MD 33

940 55 3
                                    

MD 33

Kini waktu menunjukkan pukul delapan pagi, kini Net dan James tengah berada didalam mobil menuju kerumah orang tua Net.

James berusaha untuk tetap tenang dan agar tidak terlihat sedang gusar oleh Net, "Jangan sampai Net tahu kalau gua takut mau dibawa kerumah orang tua nya." Batin James.

"Sayang mau mampir dulu gak?." Tanya Net.

"Nggak deh, aku lagi gak pengen apa apa juga." Jawab James kemudian diangguki oleh Net.

Sekitar hampir tiga puluh menit akhirnya mereka telah tiba dikediaman kedua orang tua Net. James berjalan masuk mengikuti Net, dia tidak berani jika harus berjauhan dari Net karena dia takut jika mama mertuanya akan menyakitinya lagi seperti beberapa waktu lalu.

"Kamu tunggu disini sebentar ya, aku cari mamah dulu." Ucap Net dan diangguki oleh James.

Setelah Net telah menghilang dari pandangannya, James mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga, mata James terus mengitari seluruh ruangan untuk mengurangi rasa cemasnya.

Tak lama menunggu, James melihat Net kini berjalan menghampirinya dengan kedua orang tuanya dan juga adiknya yang berjalan dibelakangnya.

James Demak canggung ketika melihat semuanya telah duduk dihadapannya, James melirik kearah Net yang berada disampingnya kemudian berbisik, "Canggung banget sayang." Bisik James.

"Gak apa apa, santai saja." Ucap Net.

"Ada perlu apa Net kemari?." Tanya papanya.

"Gak ada apa apa pa, cuma pengen nengokin kalian saja. Sudah lama juga kan gak ketemu kalian." Jawab Net.

"Iya, kan setelah menikah kamu jadi lupa keluarga gara gara satu manusia gak tahu diri." Ketus mamanya seraya menatap tajam kearah James.

"Ma!." Tegur Rasya.

"Jangan dimasukin ke hati ya James, mamah lagi dapet soalnya, hehe." Ucap papanya canggung.

"Oh iya pa, gak apa apa kok." Jawab James yang tak kalah canggung.

"Kok Yim gak ikut kak?." Tanya Rafa yang berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh, Yim lagi ada les." Jawab Net dan diangguki oleh Rafa.

"Net kamu kapan punya anak lagi?." Tanya papanya.

"Anak lu gay kalau lu lupa." Ketus mamanya.

"MA!." Bentak Net.

Net melirik kearah James yang menundukkan kepalanya, dia tahu pasti James merasa tidak nyaman dan tertekan karena pertanyaan papanya dan ditambah dengan ucapan mamahnya.

Net menggenggam tangan James berusaha untuk menguatkan James, Net juga merapatkan jarak duduknya dengan James agar bisa memelik pinggang James.

"Maafkan pertanyaan papa yang tidak masuk akal, tetapi maksud papa adalah apakah kalian tidak ada niatan untuk mengadopsinya anak." Jelas papanya.

"Dan papa minta maaf ya James dan Net juga, maaf karena ucapan mamah yang mungkin kurang mengenakan bagi kalian." Lanjut papanya.

"Iya pa, gak apa apa." Jawab James seraya tersenyum.

"Mamah bisa gak sih sekali saja gak berkata kasar kepada James." Ucap Net.

"Ngapain lembut lembut ke orang yang gak tahu diri." Ketus mamanya.

Belum sempat Net menjawab, papanya jauh lebih dulu memotongnya, "Sudah Net kamu bawa James ke kamar kamu." Titah papanya dan disangguko oleh Net.

Sepeninggalan Net dan James, papanya dan juga Rafa memandang mamahnya dengan tatapan lelah, mereka sangat lelah dengan sikap mamahnya yang semakin hari semakin brutal.

"Mamah bisa gak sih hargai kak James, hargai perasaannya mah, mamah itu sudah keterlaluan banget." Tegur Rafa.

"Kamu itu cuma bocah kemarin, gak akan mengerti!." Ucap mamanya dengan tegas.

"Mah, mau sampai kapan kamu seperti ini sih. Lama lama papa capek juga dengan mamah yang seperti ini." Keluh papanya kemudian pergi meninggalkannya dengan Rafa.

Rafa menatap mamanya dengan tatapan kecewa kemudian dia meninggalkan mamanya sendirian di ruang keluarga.

"Lihat saja James, akan kuhabisi kau." Batin mamahnya.

Hari sudah berganti dan saat ini James tengah mencuci piring bekas sarapan mereka. Semalam James dan Net memutuskan untuk menginap beberapa hari dirumah mamahnya, awalnya James menolak karena dia takut jika mamah mertuanya akan bertindak mengerikan lagi, tetapi Net terus meyakinkan James jika mamahnya tidak akan melakukan hal seperti itu lagi, jadi mau tak mau James mengikuti keinginan Net untuk menginap beberapa hari.

James tengah fokus mencuci piring kemudian dia merasa ada seseorang yang berjalan mendekat kearahnya, James dengan cepat langsung berbalik dan melihat siapa yang menghampirinya.

James menghela napasnya lega ketika melihat Rafa lah yang menghampirinya, "Bikin kaget saja." Ucap James kepada Rafa.

"Maaf kak." Ucap Rafa.

"Kamu gak sekolah?." Tanya James seraya melanjutkan mencuci piring.

"Aku izin, soalnya aku agak gak enak badan." Jawab Rafa dan diangguki oleh James.

"Kak James." Panggil Rafa.

"Hm?." Jawab James seraya menatap Rafa.

"Hati hati ya sama mamah, aku juga merasa kok kalau mamah akhir akhir ini tidak beres." Bisik Rafa.

James menegang ketika mendengar ucapan dari Rafa, dia semakin takut jika mamahnya akan kembali berulah.

"Pokonya kalaupun mamah apa apain kakak, aku minta tolong langsung ngadu ke kak Net ya." Ucap Rafa kemudian meninggalkan James sendirian didapur.

"Anjir, tu anak kenapa malah bikin gua semakin takut sama mertua gua sendiri sih." Batin James.

Kini waktu menujukan pukul dua siang, James tengah berbaring diruang keluarga seraya menonton film, tetapi tiba tiba fokus James teralihkan kepada mamahnya yang duduk disampingnya.

"Nih minum, pasti haus kan." Ucap mamahnya seraya menyodorkan segelas jus kepada James.

James menerima gelas tersebut, "Terimakasih mah." Ucap James.

"Diminum sampai habis ya, bagus untuk kesehatan." Ucapnya dan diangguki oleh James.

"Anjing, gua gak boleh percaya begitu saja. Ini minuman pasti sudah dipakaikan sesuatu." Batin James curiga.

"James ke kamar dulu ya mah, mau ambil ponsel dulu soalnya mau chat Yim buat pulang kesini." Ucap James.

"Dihabisin dulu minumannya." Ucap mamahnya.

"Iya mah pasti, James minum di kamar saja ya." Ucap James kemudian langsung pergi masuk kedalam kamar.

Setibanya di kamar James langsung menguci pintunya, "Anjing, gua kudu kasi jus ini kesiapa ya untuk memastikan." Ucap James pelan.

James mengedarkan pandangannya, kemudian matanya tertuju kepada kucing liar yang berada dijendela kamar Net dan dengan cepat James membuka jendela kamarnya kemudian menarik kucing tersebut agar meminum jusnya.

Sekitar lima menit James menunggu reaksi, seperti yang James tebak, kucing tersebut langsung memuntahkan isi perutnya, dan James melihat kucing tersebut seperti mabuk keracunan. James dengan cepat langsung mengeluarkan kucing tersebut.

Dengan cepat James membuka ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Net. Setelah bertukar pesan dengan Net dan Net mengatakan dia akan segera pulang untuk menjemput James dan membawanya pergi dari rumah kedua orang tuanya itu.

Jantung James masih berdegup kencang, dia benar benar bersyukur bisa pergi dari hadapan mamah mertuanya, jika tidak dia akan mati keracunan.

"Benar benar mertua iblis, bisa bisanya dia mau meracuni gua." Batin James.


LINK POV/ROOM CHAT THOR TARO DI KOMENTAR YA, JNGN LUPA DIBACAAA DAN DI LIKE BIAR THOR SEMNGT UPDATE.

MAS DUDA [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang