Kembali

544 46 6
                                    

Aura dari ruangan menjadi tegang seiring kedua orang saling menatap tajam dari kejauhan, keduanya memiliki aura yang sama sama kuat yang satu kepemimpinan dan yang satu dendam.

"Tuan Muda hali makanan nya sudah siap, mau ak-"
Kata kata itu terpotong karena melihat kedua orang didepannya sedang dalam keadaan yang cukup mengancam dirinya sendiri.
Terlihat kekhawatiran yang muncul dengan tiba tiba di wajah koki itu.

Semuanya terhenti ketika seorang koki keluar sambil membawa sebuah nampan yang terdapat satu mangkuk sup beserta minuman.

"Ron bisa kau tinggalkan nampan itu disini dan bawakan satu lagi"
Kata kata itu keluar dari mulut sang ayah.

Tanpa basa basi Ron langsung saja menaruh nampan berisi makanan di meja makan dan kembali ke dapur dengan rasa takutnya.

Ron pov
"Bahaya, gua dalam bahaya"

Amato kembali melihat hali anak sulung nya itu namun kali ini dengan tatapan yang berbeda, ia melihatnya dengan sedikit kerinduan terdapat di matanya, seakan mengatakan datang lah kepelukan ayah nak, ayah merindukanmu.
Namun berbeda dengan hali yang tetap sama dengan tatapan nya yang dulu.

"Duduk hali" Perintah ayahnya untuk menyuruh hali duduk.

Dengan sedikit enggan namun tetap dilakukan ia menarik kursi di dekatnya dan duduk.
Tepat di hadapan hali ayahnya kebetulan duduk.
Kini mereka duduk berhadapan dengan jeda meja, jika kau berfikir ini adalah sebuah pembicaraan yang serius maka kau salah.

Dengan sedikit menunggu lama akhirnya Ron keluar dari dapur dengan nampan yang berisi semangkuk sup, dan juga salad yang dia ketahui bahwa Amato sangat suka itu.
Tanpa menunggu ia langsung menaruhnya di depan Amato.

"Saya permisi dulu, tuan Amato."
Kata kata itulah yang hampir menyelamatkan nya dari situasi ini, namun pepatah *masalah adalah tamu tak diundang*

"Ron"
Suara berat itu dikatakan dengan mudah sambil menatap orang yang memiliki nama Ron itu.
Ia membuat gerakan tangan yang berarti kan
Sontak jawaban itu langsung di balas dengan anggukan dari ron.
Ketika Ron mendekat Amato langsung membisikkan sesuatu di telinga Ron.

Bukannya tampak semakin ketakutan tapi wajah sang koki malah berseri seri.

"Sungguh tuan!" Ucap Ron sambil tersenyum ria.

Orang yang di ajak bicara pun mengangguk.
"Jadi siapkan ya, dia pasti akan suka"
Ucap Amato.

Tanpa tunggu lama lagi Ron langsung pergi ke dapur dengan cepat sampai membuat Hali merasa heran apa yang dikatakan oleh ayahnya sampai membuatnya senang seperti itu.

Melihat Ron senang bukan main hali menjadi heran, ia memiliki banyak pertanyaan kepada ayahnya itu tapi di situasi seperti ini tampaknya tak memungkinkan untuk dirinya melakukan hal itu.

"Jadi kenapa ayah kemari? " Tanya Hali dengan sedikit takut.

"Tak bolehkah seorang ayah kemari untuk melihat anak sulungnya"

Seakan seperti sebuah besi yang menghantam kepalanya, kata kata itu cukup membuat Hali menjadi takut untuk menanyakan ataupun mengatakan hal lain, padahal awalnya ia hanya ingin membuat hubungan nya dengan ayahnya itu menjadi baik.

Beberapa waktu hanya di habiskan dengan duduk berhadapan dan makan tak ada yang bicara ataupun menanyakan apakah kabar dirinya ataupun yang lain dalam baik baik saja, seakan seperti sebuah air membeku dan tak pernah pecah lagi.

Akhirnya Amato membuka suara.
"Jadi bagaimana kuliahmu?"

Hali yang mendengar itu terkejut, ini pertama kalinya sang ayah menanyakan mengenai sekolah nya biasanya ia hanya diam dan diam selagi sang ayah dirumah.

We apologize (Boboiboy x reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang