Happy reading :)
.
.
.
.
.
.
." Akh sial! Kalo gini terus kapan aku bisa mendapatkan hati phi Zee? Kenapa susah banget sih bikin luluh pria dingin itu? Aku udah nyingkirin pengganggu kecil itu pun masih aja susah. Argh baiklah kali ini aku akan mengalah tapi tidak untuk selanjutnya, liat aja phi Zee kamu akan jadi milik aku seutuhnya." Setelah mengatakan itu pure pergi dari kantor Zee dengan kekesalan nya.
Nunew dan Nat masih terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka, sedangkan Tasya masih asik dengan mainan baru nya. Dia sangat anteng dan tidak rewel karna terlalu terhanyut dengan mainan nya.
Tasya juga tetap berada di samping nunew tidak berani pergi kemana-mana, dia hanya akan bersuara ketika dia haus ataupun ingin ke toilet.
Dan nunew tentu saja selalu siap siaga untuk gadis manis itu. Bahkan Nat juga terkadang membantu memenuhi apa yang di butuhkan oleh Tasya.
Hari sudah siang dan jam menunjukan pukul 12 siang waktunya mereka istirahat dan makan.
Nat, Nunew dan Tasya makan siang di bagian belakang toko seperti biasa.
" Sayang ayo makan dulu sudah siang." Ajak Nunew pada Tasya
" Kha phi."
🌼🌼🌼🌼
" Hey what's up bro." Sapa orang yang baru saja masuk kedalam ruangan Zee.
" Keng? Sejak kapan kau balik dari London??" Zee melihat ke arah orang yang menyapanya dan kaget karna teman nya yang sudah lama tidak bertemu dengan nya karna bekerja di London tiba-tiba saja di sini.
" Haha sudah 2 hari aku di sini dan hari ini aku baru punya waktu luang untuk mengunjungimu, karna biasanya aku sibuk." Jawab Keng berjalan kearah sofa dan duduk di sana.
" Kau masih saja sombong dan so sibuk seperti itu." Balas Zee sedikit jengah dengan kelakuan teman nya.
" Oh ayolah Zee kau bahkan tau bagaimana jika aku sudah berurusan dengan masalah bisnis "
" Hm."
" Em Zee, siapa wanita tadi kurasa dia baru saja keluar dari ruangan mu?"
" Bukan siapa-siapa." Jawabnya singkat tanpa mengalihkan tatapan nya dari kerjaan nya.
" Tidak perlu berbohong begitu padaku. Jika pun dia kekasihmu aku tidak akan merebutnya dari mu."
" Cks kau ini bicara apa? Dia hanya wanita jalang murahan yang selalu mendekati ku. Dan aku sama sekali tak tertarik padanya." Sarkas Zee
" Aow bro yang benar saja. Kukira dia kekasih mu, karn aku liat dia cukup cantik."
Zee hanya menatap teman nya malas tanpa berniat menjawab kata-kata nya.
" Zee apa kau tak ingin mencari pendamping? Sudah 4 tahun istrimu pergi apa kau tak bosan sendiri? Dan juga pasti putrimu butuh sosok ibu kan?" Tanya Keng
" Aku belum berniat untuk mencari pendamping lagi."
" Hah! Kau selalu saja seperti ini Zee, ayolah jangan hanya memikirkan dirimu saja. Pikirkan Tasya juga."
Zee hanya diam tanpa menggubris omongan teman nya. Dia hanya tidak tau harus menjawab apa. Perkataan Keng memang ada benarnya.
Tapi entahlah Zee masih terus teringat dengan mendiang istrinya dan juga belum ada yang benar-benar bisa menarik perhatian nya hingga sekarang.
Mereka berbicara tentang bisnis sesekali. Hingga waktu sudah menunjukan jam makan siang.
" Sudah siang ternyata, Zee ayo kita makan siang bersama."