4. Dekat

2.4K 199 11
                                    

5 bulan sudah Zeeco berada di Jakarta sejak kepindahannya, dan 5 bulan sudah Zeeco semakin dekat dengan Chika, bahkan banyak orang mengira mereka berdua adalah sepasang kekasih. Karena memang sedekat itu.

"Hey! kalian berduaan mulu. Udah kayak orang pacaran aja," kata Feni sambil membawa makananya lalu duduk di sebelah Zeeco. Sekarang mereka lagi ada di kantin untuk mengisi perut mereka. Mumpung jam istirahat.

"Emang napa sih ga boleh?" tanya Chika ketus.

"Bukan nggak boleh, lu ngapa sih, pms?" tanya Feni heran, karena melihat raut wajah Chika yang kurang enak dipandang.

"Udah-udah, kak Feni yang lain mana kok sendirian?" tanya Zeeco.

"Masih ada di belakang, aku tinggal tadi gegara udah laper banget," jawab Feni lalu mulai menyantap makanannya.

"Sollan sama Freya dimana?" tanya Feni.

"Mereka masih di kelas, lagi ngerjain tugas dari Bu Gaby. Mereka belum ngerjain jadi, baru ngerjain sekarang," jawab Zeeco.

"Kebiasaan," ucap Feni yang sudah tak heran dengan kelakuan Freya dan Sollan jika mengenai mengerjakan tugas.

"Heloo gaess! Aran yang ganteng, baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong datang!" Kata Aran dengan suara keras saat memasuki kantin hingga mengambil atensi para murid lain. Semua mata tertuju pada Aran dan teman-temannya. Satu kata yang mereka rasakan MALU.

"Bukan temen aku," ucap Indah lalu berjalan mendahului.

"Bukan temen gua juga," ucap Gino menuyusul Indah.

"Aku siapa ya? aku dimana ini? mereka siapa?" kata Muthe sambil memperagakan seolah-olah dia amnesia lalu berjalan menyusul Indah dan Gino.

"Bang Aran kita duluan ya," kata Sollan dan Freya, lalu meninggalkan Aran yang terheran.

"Emang gua salah apa ya kak?" Monolog Aran heran, sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Wihh ada pasangan Chikzee nih di sini," ucap Gino lalu duduk dibangku depan Chika.

"Terus gue ga lu anggep gitu?" tanya Feni dengan dahi mengkerut. Sebab di meja ini mereka bertiga lah yang lebih dulu, tapi yang Gino sebut hanya Zeeco dan Chika.

"Apa sih sayang, aku itu mau ngegoda Zeeco sama Chika," jelas Gino dan dibalas anggukan paham oleh Feni, meskipun dia masih menatap sinis Gino. Duh dipanggil sayang. Batin Feni sambil senyum-senyum sendiri.

"Kalian emang belum puas apa kalau belum ngegoda kita berdua?" tanya Chika kesal.

"Weh kenapa nih rame-rame?" tanya Sollan yang baru bergabung setelah memesan makanan. Kini semua telah berkumpul dimeja yang sama.

"Kalian berdua pacaran ya?" tanya Aran menatap ke arah Zeeco dan Chika secara bergantian sambil memakan keripik tempe.

"Nggak, kita cuma temen. Temen deket," jawab Chika santai. Sedangkan Zeeco merasa sedikit nyeri dihatinya sebab hanya di anggap teman. Pengennya sih lebih dari temen. Batin Zeeco sambil meminum minumannya.

"Zee itu kamu minum apa?" tanya Muthe

"Oh ini? ini tu Larutan Penyegar Cap Badak, asli yang ada badaknya, inget yang ada badaknya," jawab Zeeco dengan gelagat seperti iklan tv.

"Kok sekarang yang penjual yang disebelah pojok kiri sendiri itu makananya macem-macem ya. Banyak bet jajanan dari sabang sampe merauke," heran Aran.

"Ya bagus dong. Warung itu memang kebanyakan makanan dari Indonesia nama warungnya aja Warung Nusantara," sahut Indah.

"Tau darimana Ndah?" tanya Aran.

"Kemarin aku tanya sama yang jualan, dia itu orang Batak, terus dia merantau nyari kerja ke Jakarta dan keterima kerja di sini jadi ibu kantin," jelas Indah.

"Zee anterin ke perpus yuk," pinta Chika dan dibalas anggukan Zeeco.

"Gaes, gue ke perpus dulu ya?" Pamit Chika, kemudian beranjak menjauhi kantin diikuti Zeeco.

"Mereka beneran cuma temenan?" tanya Sollan. Sebab temannya itu sering sekali berduaan dengan Chika. Ya walaupun mereka semua yang ada di sini adalah teman, tapi seperti ada yang beda dengan dua temannya itu.

"Katanya tadi iya, tapi keliatan kayak pacaran ga sih? kemana-mana selalu berdua kayak ga bisa dipisahin," pikir Feni.

"Biarin aja lah, bukan urusan kita juga. Kita liat aja nanti kedepannya, tapi semoga aja mereka ga ada apa-apa, karna Zeeco itu bakalan jadi jodoh gue," kata Muthe dengan kepedeannya sambil menatap mereka satu persatu.

"Njir halu aja lu kerjaannya, Zeeco juga mana mau ama lu," sahut Gino, lalu disusul suara gelak ketawa dari teman-teman yang lain. Wajah Muther berubah menjadi kesal dan melempar bungkus risol ke wajah Gino.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang cemburu dengan kedekaatan Zeeco dan Chika.
Siapakah orang itu? saya pun tak tau.






























Gabutz bener rasanya. Mau nulis tapi lagi buntu ni ide, tapi klo ga nulis gua bingung mo ngapain lagi. Hadehhh...

Dah gitu aja maap buat typo.

Ramerin dong, kmaren katanya pada minta:)

ZEECO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang