Pelajaran di kelas sedang berlangsung. Sedari tadi Zeeco tak sabar menunggu bel istirahat berbunyi. Dia yakin dengan keputusannya semalam. Dia juga sudah bercerita kepada teman-teman yang lain sewaktu sarapan di kantin tadi. Mereka sama-sama dengan senang mendukung keputusan Zeeco. Bahkan kata Feni, jika mereka jadian dia akan mengadakan traktiran makan diCafe, tapi Gino yang bayar.
'Anjing'
Itulah kata-kata mutiara yang keluar dari mulut Gino. Namun, tetap tanpa mereka ketahui hati Freya menjerit sakit saat mengetahui keputusan Zeeco.
Tapi apalah dia?
Dia hanya bisa menutupi rasa sakitnya dengan senyuman cerah yang terbit dari kedua ujung bibirnya. 'Tuhan jika sekarang Zeeco tak menjadi jodohku maka izinkan aku menjadi jodohnya nanti dikehidupan selanjutnya.' Itulah doa Freya disela-sela makannya tadi saat di kantin.
Zeeco masih sesekali melihat jam ditangannya. Memastikan bahwa istirahat sebentar lagi. "10 menit lagi," lirihnya. Dia kembali mencoba fokus ke depan memperhatikan pelajaran. Tapi pikirannya tak bisa diajak kerja sama untuk fokus kepelajaran. Zeeco mulai memikirkan bagaimana kata-kata yang tepat untuk diucapkannya nanti.
"Kak Chika mau nggak jadi pacar ku?"
"Kak Chika, aku suka sama kak Chika."
"Kak Chika pacaran yuk."
"Kak Chika jadi pacarku ya? ga ada penolakan!"
Zeeco masih bergulad dengan pikirannya hingga 10 menit berlalu. Bel istirahat berbunyi. Guru segera keluar kelas disusul oleh murid-murid yang lain. "Zee ke kantin?" tanya Sollan.
"Kagak, gua mau ngomong dulu sama kak Chika," jawab Zeeco.
"Oh yaudah, semangat Zee, semoga berhasil!" Kata Sollan.
"Duluan ya," ucap Zeeco. Dia bergegas keluar kelas.
"Yang sabar Fre," ucap Sollan pada Freya.
"Selow aja, gue gapapa,"jawab Freya sambil tersenyum sendu.
***
Zeeco berjalan menuju kelas Chika. Hatinya mulai berdebar kencang seiring kakinya melangkah. "Eh kak Indah," panggil Zeeco saat mereka tak sengaja berpapasan.
"Ya Zee?"
"Kak Chikanya masih di kelas?" tanya Zeeco.
"Tadi waktu bel dia langsung pergi ke taman belakang," jawab Indah.
"Jadi dia dah duluan ke sana?"
"Iya."
"Oh yaudah kalau gitu, aku juga mau nyusul."
"Iya sana, semoga lancar Zee," goda Indah.
"Hahaha... iya, aku duluan." Kaki Zeeco mulai kembali berjalan menuju taman belakang. Niat hati ingin menjemput pujaan hatinya di kelas, eh ternyata udah duluan.
Yasudah...
Suasana taman belakang sepi.
Karna bisa dikatakan jarang ada yang nongkrong disana.
Entah kenapa itu. Zeeco sudah melihat punggung wanita yang dia rindukan yaitu, Chika yang sekarang sedang duduk di kursi taman. Zeeco menghampiri Chika dengan jantung ya tak bisa tenang.
"Hai," sapa Zeeco lalu duduk di samping Chika."Hai Zee," balas Chika.
"Lama nggak ngobrol ya?," kata Zeeco basa-basi.
"Heheh iya, lagi sibuk maaf ya."
"Nggak papa kok, santai aja....Apa kabar?"tanya Zeeco.
"Baik, kamu?"
"Yah baik juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEECO [END]
Teen FictionZeeco adalah murid pindahan yang jatuh hati pada Chika sejak pandangan pertama.