Zeeco pov.
Hembusan angin menerpa wajahku. Suara deburan ombak menjadi alunan yang menenangkan pagi hariku yang cerah. Kini aku berada dipenginapan yang pemandangannya langsung mengarah pada indahnya kenampakan alam pantai. Tempat ini, pantai ini mengingatkanku peristiwa 5 tahun yang lalu dimana hari itu adalah waktu yang kutunggu saat kak Chika menjawab pertanyaan dan permohonanku untuk menjadi sepasang kekasih.
Huhfhh~
Hembusan nafas keluar dari mulutku. Aku merasakan sepasang lengan kini melingkar diperutku. Dia adalah pasangan hidupku sekarang. Dia yang akhirnya aku pilih untuk menemani masa hidupku menjadi lebih bahagia.
"Kamu sedang apa hon?" Dia bertanya dengan suara pelan.
"Hanya berjemur dan menikmati pemandangan indah dipagi hari. Kamu baru bangun?" tanyaku.
"Emm, kamu serius sekali, hanya memandangi pemandangan bukan memandangi badan-badan perempuan sexy di bawah sanakan?" Tanya dia.
"Serius, aku hanya menikmati pemandangan tidak untuk yang lain, lagi pula aku sudah memilikimu. Jadi buat apa aku melihat hal yang tidak-tidak," jawabku. Aku merasakan dia menduselkan kepalanya diceruk leherku. Kuusap tangannya yang masih berada diperutku. "Aku mengingat kejadian dulu, kejadian 5 tahun lalu bersama kak Chika," aku berkata sambil tersenyum sendu.
"Sudah jangan diingat-ingat lupakan saja hal yang tidak menyenangkannya dan kenang hal yang menyenangkan saja."
"Aku tak akan pernah melupakan kejadian itu, kamu tau dia cinta pertamaku bukan?"
"Auh~" Lirihku karena merasakan cubitan kecil diperutku. "Diam, jangan membahasnya," katanya.
"Tapi aku harus, kasihan para reader tak tau kelanjutan kisahku dulu jika aku tak kembali mengingatnya dan menceritakan kepada mereka," jawabku.
"Aish, biarkan saja mereka merasa digantung hon, lagi pula banyak dari mereka yang tak memberi vote sebagai uang parkir karna telah membaca di sini," balasnya kesal. Kutepuk tangannya sedikit keras, tapi hanya main-main.
"Aish kamu ini, sana mandi setelah itu sarapan bersama," kataki. Dia menuruti perkataanku, berjalan dengan gontai menuju kamar mandi.Akan kembali kucritakan kejadian waktu itu sebelum akhirnya aku memilih menikah dengan orang pilihanku sekarang.
Zeeco pov end.
-----------------
Flashback.
"Kak, kenapa nolak aku? jawab aja gapapa aku terima apapun alasannya."
"Ak-aku, aku gamau jadi pacar kamu Zee."
"Kenapa kak?"
"Karna ak-aku aku maunya kamu langsung jadi suami aku." Perkataan Chika membuat Zeeco menatap kosong, bingung dengan apa yang dimaksud Chika. "M-maksudnya kak? aku gapaham coba jelasin.
"Aku mau kamu jadi suami aku Zee, aku gamau kamu jadi pacar aku, aku maunya kita langsung nikah. Besok kita nikah yuk," jelas Chika dengan mata yang terlihat memohon. "N-nikah? b-besok, t-tapi kitakan masih sekolah. K-kita juga belum cukup dewasa. Menikah itu bukan hal yang main-main," kata Zeeco bingung.
"Aku mau kita nikah Zee, aku sudah cukup meyakinkan hatiku dan ini keputusanku. Aku mau kita nikah, urusan sekolah kita bisa sekolah dengan menyembunyikan status pernikahan kita. Kita nikah cuma ngundang saudara terdekat aja. Orang tua aku udah setuju. Aku gamau Zee, kamu nantinya jadi milik orang lain, kamu punyaku Zee. Kamu punyaku," kata Chika dengan serius. Zeeco bingung harus bagimana sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEECO [END]
Teen FictionZeeco adalah murid pindahan yang jatuh hati pada Chika sejak pandangan pertama.