Berbeda

621 48 2
                                    

Cahaya mentari yang tak terlalu menukik siapapun yang melihatnya, Suara suara ynag mulai terdengar berhamburan dimana mana membuat tubuh lemas yang telah tertidur lelap selama 11 jam itu terbangun dan mulai bergerak.

Ia duduk di kasurnya dan menyingkirkan selimut ynag menyelimutinya. Matanya masih terasa berat dan ingin kembali melihat dunia indah di alam bawah sadarnya itu namun kehidupan tak akan menunggunya. dirinya mulai menggerakkan kakinya ke ujung kasur dan menggunakan sendal berbulu nya.

Ia berdiri dan merenggangkan tubuhnya. Walau ini terbilang cukup siang untuk orang orang yang memiliki kesiukan di pagi hari namun hal itu tak bagi dirinya, dialah Halilintar               , umurnya kini sudah 23 tahun. ia berkuliah S2 di Universitas Karya Garmato milik ayahnya sendiri, memang pada awalnya ia tak mau sama sekali namun ia tak bisa menolak karena ialah satusatunya penerus perusahaan yang tersisah, adik adiknya sudah memiliki perusahaan sendiri ketika dia sedang menempuh S1 di Universitas Margadinaya.

Halilintar berjalan mendekati tirai di kamarnya yang membuat ruanga itu lebih cerah dari sebelumnya. Cahaya nya tak hanya menyinari ruangan itu tapi juga Halilintar yang membuka tirai itu, Kaos hitam polos dan juga celana pendek nya tersorot oleh cahaya matahari memebuat kesan seakan dia adalah seorang malaikat yang turun dari surga untuk mencari seseorang.

Matanya menyipit karena tiba tiba melihat cahaya yang lebih terang dari cahaya di kamarnya itu, ia pun langsung mengambil kaca matanya di meja yang kebetulan di dekat jendela itu.

Ia memakai kacamata nya dan pergi ke pintu untuk pergi ruang makan di bawah.

Ketika di runag makan, semunaya tampak sepi hnaya beberapa suara yang terdengar, tak terdengar suara perkelahian ataupun suara canda tawa sejak lama karena hanya dirinya dan pelayan di sana.

ketika ia turun dari tangga yang lebar dan megah dengan sedikit perpaduan warna hitam dan juga putih di keramiknya ia langsung disamut oleh 2 pelayan.

"selamat pagi Tuan muda" Kata kedua pelayan itu sambil sedikit menunjukkan rasa hormatnya kepada hali.

Hali yang mendengar dan melihat itu hanya melewati mereka berdua."jangan panggil aku Tuan muda, aku tak suka panggilan itu" Perintah nya dengan nada dingin yang membuat sedikit ucapannya itu terdengar membosankan

Kedua pelayan tk mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Hali karen aitu adalah perintah dari Tuan Amato.

Hali berjalan  ke arah dapur, tak heran karena hali bukanlah anak yang selalu menunggu tapi ia kakan melakukannya sendiri. Ketika ia di dapur ia mendapati Seorang koki sedang memasak sambil sedikit beratraksi untuk menghibur didrny sendiri.

Hali yang melihat langsung mendekati sang koki dengan sebuah apel yang dia ambil tadi.

"Wih, masak apanih keknya seru banget" Ucap Hali dengan nada suara keakraban yang sangat kental.

Sang koki yang mendengar suara itu langsung melirik tanpa menghilagkan kefokusannya pada mahakaryanya yang akan hilang 5 menit lagi.

"eh Tuan Muda Hali udah bangun, gi-"ucapan sang koki itu langsung dipotong oleh hali.

"jangan panggil gau dengan sebutan itu"Ucap Hali sambil mengunyah apel yang dia bawa tadi.

"masa uan Muda mau saya panggil Hali, kan kena marah saya nanti"sang koki berusaha menyanggah.

:"sumpah Ron kenapa lu jadi  formal gini, biasanya lu langsung bilang hal, lili, lala"

"itu perintah dari Tuan Amato, Tuan Muda"

Mendengar kata "Tuan Amato" keluar dari mulut koki yang bernama Ron itu langsung membuatnya mengerutkan dahi dan wajahnya yang awalnya akrab kini sudah berubah menjadi masalah bagi siapa saja yang berani merusak apapun hari ini. Ia malas membicarakanayahnya itu entah ada dendam atau masih memikirkan kesalahannya  enam tahun lalu. i alangsung berdiri dan pergi dari sana.

"gua bakal nunggu di luar, cepetan masak sarapannya" Perintah Hali dengan tegas kepada sang Koki namun tak dijawab olehnya.

Ketika ia keluar dari dapur ia langsung pergi ke meja makan, meja makan itu cukup lebar dan panjang dengan perpaduan warna biru dan sedikit garia-garis hijau, terdapat empat kursi di kedua sisi kiri dan kanan, dan dau kursi di setiap ujungnya. Dengan engahnya terdapat bunga tulip yang masih segar karena selalu diganti setiap harinya, ia menatap meja itu dengan tatapan kosong seakan mengingat sesuatu.

sebuah moment yang tiba tiba terbesit dimana seluruh orang hadir dan makan bersama dengan sneyum dan tawa kegembiraan, saat itu halilintar masih berumur 8 tahun dan [Name] masih di dalam kandungan sang ibunda.

ia mengingat kalau sang ibunda sedang mengidam sebuah robot yang bernama OriHime, entah apa yang dilihat ataupun dipikirkan oleh ibunyasampai mengidam idamkan robot tersebut,  tapi mau bagaimana lagi itulah ibunya.

Namun keadaan kini sudah berubah dan waktu sudah mulai memusnahkan kebersamaan itu, sejak saat itu Ia tak pernah lagi makan disana setelah dua tahun terakhir menurutnya hanya buang buang waktu lebih baik ia makan sambil mengerjakan ataupun bermain game di kamarnya.

Hali melirik ek arah sofa yang membuatnya kembali teringat ketika salah satu adiknya tertidur disana dan dinganggu oleh tiga adiknay yang nakal, saat itu ia hanya melihat dari lantai dua, namun kejahilan mereka tak bertahan lama setelah rengekan terdengar dari salahsatu adiknay itu.

"jadi begini penampilan anak sulungku setelah 2 tahun tak bertemu, kau tampak seperti pemalas"
Kata kata itu membuat hali tersentak dan langsung bebas dari lamunannya, ia berbalik dan langsung melihat sosok yang mengatakan hal itu padanya.

Hatinya langsung berdebar kencang ketika ia melihat ayahnya berada disini setelahlama pergi,dengan dipenuhi aura otoritas yang menakutkan. Hali merasa seolah olah langkahnya terendam oleh kehadiran Amato yang mendominasi ruangan itu. Terdapat ketakutan dalam matanya, bukan karena kekejaman, melainkan karen keinginan mendalam untuk memenuhi ekspektasi yang begitu meresapi yan begitu besar atas figur ayah yang kuat dan disegani. Seakan akan ruangan itu meresapi ke khawatirannya.

_________________________________________

Note:

ᐠ( ᐛ )ᐟ

We apologize (Boboiboy x reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang