MD 03

1.6K 105 1
                                    

Kini waktu menunjukkan pukul delapan pagi, James kali ini selesai membersihkan ruangan Net dengan tepat waktu, karena memang hari ini dia berangkat bekerja bersama Nunew, ya Nunew memang memiliki mobil dan mobil itu adalah pemberian dari sugar Daddy nya.

James kini tengah beristirahat karena saat ini sudah tidak ada lagi yang harus dibersihkan, jadi James memutuskan untuk memainkan ponselnya sebentar.
Namun mata James teralihkan kepada notifikasi pesan yang masuk kedalam ponselnya, karena James sangat penasaran dengan isi pesan tersebut dengan cepat James membukanya.

James mengerutkan keningnya bingung, kali ini dia kembali mendapatkan pesan dari seseorang yang tidak di kenali lagi namun dengan nomor yang berada. James semakin bingung karena kali ini seseorang yang mengirimkannya pesan tersebut mengatakan terang terangan agar dia tidak mendekati Net, dan yang James rasakan saat ini adalah bingung, pasalnya dia sama sekali tidak dekat dengan Net, jangankan dekat hanya dibalas saja ucapannya tidak pernah.

James yang kesal karena dituduh mendekati Net dia langsung membalas pesan tersebut, namun James masi mencoba untuk tetap sopan agar kehidupannya tidak terancam, apalagi itu bersangkutan dengan pekerjaannya.

"Dikata gua apaan kali rebut suami orang." Gumam James.

"James lu disuruh ke ruangannya pak Net." Ucap salah satu rekan kerjanya James.

"Ouh iya, thanks infonya." Ucap James kemudian dia beranjak dari duduknya.

Kini James telah berada didepan pintu ruangan Net, dia kali ini benar benar gugup. Padahal sejauh ini dia tidak pernah merasakan gugup sama sekali untuk masuk kedalam ruangan tersebut, namun kali ini James benar benar takut, apalagi dari semalam dia terus mendapatkan pesan teror untuk jauhi Net.

James menghela nafasnya berat kemudian dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk kedalam ruangan tersebut.
James mengetuk pintu ruangan Net sebanyak tiga kali, dan James masuk ketika mendengar Net mengatakan masuk.

James masuk kedalam ruangan tersebut dan berdiri disamping meja kerja Net, namun James melihat Net masi sangat sibuk dengan komputernya dan seperti tidak melihat keberadaannya sama sekali.

"Boro boro mau deketin manusia ini, gua ada didepannya aja kaya goib dimata dia." Batin James.

"Duduk." Ucap Net dingin.

James yang mendengar Net berbicara dengan tiba tiba, dia langsung gelagapan dana langsung duduk dikursi yang berada didepan meja Net.

James melihat Net sudah tidak mengkotak katik komputernya lagi, namun kali ini Net sedang menandatangani beberapa berkas yang berada dimeja nya. Namun beberapa detik kemudian James melihat Net sudah selesai dengan pekerjaannya dan kini Net sedang menatap James dengan tatapan dingin dan juga sangat sulit untuk diartikan.

"Saya panggil kamu kesini karena ada yang mau saya tanyakan." Ucap Net dengan serius.

"Iya pak, silahkan."

"Apa akhir akhir ini ada yang mengganggu kamu?." Tanya Net.

"Maksudnya?." Tanya James balik, James merasa bingung dengan pertanyaan yang Net berikan, namun detik berikutnya James peka dengan pertanyaan Net.

"Ouh, begini pak. Bukan maksud saya gimana gimana ya, tapi dari semalam sampai saat ini, saya terus mendapatkan pesan teror dari seseorang terus." Jelas James.

"Isinya?." Tanya Net dingin.

"Ini pak." Ucap James seray memberikan ponselnya kepada Net.

Net melihat isi pesan tersebut dan kemudian net mengeraskan rahangnya. James bisa melihat jika Net sangat marah, karena wajah Net kini berubah menjadi merah dengan urat urat yang berada di lehernya sangat terlihat dengan jelas.

"Blokir saja langsung, biar saya urus selebihnya."

"Bapak kenal sama yang mengirimkan saya pesan?." Tanya James penasaran.

"Dia anak saya dan juga adik ipar saya." Jelas Net

James menganggukkan kepalanya ketika Net mengatakan siapa yang mengirimkannya pesan, naun detik berikutnya James terkejut.

"HAH!." Teriak James kaget.

"Lho, kok mereka bisa tahu nomor saya?." Tanya James bingung.

"Bukan hal yang sulit bagi mereka untuk mendapatkan nomor seseorang." Jelas Net dingin.

"Tapi pak, mereka mengatakan jika saya harus menjauhi bapak, sedangkan saya aja ga deket sama sekali sama bapak." Jelas James.

Net tidak menjawab apapun, dia hanya kembali terfokus kepada layar komputernya dan kembali berkutat dengan keyboard nya. James yang melihat Net kembali fokus kepada komputer tanpa menjawab ucapannya dan hal itu membuat James kesal.

"Pak, jawab dulu dong. Kenapa mereka menyimpulkan kalo saya itu dekat sama bapak, padahal saya cuma office boy, dan ga deket sama sekali sama bapak. Terus kenapa anak dan adik ipar bapa bilang saya harus jauhin bapak?."

James terus berbicara tanpa memperdulikan Net akan marah atau tidak, yang intinya sekarang ini dia hanyalah ingin sebuah jawaban, mengapa anak dan adik iparnya mengatakan hal yang tidak benar kepadanya.

"Pak, jawab dulu dong." Ucap James memelas.

"Saya ada rapat, kamu sudah boleh pergi." Ucap Net dingin.

"Tapi pak."

"Nanti saya chat kamu, sekarang silahkan keluar."

James mendengus kemudian pergi dari ruangan tersebut dengan menghentak hentakan kakinya dengan kesal, pasalnya dia tidak mendapatkan jawaban dari Net.
Setelah Net melihat James sudah keluar dari ruangannya Net tersenyum simpul.

"Lucu." Gumam Net seraya tersenyum.

MAS DUDA [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang