1. Keripik

4.4K 217 4
                                    

Suasana pagi yang belum begitu ramai tengah dirasakan di area kantin sekolah. Jam masih menunjukkan pukul 06.17 WIB. Jadi wajar saja jika sekolahpun masih nampak sepi, karena masih termasuk sangat pagi. Baru beberapa anak yang terlihat berjalan memasuki gerbang sekolah.

Di salah satu meja kantin paling pojok terdapat 6 anak yang sedang menikmati sarapan pagi dan ada yang hanya sekedar menikmati jajanan kantin. Mereka adalah salah satu sirkel pertemanan populer yang cukup terkenal di sekolah ini. Perbedaan tingkatan kelas tak menghalangi pertemanan mereka. Ya, mereka beda kelas, ada yang dari kelas 10 dan ada juga yang kelas 11.

Sudah tak heran lagi jika mereka datang ke sekolah pagi yang mereka tuju adalah kantin. Entah mereka sarapan, menikmati jajan, atau ya hanya bersantai saja.

"Eh kasih kripiknya dong," pinta remaja perempuan bernama Freya pada temannya bernama Sollan.

"Enak aja, beli lagi aja sana, gue baru aja makan dikit," tolak Sollan sambil menjauhkan kripiknya dari Freya.

"Ih minta dikit napa siih," pinya Freya lagi.

"Gamau Fre, lu beli lagi sana," tolak Sollan mutlak.
Freya berdecak lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat keripik itu berada untuk membelinya setelah itu kembali lagi ke tempat duduk semula.

"Emang kripik apa sih, kok lu sampai gamau ngasih Freya?" tanya Feni yang sedari tadi memperhatikan mereka sambil memakan makananya.

"Ga tau. Ditulisaannya ini Ten-pechi-ppu-su, " jawab Sollan terbata-bata saat membaca merek keripik itu.

"Ha? keripik apaan itu? kok gue baru denger?" heran Muthe selesai mendengarkan Sollan.

"Gatau, tapi ini keripik enak banget, rasanya gurih, krispi, bikin nagih, harganya juga murah, coba deh kalian beli," kata Sollan sambil mengapit kripik dengan ibu jari dan jari telunjuk.

"Gue cari tau di google, kripik tempe ini asalnya dari Jepang. Kok bisa sampe kantin sini ya. Tapi ga papa lah, enak soalnya," kata Freya lalu meletakkan hp nya di meja lalu melanjutkan makannya lagi.

"Eh denger-denger katanya nanti bakalan ada murid baru ya?" tanya Gino sambil memakan kuaci.

"Iya, denger-denger dia pindahan dari Jawa," jawab Sollan.

"Denger-denger juga bakalan satu kelas sama kita berdua," imbuh Freya.

"Cewek apa cowok?" tanya Feni yang sudah selesai makan.

"Cowok. Denger-denger visualnya dia itu ga manusiawi, ganteng banget. Gua jadi kepo dia emang seganteng apa? Apa bisa ngalahin kegantengan gua ini?" heran Sollan.

"Kita liat aja nanti," sahut Freya.

"Ah kenyangnya," ungkap Aran yang sedari tadi diam. Dia meminum minuman milik Muthe karena minuman dia sudah abis.

"Yak Aran! ini punyaku," kata Muthe kesal.

"Minta dikit," jawab Aran santai tanpa rasa bersalah.

"Btw, Chika sama Indah udah dateng belum ya? kok belum ada keliatan batang idungnya," celetuk Feni.

"Mungkin mereka udah ada di kelas. Yuklah ke kelas, 7 menit lagi bel masuk nih," kata Gino sambil berdiri dari duduknya.

"Ayuk," jawab mereka serempak. Mereka berjalan menuju kelas sambil membicarakan hal random. Kemudian harus berpisah di ujung lorong karena mereka beda kelas. Feni sekelas dengan Chika dan Indah di kelas 11C. Gino, Aran, dan Muthe 11G. Sollan dan Freya 10C.

Sampai di kelas ternyata bel masuk sudah berbunyi. Untung saja tepat waktu karna tak lama kemudian guru yang mengajar pagi ini datang lebih cepat.

















Ya jadi ini crita barunya. Crita yg cukup ringan. Smoga kalian suka. Ini cerita pertama yg gua buat dulu, tpi sdikit gua revisi. Kalau ada nama lain yg nyempil tandain aja ntar gua revisi lagi.

Dah gitu aja maap buat typo.

Smoga kalian suka.

ZEECO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang