara yang harus menjalani kekejaman dari kakak kandung nya sendiri. Gadis itu bernama [Name], menjadi adik dari 5 orang saudara laki laki mungkin memang tak mudah tapi ia tetap berusaha. Cerita ini hanyalah se...