Tap tap tap tap!
BRAKKK!
"KAK CHIKA!"
Semua murid 11C dikejutkan oleh keributan yang dibuat oleh seseorang, yaitu Zeeco Aksara. Zeeco berdiri dengan tangan sebelah kanan yang menempel pada pintu dengan nafas yang tak beraturan.
Saat sampai di dalam kelasnya tadi, Zeeco diberitahu oleh Sollan kalau Chika sudah masuk sekolah lagi dan sekarang dia ada di kelas. Segera Zeeco berlari keluar kelas menuju kelas Chika dengan perasaan senang mengabaikan Sollan yang memanggil-manggil namanya.
Dengan kecepatan lari seperti flash membuat Zeeco susah untuk menghentikan lariannya saat ia berbelok masuk ke dalam kelas 11C. Zeeco berakhir menabrak pintu kelas 11C. Zeeco tak memperdulikan rasa sakitnya ia segera memanggil nama Chika, wanita yang dirindukannya tiga hari belakangan ini."Astaga Zeeco, kamu mengejutkan kami," kata Indah memecah keheningan yang terjadi beberapa detik lalu.
"Hehehe maaf," ucap Zeeco disertai dengan cengiran. Dia berjalan menuju tempat Chika.
"Zeeco kamu kenapa? dikejar hantu?" tanya Feni, tapi tak dihiraukan Zeeco.
Brakk!!
"Aaaaa..."
"Astaga."
"ANJINK."
"Aa mamang bakso."
"Ayam ayam kucing."
Semua murid dikejutkan untuk yang kedua kalinya yang disebabkan adalah Sollan. Tangan kanan Sollan diletakkan dipintu untuk dijadikan tumpuan dengan nafas yang terengah-engah. Dia lelah mengejar Zeeco yang berlari dan sesekali memanggil nama Zeeco.
"SOLLAN!" pekik Indah kesal, sambil mengusap dadanya karena terkejut.
"Maaf," ucap Sollan lalu jalan menghampiri mereka.
"Kalian ini pagi-pagi udah pada lari-larian," kata Chika.
"Gua ngejar Zeeco, capek banget, ga ada yang bawa minum apa? yang bawa minum gua minta dong, haus ini, cepet," pinta Sollan dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Nih gue bawa," ucap Feni.
"Kak Feni minta dong, haus mo mati rasanya."
"Heh! mulutnya ya minta dipukul pakek pantat panci," sela Feni sambil memberikan air minum ke Sollan. Sollan segera mengambilnya lalu meneguk dengan tergesa-gesa.
"Ahh sumpah lega banget," ungkap Sollan setelah meminum habis air itu.
"Gue gamau tau, elu nanti harus ganti air minum gue, gue belum minum udah elu abisin," kata Feni, karena minumannya sudah habis tak tersisa.
"Maaf kak, iya nanti gua ganti."
"Kamu mau apa di sini Lan?" tanya Indah.
"Gua mau ikut Zeeco lah, tadi itu pas gue ngasih tau kalau Kak Chika udah masuk, Zeeco langsung lari, nah pikir gue pasti akan ada drama uwu-uwuannya si Chikzee gitu, gue mau liat," jelas Sollan.
"Kurang kerjaan banget lu, liat mereka uwu-uwuan," celetuk Feni.
"Yee serah gualah."
"Woy!"
"Aaa..." teriak Feni terkejut mendengar suara dan tepukan dari belakangnya. Karena teriakan Feni membuat mereka menutup kedua telinganya masing-masing.
"Astaga kak Feni, jangan teriak-teriak ngapa," kata Freya yang menjadi pelaku.
"Jangan teriak-teriak gimana, kaget gue, elu tiba-tiba dateng gitu," jawab Feni.
"Elah gitu doang," ucap Freya dengan wajah tak bersalah.
"Gue tampol juga lu, kualat lu nganggetin gue."
"Eh, Sollan ngapain di sini?" tanya Freya.
"Lah lu ngapain di sini?" Sollan balik tanya.
"Gue nanya lu, kenapa malah tanya balik."
"Gue di sini ikut Zeeco, mau liat uwu-uwuan."
"Dih kurang kerjaan banget lu."
"Yee serah-serah gue lah."
"Terus Zeeconya mana?" tanya Freya.
"Buta lu mata lu? itu kan Zee-" ucapan Sollan terhenti karna ia tak mendapati Zeeco dan Chika di sini.
"Lhoh mereka kemana? tadi ada dimeja ini kok, sekarang ga ada kemana mereka? "lanjut Sollan.
"Mana gue tau, gue aja baru dateng."
"Mereka kapan keluarnya?" tanya Indah bingung.
"Wah bener-bener ya mereka berdua bisa-bisanya keluar ga bilang-bilang," kata Feni.
Sementara ditaman belakang terdapat dua sejoli yang sedang berduaan. Ternyata itu adalah Zeeco dan Chika. Setelah mereka menghilang dari kelas, mereka memilih pergi ke taman belakang.
"Kak Chika kenapa kemarin ga ada ngirim pesan? sampe-sampe aku ngirim pesan aja ga dibaca," tanya Zeeco sambil cemberut lalu memakan keripik yang sempat dia bawa dari rumah.
"Sorry Zee, kemarin aku sibuk banget bantuin ini itu, terus juga ada acara ngumpul-ngumpul juga," jawab Chika.
"Masa baca pesan aku aja nggak sempet? padahal beberapa kali aku liat kak Chika online," imbuh Zeeco lagi tambah kesal.
"Hehehe sorry Zee."
"Hihihi sirry Zii," ucap Zeeco mengulangi perkataan Chika dengan menye-menye.
"Lagi pula kamu senang kan aku ga ada," celetuk Chika.
"Maksudnya?" tanya Zeeco bingung.
"Huh, siapa tu yang beberapa hari lalu jalan ke mall berdua," sindir Chika, lalu ikut makan keripik milik Zeeco.
"Ha? ngemall? siapa?"
"Halah yang abis itu mosting foto yang caption nya ada kata-kata apalah itu," sindir Chika lagi dengan menekan kalimat mosting foto.
"Oh hahaha, itu," ucap Zeeco canggung. Jelas dia tau apa yang Chika maksud.
"Ih, iti."
"Sorry kak, itu aku bosan karena nungguin pesan dari kak Chika, jadi aku terima aja ajakan Freya," jelas Zeeco.
"Heleh."
"Kak Chika, aku rindu," ungkap Zeeco.
"Jangan rindu, berat, kamu nggak akan kuat, biar Dilan saja," balas Chika.
"Bukannya yang bener, biar aku saja?"
"Ya itu bener, tapi karna aku juga ga bakalan kuat nahan rindu jadi biar Dilan aja," jelas Chika lalu mereka berdua tertawa.
"Kak Chika, nanti pulang bareng yuk, mau nggak?"
"Mau, tapi nanti mampir ke toko buku dulu ya Zee?"
"Siap kak, ke toko buku mau ngapain?"
"Makan sate."
"Ha? makan sate di toko buku?"
"Astaga Zee, namanya juga ke toko buku pasti nyari buku lah."
"Jadi ga makan sate?"
"Nggak Zeeco," jawab Chika geram, dan Zeeco hanya mengangguk-anggukan kepala dengan tampang polosnya.
Kembali gabutz lagi. Ga kerasa bentar lagi masuk skolah🤧ck malass...
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEECO [END]
Teen FictionZeeco adalah murid pindahan yang jatuh hati pada Chika sejak pandangan pertama.