7. Freya

1.8K 147 4
                                    

Suara motor terdengar memasuki area sekolah yang belum begitu ramai. Seperti biasa masih pagi jadilah sepi. Motor itu berhenti di parkiran dengan rapi, tidak acak adul yang nantisnya menyebabkan motor tidak bisa keluar.

"Turun Fre, bisa nggak lepas helmnya?" tanya Zeeco pada Freya. "Bisa Zee," jawab Freya sambil membuka helm yang dia kenakan.

Pagi tadi Zeeco mendapat pesan dari Chika kalau Chika hari ini tak masuk, karena ikut menjenguk neneknya yang sakit jadi Zeeco tak perlu menjemputnya. Setelah menjawab pesan Chika, Zeeco menerima pesan dari Freya yang meminta tumpangan karena hari ini Sollan tak bisa menjemputnya karena dia sudah berjanji menjemput Muthe. Jadilah, Zeeco mengiyakan pesan Freya dan sekarang berakhir berangkat bersama.

Mereka sekarang berjalan beriringan menuju kelasnya dengan lengan Freya yang dikaitkan di lengan Zeeco. Zeeco tak mempermasalahkan hal itu, karena mereka teman, jadi santai aja.

"Zee, kamu udah ngerjain tugas sejarah yang minggu lalu?" tanya Freya sambil mendongak menatap Zeeco.

"Tentu udah, hadeh perasaan rasanya baru kemarin pelajaran sejarah, sekarang udah ketemu lagi sama pelajaran sejarah," keluh Zeeco.

"Bener apalagi Bu Anin galak ga segan-segan ngasih hukuman lagi. Kan aku jadi takut," imbuh Freya sambil mulai menyenderkan kepalanya dilengan Zeeco. Freya sebenarnya bukan orang yang suka bermanja dengan orang lain, bahkan para sahabatnya sekalipun, kecuali keluarganya. Terakhir kali Freya bersifat manja pada Gino dulu. Tapi sekarang sudah jarang, jarang sekali. Dia lebih suka bersikap cuek. Namun, sekarang sifat manja Freya muncul kembali, tapi hanya pada Zeeco. Hanya Pada Zeeco.

Sesampainya dikelas mereka sudah melihat Sollan yang bisa dipastikan sedang mengerjakan tugas sejarah. Pelajaran sejarah adalah pelajaran yang dibenci Sollan setelah matematika.

Sollan Pov

"Pagi Lan," sapa Zeeco sambil berjalan menuju bangkunya lalu meletakkan tasnya.

"Pagi Zee, pagi Fre. Maaf Fre tadi ga bisa jemput," ucapku dengan tatapan yang masih fokus pada tulisan di buku depanku.

"Tak apa, udah ada Zeeco kok," jawab Freya.

"Zee ke kantin yuk," ajak Freya.

"Eh ikut-ikut kurang 1 soal lagi nih," ucapku lalu segera menyelesaikan soal.

"Kalian berdua duluan aja gua mau ke kelas bang Gino dulu, mau ngembaliin buku komik yang kemarin gua pinjam," kata Zeeco.

"Kalau begitu aku ikut kamu aja Zee, ke kantinnya nanti aja bareng kamu," timpal Freya sambil mengaitkan tangannya ketangan Zeeco.

Sejak kapan Freya ngomong pakek 'aku kamu' ke temen? biasanya juga 'gue elu', terus ini ngomongnya lembut banget. batinku terheran-heran.

"Lo gimana Lan, mau ikut kita atau mau langsung ke kantin?"
Tanya Freya padaku. "Ikut kalian aja deh nanti biar barengan ke kantinnya," jawabku.

Sama gue ngomongnya ga selembut tadi terus juga pakai elu bukan kamu. Batinku semakin terheran dengan Freya.

Sepanjang perjalanan menuju kelas bang Gino, atensiku tak lepas dari dua manusia yang berjalan di depanku, Freya dan Zeeco. Mereka berdua berjalan beriringan di depanku dengan Freya yang mengaitkan tanggannya ke lengan Zeeco, sambil bersandar. Aku baru kali ini melihat sisi lain Freya. Biasanya jika bersama orang lain dia yang akan diposisi Zeeco. Tapi sekarang jika dilihat lihat dia seperti kekasih Zeeco. Apa mereka ada hubungan? tapi tak mungkin, jelas aku tau kalau Zeeco menyukai kak Chika.

Akhirnya sekarang kita sudah sampai di kelas bang Gino. Bisa dilihat sekarang bang Gino sedang duduk diatas meja dan sesekali menjahili bang Aran unnie yang sedang mengerjakan tugas.

ZEECO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang