Semua orang kini sudah sampai di rumah Utama, Blaze dan Ice segera sampai setelah ditelfon oleh Thorn, dan solar sampai 1 jam kemudian, dia harus melewati macet di jalan.
Taufan....dia, dia sampai saat Thorn sedang menelfon Ice.
Yah anak tertua ke-3 ini melihat [Name] sudah tak sadarkan diri di lantai.Ketika Taufan sampai dengan tas ransel dan juga koper nya ia masuk ke dalam rumah melalui pintu putih besar itu. Ketika ia masuk, ia sebenarnya mengharapkan suara seseorang memanggil namanya. Namun harapan nya itu kandas setelah melihat [Name] sudah tak sadar.
Taufan langsung melepaskan ransel nya dan meninggalkan benda itu dengan sembarang.
Ia berlari menghampiri Thorn dan [Name].
"Thorn!, [Name] kenapa? "
Tanya Taufan dengan panik"Dia jatuh dari lantai dua kak"
Jawab Thorn sambil memindahkan tubuh [Name] ke posisi duduk menyenderke arahnya."Jatuh!?, tapi bagaimana?, Bukankah lantai dua ada Railling."
Yah pertanyaan itu harus ditanya, bagaimana seseorang bisa jatuh dari lantai 2 dengan kondisi ia tak bisa berjalan maupun melompat."Masalah itu nanti saja, sekarang tolong ambilkan aku Alginat di kamarku"
"Hah!, Alginat buat apa? "
"Ambilin aja! "
Perintah Thorn.Tanpa tunggu lama Taufan langsung bergegas pergi ke kamar Thorn yang kebetulan berada di sebelah kamar [Name], namun ketika ia sudah sampai di lantai dua ia melihat Halilintar berdiri menyender shock sambil menutup wajah nya dengan tangan kanan.
Tetapi karena ada hal yang lebih darurat Taufan tak memperdulikan Halilintar, ia langsung pergi ke kamar Thorn dan membuka pintunya.
□♧◇♤□
Thorn menggulung baju bagian lengan [Name] yang kini terdapat rembesan darah yang pekat.
Ia menggulung nya perlahan sampai melewati siku, ketika ia sudah sampai di lengan atas, Thorn melihat luka sayat yang dalam.Setelah itu ia langsung mengambil sarung tangan steril yang ia pegang tadi dan memakai nya.
Dia memakainya dengan canggung, jemari gemetar saat dia berusaha untuk memastikan semuanya terpasang dengan baik. Dengan napas yang terengah-engah, dia mencoba untuk menenangkan dirinya sambil membersihkan luka dengan antiseptik.
Meskipun jantungnya berdebar keras, thorn mencoba untuk tetap tenang saat mengoleskan antiseptik.
Tak lama akhirnya Taufan sampai dengan membawa Alginat, ia langsung duduk di samping [Name] dan memakai sarung tangan steril dengan cepat.Ia cukup cekatan dalam hal ini, menangani seseorang yang sedang dalam keadaan darurat bagi Taufan sudah biasa.
Karena sudah steril ia langsung membantu Thorn untuk melakukan pertolongan pertama kepada [Name].
"Apa keluhannya?"
Taufan melihat ke wajah Thorn, menandakan untuk dirinya memberikan penjelasan yang jelas secara singkat."Dia mengalami pendarahan luar, ini mirip dengan pendarahan arteri tapi aku berharap bukan itu"
Thorn memberikan penjelasan yang sudah pasti dipahami oleh Taufan namun kata "Pendarahan Arteri" itu membuatnya cukup tegang, jika ia tak menangani nya sesegera mungkin, kemungkinan akan kematian cukup besar."Baiklah, bantu aku mengeluarkan pecahan kaca ini"
Ucap Taufan, ia meminta kolaborasi terhadap adiknya itu, walaupun gelar mereka berdua sama tapi pengalaman mengoperasi Taufan lebih banyak, dan besar."Baiklah"
Taufan langsung membuka tas peralatan nya.
"Bantu aku menekannya, tapi jangan terlalu kuat"
KAMU SEDANG MEMBACA
We apologize (Boboiboy x reader)
FantasyKisah seorang anak perempuan dari 7 saudara yang harus menjalani kekejaman dari kakak kandung nya sendiri. Gadis itu bernama [Name], menjadi adik dari 5 orang saudara laki laki mungkin memang tak mudah tapi ia tetap berusaha. Cerita ini hanyalah se...