Happy reading :)
.
.
.
.
.
.2 Minggu kemudian
" Apakah sekarang kamu sudah mulai belajar menjadi anak yang begitu membangkang?!" Tanya Zee tegas, terlihat jelas urat kemarahan di wajah dan leher Zee yang begitu kentara.
" Memangnya apa yang salah dengan yang Tasya lakukan?" Tanya balik Tasya pada sang Daddy, sama kerasnya. Tak ada yang mau mengalah satupun dari mereka.
" Jelas semua yang Tasya lakukan itu salah! Apa kamu tau? Sayang, Daddy sudah mengatakan nya berkali kali untuk berhenti berhubungan dengan orang itu, tapi apa yang kamu lakukan? Tasya mengabaikan perintah Daddy? " Ucap Zee sedikit melembut pada anaknya karna tidak ingin kelepasan.
" Karna Tasya tidak mau melakukan nya, Daddy tidak tau dan tidak akan pernah tau bagaimana sosok phi Nunu buat Tasya!" Sedikit meninggikan suaranya karena merasa begitu kesal kepada sang ayah. Jangan lupakan matanya pun sedikit berkaca.
Melihat pertengkaran antara ayah dan anak itu, semua pelayan dan pengawal menjauh kan diri dari sana. Tak begitu jauh karna Zee dan Tasya sedang berada di ruang keluarga, dimana pertengkaran mereka terjadi.
Perdebatan itu terjadi karena sang putri ketahuan sedang bercanda ria dengan orang yang begitu Zee benci, bahkan mereka melakukan skinsip layaknya seorang ibu dan anak. Jujur saja! Saat melihat itu sedikitnya membuat perasaan marah pada diri Zee di sertai dengan rasa sedikit sesak entah apa penyebab nya.
Yah! 2 Minggu ini. Ah tidak! Tepatnya saat setelah Tasya melihat Nunew dari kejauhan itu, semakin hari Tasya semakin jauh lebih berani untuk mendekat ke arah Nunew, tak jauh beda dengan Tasya bahkan sudah terhitung 5 hari ini Nunew terlihat begitu rutin mengunjungi Tasya di kediaman Zee tanpa memperdulikan sang tuan besar itu.
Seperti ada yang aneh terjadi kepada Nunew. Tapi apa itu?
Sudah tak tahan menahan emosi karna putrinya terus saja melawan nya, tanpa sadar tangan nya Ter angkat. Ingin menampar sang anak namun sebelum itu terjadi tiba tiba suara seseorang dari arah pintu masuk berhasil menghentikan niatnya.
" HENTIKAN!!" Suaranya dengan nyaring kala melihat tangan Zee terangkat di hadapan putri kecil kesayangan nya.
Orang itu mempercepat langkahnya untuk masuk lebih dalam guna menghampiri Tasya yang sedang menunduk takut.
" Hei sayang kamu tidak apa apa?" Tanya nya lembut setelah berada di hadapan Tasya. Ada sedikit guratan khawatir tercetak di wajah cantiknya itu.
Zee yang melihat itu jelas terkejut dan menurunkan tangan nya, namun emosi nya masih belum mereda.
" Apa yang kau lakukan di sini?!" itu bukan pertanyaan melain kan sebuah pernyataan dengan suara dingin khas seorang Zee.
Yang di tanya pun berdiri sembari terus merengkuh tubuh mungil Tasya, tanpa ada keraguan sedikitpun ia membalikan badan nya dan menghadap ke arah Zee.
Tanpa rasa takut sedikitpun ia mengatakan.
" Justru seharusnya aku yang bertanya, apa yang akan kau lakukan pada anakku?" Menekan kan kata 'anak' di akhir kalimatnya di sana dengan suara yang tak kalah dingin nya dengan Zee.
" Hah? Ha hahah .... Anak mu kau bilang? Sejak kapan putriku menjadi anakmu hah!" Tawa sarkas Zee tunjukan pada orang di depan nya ini.
Bukan merasa takut karna terintimidasi justru dengan lantangnya ia menjawab perkataan Zee.
" Hh, kau bertanya sejak kapan? Tentu saja sejak dulu hingga sekarang" datar dan dingin. Tatapan matanya itupun jelas terlihat berbeda.
Ada apa sebenarnya dengan dia.