Happy reading :)
.
.
.
.
.
." Daddy." Panggil Tasya yang sedang bermain boneka nya di depan Zee.
" Iya princess kenapa." Jawab Zee lembut dan mengalihkan pandangan nya dari laptop ke arah anaknya.
Setelah mereka makan malam tadi Zee dan juga Tasya pergi duduk di ruang tamu, dengan Tasya yang bermain dan Zee yang melihat pekerjaan nya setelah ia tinggal selama 3 hari untuk mencari putrinya.
" Boleh Tasya meminta sesuatu pada Daddy?" Tanya Tasya lirih dan sedikit ragu.
Karna permintaan nya ini ia takut akan membuat Zee marah atau sedih.
" Tentu saja sayang, apa yang kamu ingin kan? Hm?"
Zee ikut duduk lesehan di karpet tebal ruang tamu itu. Zee mengelus rambut anaknya lembut
" Tapi janji Daddy tidak boleh sedih atau marah sama Tasya." Ucap gadis kecil itu sambil menyodorkan janji kelingking nya di depan Zee.
Meski bingung tapi Zee tetap menautkan jarinya juga dengan anaknya.
" Hm. Oke baiklah, jadi?"
" Eee Daddy Tasya pengen punya mommy." Lirih Tasya sambil menunduk kan kepalanya, tak berani menatap wajah ayahnya.
Boom
Bagai terserang sebuah peledak yang langsung mengarah ke jantung nya. mendengar lirihan anaknya, Hati Zee serasa sedikit mencelos dan terkejut.
Bagaimana tidak? selama ini anaknya baik baik saja tanpa adanya sosok ibu di samping nya, setelah kepergian istrinya saat Tasya masih berusia 2 tahun. Dan sekarang anaknya meminta kehadiran seorang ibu?.
Bukan Zee tidak mau atau tidak bisa menuruti keinginan anaknya. Hanya saja dia masih belum siap untuk memulai lagi dari awal, dan lagi belum ada orang yang benar benar membuatnya merasa tertarik untuk berhubungan.
Masih dengan keterkejutan dan diam nya, terdengar suara langkah kaki dari depan.
Tap Tap Tap
Langkah kaki itu semakin dekat, namun Zee masih juga belum tersadar dari lamunan nya. Dan Tasya? Dia hanya diam sambil memperhatikan raut wajah Daddy nya. Karna tak kunjung mendapat jawaban jadi Tasya mendongakan kepalanya.
Baru saja ingin membuka suara untuk menyadarkan Daddy nya, suara lain lebih dulu menyapa rungunya.
" Hai ph-... i Zee." Ucapnya terbata karna matanya menatap sosok kecil yang berada di pangkuan Zee dengan anteng. Yang tadinya wajah itu tampak ceria, kini raut wajah itu berubah menjadi terkejut dan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini.
Mengapa bocah nakal itu ada di sini? Bukan kah seharusnya dia mati atau hilang di culik oleh orang dan di jual setidaknya. Tapi kenapa dia ada di sini. Pikirnya
Sungguh! Benar benar picik sekali otak wanita ini.
Zee yang mendengar suara itu pun tersadar dari keterdiaman nya, lalu menolehkan kepalanya ke arah suara tadi.
" Oh kau sudah datang." Ucap Zee dengan dingin dan wajah datarnya.
Lalu Tasya?? Gadis kecil itu tentu tau siapa yang datang tiba-tiba kerumah nya. Wanita ular yang dia anggap pengganggu untuk Daddy dan dirinya, dan lagi Tasya masih ingat bagaimana wanita itu menurunkan dan meninggalkan nya sendirian di pinggir jalan.
Tasya menatap tidak suka ke arah wanita itu, siapa lagi kalo bukan pure.
Wanita gila yang terus terus an menempeli Daddy nya seperti ulat bulu kurang belaian.