Membekas

425 31 16
                                    

Halilintar duduk di kursi ruang tunggu tepat di koridor bangsal rumah sakit, duduk menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangnnya, terdengar isak tangis dari dirinya.

Dirinya merasa paling tersakiti, kehilangan kekasihnya, menerima kenyataan pahit bahwa wanita yang dianggapnya kekasih selama ini hanya ingin harta miliknya saja, dan kini ia harus menerima keputusan ayanya untuk dijodohkan.

sungguh berat ya kelihatannya itu, ia bahkan tak menyadari siapa yang menjadi korban perbuatannya ini, seharusnya dia membukamata dan melihat sekeliling nya, selagi ia berada di rumah sakit seharusnya ia harus bersyukur ia masih mendapat kesehatan memiliki kedua kaki, kedua tangan dan kedua mata.

Ada beberapa orang yang tak memiliki ataupun dilahirkan dengan sempurna oleh Tuhan atau ungkin tak diinginkan lahir didunia ini.


Taufan melihat kakak-nya sedang dalam keadaan sakit hati karena cintapun mau takmau mendekati kakak nya itu.

Taufan memang tak terlihat tadi, tapi dia tahuapa yang terjadi.

"Halah cemen lu bang, Gitu doang nangis"
Ejek Taufan yang berusaha untuk membuat kakak nya ini untuk kembali tegar

"lu Ngak tahu rasanya, sakit tahu"
Oceh Hali

"lu seharusnya bersyukur masih selamat dari cewe matre gitu"
Benar apa dibilang Taufan ini

"Tapi gua cinta dia"
Cinta atau yang mungkin berartikan sayang ini kadang membuat seseorang lupa dengan sekeliling dan kehidupannya, yang ia pedulikan hanyala perasaan dan keadaan orang yang bersangkutan saja, orang yang sedang dimabuk cinta tak akan peduli dengan apapun bahkan nasehat apapun, itulah kenyataannya.

"Boleh aku ikut duduk?"Tanya taufan yang meminta izin untuk duduk di samping Hali

"..."

"Sebenarnya lu beruntung dijodohin, aku iri sama lu"

"Apa beruntung nyanya dijodohkan ke orang yang belum tentu kau kenal"

"Seengaknya udah pasti itu"
Seakan terdapat kesedihan mendalam dari kata kata itu, air mulai tergenang di mata Taufan.

"Semisal dijodohin sama yang buruk"

"Ngak lah, pilihan orang tua itu yang terbaik"
Ucap Taufan dengan senyuman di wajahnya.

"dengerin, ini cerita yang mungkin cuma ayah tahu sebelumnya"

Taufan memang adalah seorang yang sangat peduli dengan orang disekitarnya, tapi dia lupa dengan diri nya sendiri.

Dia pernah sengaja tak tidur selama 5 hari 4 malam hanya karena pekerjaan nya sampai akhirnya dia mulai berhalusinasi, tapi beruntung nya ayahnya memaksanya untuk istirahat.

"..."

"Aku pernah suka sama seseorang, dia baik, dia cantik, dia pas dimata ku, bahkan dia partner kerja ku, Kami sering melakukan operasi bersama, bahkan kalau keadaan darurat dia lah yang jadi asistan ku, tapi kalo buat bicara bebas aku ngak pernah"

Hali mendengar itu merasa tertarik dengan cerita Taufan, ia menoleh dan menatap taufan.

"Ketika aku deket dia atau mungkin cuma lewat doank Hati gau udah dag dig dug, Sampe pernah aku izin ngak masuk kerja cuma karena takut degdegan, sensasi nya itu aneh, pikiran ku juga tiba tiba jadi acak acakan, bahkan perasaan ingin senyum sama ketawa ngak terkendali"

Tanpa disadari Tufan tersenyum karena tersipu entah karena perasaan atau memang dia memang tak bisa melupakan hal ini.

"Ada dimana dia ditugaskan ke Lebanon selama 3 bulan, aku ngak nganter dia ke bandara karena ngak berani, selama 1 bulan ditinggalin, aku dirumah sakit kek kesepian bahkan ngak semangat buat kerja"

"pikiran ku juga berpacu ke dia"

"Akhirnya ya..... Aku memutuskan untuk dateng ke rumahnya, Aku temuin ayahnya, aku ajak berbincang lah"
Ucap taufan sambil memainkan tangannya sendiri.

"Kau ngelamar dia fan? "
tanya Hali yang kini penasaran.

"Iya aku ngelamar dia"

"kalo lu udah ngelamar anak orang kenapa lu ngak nikah?"
Tanya Hali pantas saja hali bertanya begini karena seharusnya taufan sudah punya istri.

"Kan belum selesai cerita nya"


"Namanya syahmina Azzahra"






















"Dia sholehah"





















"Benar benar idamanku"


























"Tuhan sayang dia"





























"Jadi dia dipanggil duluan"






























"Tepat pukul 12.30 hari Jum'at ditanggal 27 Februari 2024 Syahmina Azzahra dinyatakan gugur dalam tugas"

Seakan tahu arah pembicaraan ini Halilintar tak mencoba menanyakan apapun kepada Taufan.
wajah Taufan yang biasanya tenang dan ceria kini menjadi sebuah kesedihan yang mendalam.

Tangannya gemetaran di atas lututnya, seakan tak bisa menerima namun ia harus memaksakan dirinya untuk mengakui kenyataan.

Itu bukanlah tangisan seseorang
yang lemah, tapi ungkapan akan sebuah kenyataan yang membuat hatinya
bersikeras menahan emosi yang sudah ia tahan sejak dulu.

"Susah rasanya ikhlasin dia"
Ucap taufan dengan nada yang bergetar, ia tak bisa menahan rasa sedihnya lagi, ini sudah sangat banyak bahkan ia tak bisa melupakan sosok yang ia cintai walaupun sudah tak berada di dunia lagi.

Hali merangkul pundak Taufan dan menepuk pelan berulang kali.
"Dah udah ngak usah nangis, dia udah tenang disana"

Isak tangis mulai terdengar walau pelan tetap terdengar.
Ayah yang baru keluar dari ruang inap Name memang tak didekat mereka tapi ia tahu apa yang mereka berdua bahas, hal itu juga didukung dengan keadaan Taufan yang menangis.






Note:



ಠ_ಠ
Halilintar kalah adu nasib





GWS.

We apologize (Boboiboy x reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang