"Tadi itu menyenangkan sekali, aku tidak akan melupakan momen indah tadi. Terima kasih, Amora karena telah membawaku pada momen spesial tadi." oceh Emina sepanjang perjalanan ke dapur.
Mereka ingin ke dapur untuk membuat coklat panas dan memakan beberapa kukis coklat untuk menghangatkan badan.
"Sama-sama, kita bisa melakukannya lain kali. Jangan berpikir yang tadi adalah yang pertama dan yang terakhir untukmu, selagi aku masih ada aku akan membawamu untuk momen-momen indah lainnya." ucap Amora seperti seorang ibu, ia mencubit pelan hidung gadis itu.
Tom yang sedari tadi hanya menyimak, merasakan perasaan hangat dihatinya. Sungguh bukan hanya Emina yang baru merasakan momen tadi, pemuda itu juga baru merasakannya. Diam-diam ia beruntung memiliki seorang Amora Lovegood di hidupnya. Ia jadi ingin memiliki gadis itu seutuhnya.
Sesampainya mereka di dapur terlihat para peri rumah tengah sibuk untuk mempersiapkan makan siang beberapa jam lagi. Amora baru teringat bahwa ia dan Emina belum sarapan pagi saking semangatnya.
"Astaga, Emi. Aku lupa, seharusnya aku mengajakmu sarapan dulu tadi." ucap Amora sambil menepuk dahinya pelan.
"Tidak apa, Amor. Aku tadi sebelum pergi sudah makan beberapa biskuit dikamar kok." gadis itu menyengir menampakkan giginya yang rapih.
"Berarti kau yang belum sarapan, sayang. Perhatikanlah dirimu sebelum memperhatikan orang lain." ucap Tom datar.
"Iya, baiklah aku akan makan." Amora segera meminta sesuatu semacam roti dengan sup jamur pada salah satu peri rumah dan beberapa kukis coklat. Sementara dia akan membuat coklat panas untuk mereka bertiga sendiri, katanya harus dengan cinta bila membuat coklat panas.
Semua yang ia minta tadi sudah dibawakan oleh peri rumah dan ia pun sudah selesai membuat tiga coklat panas, ia pun membawanya kemeja yang ada di dapur.
Sesampainya dimeja, Amora bingung melihat kedua orang itu, Tom dan Emina yang saling diam tidak ada yang membuka obrolan.
"Ini kukis dan coklat panasnya. Habiskan, kalian akan merasa lebih releks" ucapan dari Amora mengalihkan attensi keduanya.
"Ada apa? tadi saja kalian terlihat akrab, sekarang kenapa malah jadi canggung begini?" Amora berusaha menahan tawanya saat Tom menatap sebal kearahnya.
"Dia tadi menanyai nama belakangku, tapi setelah kuberitahu ia malah bilang bahwa nama belakangku jelek." kesal Emina menatap tajam kearah Tom yang dibalas tatapan dingin oleh pemuda itu.
"Kalian ini, sudah-sudah minum dulu coklatnya agar pikiran kita tenang." kekeh Amora.
Emina mengdengus lalu mengambil kasar coklat panasnya hingga coklatnya tumpah mengenai tangannya.
"Awwss!" jeritnya tertahan merasakan betapa panasnya coklat itu mengenai tangannya.
"Pelan-pelan, itu masih panas." ucap Amora memperingati. Emina kembali mendengus lalu mengangguk dan dnegan pelan-pelan ia meniup coklatnya.
"Kenapa kau tidak bilang dia Mudblood?" bisik Tom pada Amora yang langsung memberinya tatajam tajam.
Dengan segera Amora mencubit lengan pemuda itu membuatnya mengaduh pelan dan menatapnya tak percaya dan kesal.
"Kau ini, sudah kubilang tidak boleh mneyebutkan kata terlarang itu." desis Amora membuat Tom memutar bola matanya malas.
"Baiklah, kenapa kau tidak memberitahuku kalau dia seorang Muggleborn?" tanyanya lagi.
"Memangnya harus? tadi juga kau sepertinya tidak masalah." balas Amora
"Aku mendengarnya." ucap Emina masih meniup coklatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVERYTHING 《LovegoodxRiddle》
Fanfic[Slowupdate] Tom Riddle lahir karena ramuan cinta, itu menyebabkan ia tidak memiliki hati dan tidak akan pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Namun siapa sangka ia bisa merasakan cinta itu, saat gadis aneh berambut pirang mendatanginya di mala...